Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam. Dengan tanah yang subur, Indonesia dijuluki sebagai Negara Agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencahariaan sebagai petani. Untuk itu sektor pertanian menjadi sektor penting bagi perekonomian bangsa. Sektor pertanian ini merupakan sektor yang sangat diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional.
Pertanian merupakan salah satu sektor unggulan yang berkontribusi besar dalam perkembangan ekonomi nasional. Menurut data BPS, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDB ADHB) telah mencapai 13,7% (termasuk sektor perikanan dan kehutanan) pada tahun 2020. Kondisi ini menjadikan pertanian mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan wilayah agar dapat meningkatkan perekonomian daerah maupun nasional.
Pembangunan wilayah pada dasarnya merupakan kemampuan wilayah tersebut dalam melakukan pembangunan secara fisik, sosial, serta ekonomi. Untuk itu, mengetahui keunggulan komparatif wilayah diperlukan agar alokasi sumber daya dapat terdistribusi dengan tepat guna untuk mendukung pembangunan ekonomi wilayah.
Pertanian Sumatera Barat
Sektor pertanian Provinsi Sumatera Barat memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Barat. Menurut data BPS, kontribusi tersebut mencapai sekitar 22,38% (termasuk sektor perikanan dan kehutanan) dengan menggunakan pendekatan ADHB pada tahun 2020.
Kontribusi sektor pertanian Provinsi Sumatera Barat khususnya sub sektor tanaman pangan merupakan kontribusi terbesar dengan mencapai 6,38% pada tahun 2020. Sub sektor tanaman pangan ini mencakup komoditas padi dan palawija (jagung, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, ubi jalar, dan ubi kayu).
Total Produksi tanaman pangan di Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan khususnya pada tahun 2020 yang disebabkan oleh pandemi covid-19, namun laju pertumbuhan pada PDRB Provinsi Sumatera Barat masih bernilai positif. Hingga saat ini pemerintah daerah masih berfokus pada pembangunan pertanian dengan mengembangkan komoditas unggulan secara komparatif dan kompetitif untuk menjaga peningkatan produksi tiap komoditas.
Komoditas Unggulan Sumatera Barat
Untuk melihat komoditas unggulan pada tanaman pangan Provinsi Sumatera Barat, digunakan metode Location Quotient (LQ). Metode LQ ini adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang paling sederhana yang bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor yang memiliki potensi menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Dengan kategori penilaian LQ yaitu, jika : 1) Nilai LQ > 1, komoditas merupakan komoditas basis/unggulan; 2) Nilai LQ < 1, komoditas merupakan komoditas non basis/non unggulan; dan 3) LQ = 1, komoditas tersebut bukan komoditas basis/unggulan namun wilayah mampu memenuhi kebutuhan komoditas tersebut secara mandiri.
Berdasarkan hasil analisis Location Quotient pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat, menunjukkan bahwa rata-rata nilai LQ > 1 pada komoditas padi di setiap wilayah kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kota Sawahlunto.
Hal ini memiliki arti bahwa dari 19 wilayah di Provinsi Sumatera Barat, terdapat 14 wilayah baik kabupaten maupun kota teridentifikasi memiliki keunggulan dalam produksi komoditas padi yang menjadikan padi sebagai komoditas basis bagi wilayahnya.
Selain komoditas padi, komoditas lainnya juga menjadi komoditas unggulan di wilayah Provinsi Sumatera Barat, seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai yang unggul di komoditas ubi jalar dan ubi kayu, Kabupaten Pesisir Selatan unggul pada komoditas jagung dan kacang hijau, Kabupaten Solok Selatan juga unggul di komoditas jagung, kacang tanah, dan kedelai, Kabupaten Pasaman Barat unggul di komoditas jagung, kacang hijau, dan kacang tanah, serta Kota Sawahlunto yang memiliki komoditas unggulan yaitu kacang hijau, kedelai dan ubi kayu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa 14 dari 19 kabupaten/kota Provinsi Sumatera Barat unggul dalam produksi padi. Hal ini menjadikan Padi sebagai komoditas basis atau komoditas unggulan dan menjadikan padi sebagai sumber pengembangan wilayah.
Komoditas padi menjadi sumber pertumbuhan dan hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah tersebut akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. Hasil produksinya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah Provinsi Sumatera Barat akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
3 Alasan Pilar Penting Timnas Indonesia Absen di Laga MU vs ASEAN All Stars
-
Ancaman Itu Bernama Zhang Yuning, Teman Kevin Diks Pernah Bikin Malu Timnas Indonesia Era STY
-
Akhirnya Erick Thohir Bicara Rencana Timnas Indonesia U-17 Tambah Pemain Naturalisasi
-
Thom Haye Dihancurkan Mantan Sendiri, Hasil SC Heerenveen vs Almere City Liga Belanda
-
Elkan Baggott Jadi Kunci Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Makin Menggila di Liga Inggris
Kolom
-
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Laba Menyusut: Suara Hati Pengusaha Indonesia
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Orang Baik Sering Tersakiti: Apakah Terlalu Baik Itu Merugikan Diri?
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?
Terkini
-
Ondrej Kudela Antar Persija Jakarta Teguk Kemenangan, Persik Kediri Makin Terpuruk
-
Review Anime Bofuri, Main Game VRMMORPG yang Jauh dari Kata Serius
-
Jawaban Ryan Coogler Soal Peluang Sekuel Film Sinners
-
Baper, Film Jepang 'The Blue Skies at Your Feet': Cinta, Waktu dan Air Mata
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'