Di zaman serba digital, para seniman, budayawan hingga kreator seni dan pertunjukan kini seolah punya panggung pertunjukan baru yang lebih greget. Yakni platform media sosial berbasis video upload seperti halnya YouTube atau TikTok. Melalui sentuhan digital, kini pertunjukan dan karya seni bisa ditampilkan di YouTube dan kanal lainnya, baik secara live atau siaran ulang. Tentunya jika digarap dengan baik tentu akan menguntungkan geliat seniman, kreator, dan budayawan, mengingat YouTube memiliki jangkauan penonton yang mendunia.
Platform di media sosial yang kini terus membesar seperti YouTube, Facebook live, dan platform live streaming lainnya kini memiliki potensi besar untuk menampilkan karya orisinal bagi seorang seniman dan budayawan. Jika dikelola dengan baik, tentu akan membawa produktifitas dan membawa manfaat ekonomi bagi pelaku seni.
Sekaligus bisa memasarkan, dan mempromosikan budaya daerah, kreasi, hingga karya cipta yang layak untuk dijual. Namun tentunya, di platform media sosial ini, pelaku seni diharuskan untuk bisa mengemasnya dengan kreatif. Serta memiliki nilai yang layak untuk dicari oleh masyarakat.
Kehadiran platform layaknya YouTube, TikTok atau Instagram dan sejenisnya, memungkinkan seorang seniman, budayawan atau kreator, memiliki chanel sendiri, hingga membuat jadwal pertunjukan untuk menggaet penontonnya. Dengan demikian, ini menguntungkan bagi seniman dan kreator lainnya untuk bisa menjual, mempromosikan, hingga memperkenalkan cipta karyanya dengan lebih meluas di jaringan YouTube atau TikTok.
Tak hanya sebuah panggung baru bagi dunia seni, karya, dan kreasi saja, namun bisa dilebur dengan dunia pengetahuan serta motivasi. Di belakang sebuah konten YouTube yang berkualitas, sebenarnya terdapat kandungan nilai lebih atau keotentikan, keunikan, dan sebuah artistic hebat yang harusnya terus dikejar oleh konten kreator serta seniman lainnya.
Oleh sebab itu, wajib hukumnya bagi seorang konten kreator layaknya YouTuber atau TikTok untuk mencari, mengemas, dan mengejar nilai atau value dalam kontennya. Seperti layaknya nilai edukasi, nilai motivasi, nilai inspirasi, pengetahuan dan esensi seni didalamnya.
Terdapat banyak sekali bentuk seni menampilkan kesenian dan budaya daerah, seperti halnya tari Merak yang memiliki nilai tersendiri. Sebenarnya, penonton sama sekali tidak tertarik dengan siapa penari di belakangnya, berapa orang yang menari, di mana tarian itu digelar. Namun yang justru diminati adalah aura semangat yang kental di balik tarian Merak. Nilai lebih ini bisa datang dari kualitas ide dan kreatifitas seorang konten kreator dengan menyelipkan pesan edukasi, inspirasi, semangat hingga motivasi dalam konten buatannya.
Inilah yang diharapkan pada perkembangan dunia digital saat ini, yakni memacu dan berlomba untuk menawarkan nilai lebih dan kualitas unik tertentu pada sentuhan karyanya masing-masing. Sementara di sisi pasar, masih banyak tersedia lahan atau ruang bagi mereka yang memiliki kualitas yang dirindukan oleh para penikmat seni macam ini.
Baca Juga
Artikel Terkait
Kolom
-
Semangat Bela Negara di Zaman Digital: dari Ide Jadi Aksi Kreatif
-
Perempuan Karier, Nafkah, dan Perceraian: Saat Harapan Tak Lagi Seimbang
-
Fenomena Perselingkuhan Micro Cheating: Gejala Mental Bukan Sekadar Moral
-
Dana Masyarakat: Antara Transparansi Pemerintah dan Tanggung Jawab Warga
-
Kamu Mau Menyerah? Coba Lihat Lagi, Bukankah Kamu Sudah Sejauh Ini?
Terkini
-
5 Inspirasi Urban Street Style Outfit ala Hyunjin Stray Kids, Edgy Abis!
-
Akhirnya Terungkap! One Piece Live-Action Season 2 akan Rilis 10 Maret 2026
-
Katy Perry & Trudeau: Pop Queen dan Politisi, Beda 12 Tahun Tak Masalah
-
4 Sunscreen Korea Mengandung Niacinamide, Bikin Wajah Glowing Seharian
-
Chat Makin Seru dan Gaul, Cara Bikin Stiker WhatsApp Bergerak dari Video