Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 76 kita perlu menghayati betul apa arti kata merdeka. Merdeka bukan semata tentang kebebasan dari penjajah melainkan juga kebebasan dari mental illness. Mental illness atau yang disebut gangguan kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang yang mengalami perubahan emosi, suasana hati, pemikiran, perilaku atau kombinasi dari semuanya.
Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai menyebabkan hampir semua orang dari berbagai kalangan umur terpaksa menjalani kebiasaan baru yang berbeda dari sebelumnya. Kebiasaan itu sering menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang berpotensi menurunkan kesehatan mental seseorang. Mulai dari karyawan yang di PHK, pengusaha yang gulung tikar dan para siswa yang tidak bisa datang ke sekolah serta harus menyesuaikan diri belajar secara online. Ekonomi yang semakin merosot dan kabar duka kehilangan seseorang yang dikasihi semakin mengguncang kesehatan mental.
Kesehatan mental termasuk aspek penting yang tidak bisa kita anggap remeh begitu saja. Mulailah dari hal kecil namun dapat berdampak besar. Pertama kita perlu menjadi pahlawan versi terhebat bagi diri sendiri. Pahlawan yang bisa memerdekakan kita dari rasa cemas, takut dan pikiran-pikiran negatif. Pahlawan yang terus melangkah walaupun kaki terikat dan selalu berusaha menemukan pintu keluar dari ruangan yang menyesakkan.
Diriku adalah pahlawan untuk diriku sendiri. Tentunya tidak mudah dapat bertahan sampai saat ini, disaat hati dan fisik yang selalu memilih untuk menyerah. Tidak tahu sudah berapa banyak air mata yang jatuh dan tenaga yang terbuang untuk bisa menang di medan perang melawan diri sendiri. Merintih kesakitan dan berjalan tanpa arah tujuan demi menghindari tuntutan duniawi yang meminta kata sempurna.
Self care dan self love adalah bentuk apresiasi pada pahlawan hebat bemental baja. Apresiasi yang diberikan dapat menumbuhkan rasa menghargai dan menyayangi diri sendiri. Pahlawan seperti kita terlalu berharga untuk dilabeli sebuah nilai. Pahlawan hebat tentunya memiliki versi masing-masing. Kita tidak perlu untuk mengubah diri agar menjadi sama dengan orang lain. Tidak perlu berlari sampai terpontang-panting demi mengalahkan orang lain. Hidup ini harus dinimakti karena hidup bukan area perlombaan.
Kita perlu bangga karena bisa melewati semua masa lalu dan bisa berdamai dengan keadaan. Berterima kasih kepada pahlawan yang terus bertahan sampai dititik ini. Pahlawan yang menang berperang dengan semua rasa takut dalam hati dan pikiran diri sendiri. Aku, kamu dan kita semua adalah pahlawan hebat bermental baja.
Baca Juga
Kolom
-
Bukan Cuma Guru Honorer, Freelancer Nyatanya Juga Tak Kalah Ngenes
-
Hari Guru Nasional 2025: Hukuman Fisik di Sekolah Disorot, Publik Sentil Pendidikan Etika
-
Refleksi Hari Guru: Euforia Perayaan, Beban Tugas, hingga Polemik Hukuman
-
Ironi Baru Sinema: Bioskop Kian Sepi di Tengah Ramainya Platform Streaming
-
Solo Activity Bukan Tanda Kesepian, tetapi Bentuk Kemandirian Emosional
Terkini
-
Stop Pusing Pilih Burung! 8 Pilihan Burung Peliharaan Low-Maintenance Terbaik untuk Pemula Sibuk
-
Hanya Berikan Beban Medali Perak di SEA Games 2025, Aroma Erick Thohir Mulai Cari Aman?
-
Penunjukan Nova Arianto, Timnas Indonesia U-20 dan Bukti Konkret Perpecahan di Tubuh PSSI
-
Macaulay Culkin Bahas Soal Film Home Alone Terbaru, Ini Ide Versinya
-
Wajib Tonton: 7 Film Adaptasi Kisah Nyata dengan Cerita Penuh Makna