Drama Korea. Banyak remaja masa kini rela terus berlangganan netflix demi update episode baru drama on-going yang sedang mereka tonton. Di zaman sekarang, drama korea tidak lagi hanya digemari oleh perempuan, namun juga para lelaki. Ya, memang mulai dari pemain, latar cerita, alur film, dan musik pada drama korea seperti narkoba yang dapat membuat candu setiap penontonya. Begitu pula diriku.
Aku mulai menyukai drama korea sejak SD ketika melihat serial drama “Full House”. Semenjak saat itu, aku selalu mengikuti perkembangan drama korea dari waktu ke waktu hingga saat ini. Biasanya, aku menonton drama korea ketika waktu luang atau ketika rilis drama baru yang sesuai dengan genre kesukaanku.
Hidup sebagai remaja, tentu aku pernah merasakan jatuh cinta hingga menjalin hubungan “spesial” dengan laki-laki. Walaupun gemar dengan drama korea, namun itu tidak membuatku halu hingga menginginkan pasangan seperti oppa atau ahjussi di dalam drama.
Sebagaimana hubungan percintaan, baik itu di dunia nyata maupun di dalam drama, pasti melalui masa-masa pahit, seperti konflik atau putus. Hal seperti itulah yang terjadi padaku.
Mungkin beberapa orang menyebut hubungan percintaan anak remaja dengan sebutan “cinta monyet”. Walaupun cinta monyet, rasanya ketika putus tetap saja menyakitkan. Aku sebagai wanita yang mengedepankan perasaan dibandingkan logika tidak pernah merasa “biasa saja” saat menyudahi hubungan dengan siapapun. Hal itulah yang membuat diriku selalu drop dan tidak bersemangat ketika patah hati. Namun patah hatiku tidak pernah berlangsung lama karena adanya drama korea.
Drama korea benar-benar menolongku ketika aku merasa patah hati. Alih-alih menghabiskan air mataku semalaman atau tidak mengisi perutku seharian, aku memilih menikmati visual oppa dan ahjussi Korea. Tidak hanya mabuk visual, menonton drama korea juga membawaku pada quality time bersama Ibu dan Adik perempuanku yang juga sama-sama penggemar drama korea.
Kemasan alur cerita yang menarik dari drama korea sering memecahkan gelak tawa kita sekeluarga. Terkadang, di dalam drama juga memberiku pengetahuan bidang tertentu, seperti istilah-istilah kedokteran (Drama Hospital Playlist), aturan dan prinsip hukum (Drama Law School, Suspicious Partner), teknik bermusik dan bernyanyi (Drama Dream High), dan lain sebagainya. Terima kasih para writer-nim drama korea yang sangat kreatif menyajikan kisah-kisah drama. Sampai saat ini, drama korea selalu menjadi obat penawarku dalam mengatasi rasa galau dan patah hatiku.
Baca Juga
Artikel Terkait
Kolom
-
Representasi Perempuan di Layar Kaca: Antara Stereotip dan Realitas
-
Buku Anak Jadi Solusi Segar ketika Reading Slump Menyerang
-
Pemain Sepak Bola Nyambi Jadi Abdi Negara, Bukti Persepakbolaan Indonesia Belum Menjanjikan?
-
Ojek Online: Mesin Uang Platform, Beban Ganda Mitra dan Konsumen
-
Book-Bosomed: Membawa Buku ke Mana-Mana Bukan soal Pamer
Terkini
-
Tayang 2027, Vin Diesel Ingin Paul Walker 'Muncul' di Fast and Furious 11
-
Momen Langka, Liga Indonesia All Star Diminta All Out Lawan Oxford United
-
Infinix Hot 60i Resmi Rilis, HP Rp 1 Jutaan Bawa Memori Lega dan Chipset Helio G81 Ultimate
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23