Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Humam Zarodi
Ilustrasi perempuan (pexels.com/cottonbro)

Masa SMA kata sebagian orang merupakan fase yang indah. Masa-masa di mana sebagian orang sudah mengenal cinta dengan lawan jenisnya. Ada yang sudah mulai pacaran sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan. Tapi, banyak juga yang jomblo baik yang bahagia maupun yang tidak sama sekali. Nah, saya termasuk jomblo yang tidak bahagia. Betapa tidak bahagia, semasa SMA berkali-kali ditolak oleh teman seangkatan maupun adik angkatan.

Nasib ngenes saya ini kayaknya karena berguru kepada orang yang salah. Nah, ceritanya saya ini berguru kepada mas-mas mahasiswa yang nge-kos di rumah saya. Mereka saya jadikan guru dalam hal percintaan, karena lebih berpengalaman dan tentunya sudah punya pacar. Maka dari itu sangat layak untuk saya jadikan role model urusan mendekati perempuan.

Akan tetapi, urusan percintaan saya selama SMA selalu berakhir dengan penolakan. Berkali-kali sudah menyiapkan jurus-jurus maut saat PDKT dan merapel mantra-mantra saat menembak, tetapi terus tidak beruntung alias ditolak. Nah, ini beberapa alasan perempuan yang menolak saya sewaktu saya tembak saat SMA.

1. Emang sudah berapa lama kamu mengenal saya

Kalimat pertanyaan ini terucap dari salah seorang teman perempuan satu angkatan, setelah saya mengutarakan isi hati, kalau saya mau suka sama dia. Bukan kalimat penolakan sih, tetapi satu baris kalimat pertanyaan yang cukup membuat saya keder. Sehingga belum sempat dia bilang menolak atau menerimapun, saya pasti tahu jawabannya.

Jujur saya memang belum mengenal dia, selain beda kelas, juga jarang berinteraksi. Hanya karena melihat teman saya banyak yang sudah punya pacar, saya jadi kalap menembaki setiap perempuan yang masih jomblo. Dan yang tidak kalah penting ialah manis. Sayangnya, saya kepentok sama perempuan yang tegas dan membuat saya keder.

2. Aku masih belum mau pacaran

Jawaban ini saya terima ketika saya bertandang ke rumahnya. Jadi si doi adik angkatan saya. Sama seperti yang saya sampaikan di atas. Saya sama sekali belum mengenal dia dan hampir tidak pernah ngobrol. Hanya modal nekad saja saya berani datang ke rumahnya dan menyampaikan isi hati saya. Adik angkatan ini memang manis dan menjadi incaran beberapa teman seangkatan saya. Nah, daripada didahului oleh teman angkatan, saya nekad nembak si doi. Alhasil ditolak.

Namun, memang yang saya tahu, selama SMA si doi tidak pacaran dengan kakak kelas ataupun teman angkatannya. Jadi, saya tidak merasa kalah dengan siapapun, karena tidak ada yang macarin si doi. Bahkan saya dengar, banyak teman angkatan saya yang ditolak.

3. Mmm… kita berteman saja ya

Ini pasti jawaban paling banyak disampaikan perempuan saat menolak laki-laki yang menembaknya. Dan saya mengalami sendiri saat menembak perempuan geulis satu angkatan. Dia berasal dari Sunda, tetapi tinggal di Jogja bersama saudaranya.

Jawaban ini saya terima melalui surat, setelah sebelumnya saya menembak si doi melalui surat juga. Karena trauma ditolak terus saat ngomong langsung, saya putuskan untuk menembak si doi dengan surat. Saya sampaikan surat itu melalui temannya. Dan beberapa waktu kemudian, saya menerima balasan surat juga melalui temannya juga. Jawabannya cukup singkat “kita berteman saja ya”.

Saya memang kayak orang yang membabi buta dengan menebar tembakan ke segala arah perempuan yang manis. Memang demikian situasinya, emosi dan semangat saya besar, tetapi tidak melakukan pendekatan yang elegan. Nah, ini sebagai pembelajaran bagi kamu yang akan menembak incaranmu. Jangan melakukan kesalahan yang sudah saya lakukan.

Humam Zarodi