Sekitar tahun 2000-an akhir atau 2010-an, saya lupa lebih tepatnya kapan. Banyak orang yang sudah memiliki handphone sebagai kebutuhan, tidak terkecuali kakak saya. Kakak saya memiliki smartphone besutan Samsung yang touch screen.
Tidak mau kalah, saya juga merengek ingin memiliki HP canggih. Bermodalkan uang tabungan dengan tambahan dari orang tua, saya dan kakak berangkat ke counter HP di kota.
Saat itu, pengguna warnet masih membludak. Sehingga saya tidak begitu mengikuti perkembangan teknologi termasuk smartphone, tentunya karena keterbatasan sumberdaya internet.
Bermodalkan nekat saja, saya menginvestasikan uang untuk membeli HP. Saya menengok etalase dengan berbagai merek HP yang tersusun rapi. Pandangan saya tertuju pada sebuah smartphone layar sentuh milik perusahaan asal Finlandia, yaitu Nokia.
Saya tidak menyangka bahwa Nokia juga ikut-ikutan meluncurkan ponsel pintar. Yang saya tahu, Nokia hanya mempunyai handphone dengan tombol keypad yang sudah tidak diragukan lagi daya awetnya.
Saya yang tidak tahu spesifikasi smartphone yang baik itu seperti apa. Sudah yakin betul untuk membeli sebuah smartphone Nokia 5800 XpressMusic. Yang ada di benak saya, HP itu bagus, sudah itu saja.
Pelayan counter menjelaskan ini itu terkait smartphone Nokia 5800 XpressMusic. Bahkan ia juga menawarkan beberapa merek HP yang lain. Tapi saya kekeuh untuk mengambil Nokia 5800 XpressMusic.
Kakak saya jelas saja tidak setuju dengan pilihan saya, ia menyarankan lebih baik memilih Samsung. Tetapi apa boleh buat, kalau saya sudah sreg. Dengan bermodalkan uang sekitar 1,5 juta, saya sudah bisa mengantongi Nokia 5800 XpressMusic.
Saya ingat betul, sesampainya di rumah, saya baru sadar bahwa Nokia 5800 XpressMusic memiliki desain yang tidak bagus-bagus amat. Iya, HP ini sangat tebal namun sangat cocok bagi orang-orang yang mendambakan genggaman mantap. Saat mulai menggeser layar, saya membutuhkan tenaga dan penekanan ekstra. Smartphone ini saya rasa memiliki sensitivitas yang rendah.
Dengan memberikan label ‘XpressMusic’, saya akui bahwa suara yang dihasilkan oleh speaker-nya cukup nampol. Cocok lah untuk orang-orang yang suka jedag-jedug mendengarkan lagu. Karena ponsel ini memiliki dua speaker di sisi kiri. Suara yang dihasilkan ponsel ini paling kuat diantara Nokia XpressMusic seri lainnya.
Katanya, ponsel ini juga cocok digunakan untuk bermain game karena memiliki sensor gerakan (motion sensor) dan auto rotate.
Menjadi salah satu ponsel yang memiliki kemampuan layar sentuh, Nokia 5800 XpressMusic sudah include dengan stylus pen. Sehingga mempermudah pengguna untuk menggunakan layar. Karena ponsel ini juga bisa digunakan untuk corat-coret alias menggambar. Selain itu, ponsel ini dilengkapi kamera depan 3.2 megapiksel sebagai inisiator budaya selfie.
Sayangnya, karena masih menanamkan sistem operasi Symbian S60 versi 5, ponsel ini masih kalah jauh dengan kemampuan Android. Dengan mengesampingkan alasan di balik Nokia yang menolak bekerja sama dengan Android. Nokia 5800 XpressMusic masih layak menjadi incaran bagi penikmat ponsel jadul berkualitas.
Ponsel ini tidak bertahan lama di tangan saya, karena selang setahun kemudian, baterai mulai menggelembung. Alhasil saya harus membeli baterai baru. Namun mungkin karena sial, saya malah membeli baterai KW, sama saja ponsel saya ini tidak bisa hidup kembali. Belum lagi penggunaan charger yang hanya sesuai dengan model HP Nokia. Sehingga menyulitkan saya jika memiliki charger yang rusak, karena jarang ditemui di toko.
Dengan berbagai permasalahan yang dimiliki HP yang dikatakan canggih ini. Jujur saja saya kecewa karena harapan saya sangat besar kepada daya tahan Nokia 5800 XpressMusic. Kalau disuruh memilih, saya lebih suka handphone Nokia 2323 Classic. Alhasil Nokia 5800 XpressMusic saya harus beristirahat di dalam lemari dan tergantikan oleh Samsung.
Baca Juga
-
Bekerja sebagai Quality Control, Harus Mengenal Training GMP dan HACCP
-
Bukan Hanya Soal Kedewasaan, 5 Alasan Sebaiknya Jangan Sering Update Status
-
Hidup Semakin Hemat, 5 Peralatan yang Wajib Dimiliki Anak Kos
-
Sebelum Kuliah, Ketahui 4 Jenis Tugas yang Biasa Dikerjakan Mahasiswa
-
5 Buku yang Wajib Kamu Baca Ketika Memasuki Fase Quarter Life Crisis
Artikel Terkait
-
Xiaomi 15 Lolos Sertifikasi, Siap Debut di Pasar Global
-
iQOO 13 Segera Hadir ke Indonesia: Andalkan Snapdragon 8 Elite dan Halo Light
-
Harga Nubia Z70 Ultra Mulai Rp 10 Juta, Usung RAM 24 GB dan Kamera Bawah Layar
-
Catat Tanggal Peluncuran Huawei Mate X6 Ini
-
Vivo X200 Resmi Rilis di Pasar Global, Harga Lebih Mahal?
Kolom
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua