Masalah pelik yang terjadi di organisasi, yakni cara merawat dan mempertahankan kader agar dapat menjadi penerus di organisasi. Lalu, gimana sih caranya agar kader dapat betah dan tidak selingkuh dengan organisasi lain?
Hampir setiap masalah dalam organisasi yakni masalah kader yang sering kali terseleksi oleh alam atau tak mampu bertahan lama di organisasi. Ketika sebuah organisasi melakukan perekrutan anggota baru, tentu tak lepas dari tujuannya agar organisasi tersebut ada generasi pelanjut yang nantinya dapat menjadi pengurus, sehingga tidak heran kalau ada predikat di dalam organisasi kalau kader adalah jantungnya suatu organisasi.
Bagi kader baru yang telah selesai melalui proses seleksi, dan sudah dinyatakan resmi tergabung di organisasi tersebut, tentu tugas terberat selanjuatnya oleh pengurus agar kadernya itu tidak lari dan tetap mampu bertahan.
Hal itu penting sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi sebagaimana yang tertuang dalam setiap AD/ART organisasi. Mengingat juga, tanpa kader atau anggota organisasi yang aktif, tentu bakalan sulit dalam melaksanakan tujuan dan program kerja organisasi.
Mungkin ada yang berpikir bahwa salah satu syarat agar kader dapat bertahan di organisasi, yakni dengan bagusnya tujuan atau program kerja organisasi. Namun, pendapat demikian tentu tidaklah salah, akan tetapi tidak sepenuhnya juga benar.
Dalam pengamatan dan pengalaman saya semenjak aktif berorganisasi, justru hanya ada satu yang membuat kader dapat bertahan atau loyal di organisasi, yakni terbangunnya persaudaraan yang kuat.
Apabila persaudaraan mampu terbangun kuat di dalam organisasi, tentu di dalam hati anggota tidaklah mudah untuk melepaskan atau meinggalkan organisasi tersebut. Ketika mampu menjalin hubungan emosional sesama anggota organisasi dengan berbagai suku, ras dan agama, maka dapat menjadi adanya ikatan tali persaudaraan yang sulit untuk terpisahkan.
Atas kondisi tersebut, rasa memiliki terhadap organisasi akan semakin tumbuh dan tidak mudah tergoyahkan, bahkan ada anggota organisasi yang mengabdikan sebagian dirinya pada organisasi.
Ketika persaudaraan sudah kuat sesama anggota oraganisasi, maka program kerja dan tujuan organisasi pun akan lebih mudah dilaksanakan, apalagi kalau sudah ditambah dengan doktrin ideologi sesuai dengan haluan organisasi tersebut.
Pada dasarnya, para kader atau anggota baru akan merasa canggung di organisasi apabila tidak mampu melihat atau merasakan persaudraan setelah bergabung. Walaupun program dan tujuan organisasi sangat keren, tetapi persaudaraan rancuh dan terjadi saling curiga, maka tidak menutup kemungkinan para kader pun akan lari dan mencari organisasi lain yang menurutnya dapat merasakan kenyamanan.
Tidak bisa dielakkan, hal yang paling pertama diinginkan oleh kader baru yakni mampu merasakan kenyamanan di organisasi, lalu setelah itu barulah ia dapat berpatokan pada tujaun organisasi.
Dalam pengalaman saya di organisasi, dulunya ada banyak organisasi yang saya masuki. Awalnya bertujuan hanya ingin mengembangkan potensi melalui organisasi, sehingga perspektif tentang pencarian jati diri di organisasi sempat tertanam dalam benak pikiran saya.
Mungkin tidak sehebat yang diharapkan, dulu saya pernah ikut pengkaderan di Ormek seperti HMI dan PMII, namun entah kenapa malah saya bertahannya di GMNI, padahal organisasi tersebut merupakan yang terakhir saya masuki ketimbang dua organisasi di atas. Di samping itu pula, saya pun sempat ikut pengkaderan di beberapa organisasi intra kampus dan organisasi daerah, namun nyatanya saya hanya bertahan di GMNI.
Awalnya saya aktif di GMNI karena faktor kedekatan dengan senior, senior tersebut mengajak saya untuk bergabung di GMNI dan sampai sekarang masih bertahan di organisasi itu. Saat saya sudah resmi tergabung di GMNI, hal yang membuat terkesan dan membuat bertahan yakni karena persaudaraan yang kuat.
Mungkin agak aneh kalau saya katakan teman-teman di organisasi GMNI khususnya GMNI di cabang Majene, saya berikan predikat lebih dari saudara, lha kan dia hanya sebatas teman organisasi.
Akan tetapi, simetri rasa simpati dan kepedulian kepada sesama terjalin erat. Walaupun, pandangan saya ini sifatnya subjektif, namun itulah yang saya rasakan dan mungkin berbeda dirasakan oleh setiap individu di organisasi.
Hal yang tak tertinggal juga saat ada anggota dari kami yang punya masalah, tentu para anggota yang lain pun melibatkan diri dalam penyelesaian masalah tersebut. Di samping itu pula, rasa humor dan mengenal satu sama lain juga terjalin erat di organisasi yang saya rasakan.
Akar yang kuat, tentu batangnya pun akan kuat. Begitu juga dengan organisasi, ketika rasa persaudaraan di organisasi mampu terawat dan kuat, tidak menutup kemungkinan yang lain pun akan bakalan ikut kuat. Sama halnya dengan kader baru ketika sudah merasa memiliki rasa kekeluargaan di organisasi, tentu mereka akan sulit meninggalkan organisasinya itu atau nyelingkuhin organisasi, hehehe.
Oleh karena itu, penting bagi pengurus organisasi agar dapat mempererat rasa persaudaraan ketimbang mengedepankan pelaksanaan program kerja organisasi. Saya pikir, ketika persaudaraan disentuh dari awal dan mampu membingkainya dengan kuat, maka merealisasikan program kerja pun akan lebih mudah. Dengan demikian, bukan yang lain, tetapi persaudaraanlah yang membuat para kader baru mampu bertahan atau loyal di organisasi.
Baca Juga
-
10 Cara Mengatur HP agar Bisa Melantunkan Al-Quran Semalaman Tanpa Khawatir Baterai Rusak
-
Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Perlunya Akses Pendidikan Merata
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
-
Ketupat Lebaran: Ikon Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu
Artikel Terkait
-
Komitmen Relawan Mahasiswa, Sekadar Formalitas atau Pilihan Hati?
-
Sejarah Persatuan Ahli Kimia Jawa Barat - PAKIJABAR
-
KPPli: Kepemimpinan Pengelolaan Perubahan dan Langkah Strategis Hadapi Transformasi di Era Digital
-
Firdaus Oiwobo Diketawain Bikin Organisasi Advokat Baru, Padahal Anggotanya Sudah 400 Orang
-
Sejumlah Organisasi Advokat Bela Febri Diansyah, Desak KPK Setop Intimidasi
Kolom
-
Langkah Kecil Bandung: Mengguncang Dunia dan Membangun Solidaritas Global
-
Ki Hadjar Dewantara: Dari Pejuang Kemerdekaan Menjadi Bapak Pendidikan
-
Memoar Aktivisme Politik Ki Hadjar Dewantara Melalui Pendidikan
-
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Perpaduan Kedai Kopi dan Toko Buku
-
Wamenaker Sidak Penahanan Ijazah: Aksi Heroik atau Salah Panggung?
Terkini
-
Julianne Moore Jadi Sosialita Misterius di Serial Terbaru Netflix Bertajuk Sirens
-
Sooyoung SNSD Debut di Layar Hollywood Lewat Ballerina, Spin-Off dari Film John Wick
-
Marc Klok Janji Tampil All Out, Persib Harus Main Tega saat Jamu PSS Sleman
-
TWS Ajak Pendengar Lewati Masa Dewasa Bersama di Lagu Countdown
-
SEVENTEEN Buktikan Cinta Layak Diperjuangkan Lewat Lagu 'Happy Ending'