Teater tradisional atau dikenal dengan istilah "Teater daerah" merupakan suatu bentuk pertunjukan yang para pemainnya berasal dari tempat itu pula. Cerita yang diangkatnya pun berasal dari kisah-kisah yang ada di daerah itu sendiri.
Ada berbagai bentuk teater tradisional di Indonesia. Salah satunya yakni “Sandur”. Sandur merupakan jenis teater tradisional yang populer di Bojonegoro. Sandur bersifat sederhana dalam penyajiannya, dan menggambarkan suatu kisah penting yang pernah terjadi di Bojonegoro.
Adanya perkembangan zaman yang semakin canggih, ditambah lagi dengan arus globalisasi, membuat teater kebanggaan masyarakat Bojonegoro tersebut semakin hilang kepopulerannya. Terutama di kalangan generasi z. Banyak dari mereka tidak lagi tahu keberadaan teater yang telah menjadi ikon Bojonegoro tersebut.
Mengidentifikasi Penyebab
Penyebab eksistensi sandur menurun bisa beraneka macam. Salah satunya karena kurangnya perhatian dari masyarakat daerah dalam melestarikannya. Hal itu bisa dilihat dari kurangnya tempat belajar teater di daerah Bojonegoro dan kurangnya pelatih yang paham mengenai kesenian tersebut.
Keadaan itu membuat kesenian tinggalan dari nenek moyang itu semakin asing di masyarakat. Kebanyakan dari mereka tidak mengenalnya, atau hanya sekadar mendengar namanya tanpa tahu wujud yang sebenarnya.
Selain itu, penyebab lain adalah karena sekarang ini, masyarakat lebih tertarik melihat tayangan drama di televisi, ketimbang melihat pertunjukkan teater. Padahal sebenarnya, cerita yang disajikan dalam teater tersebut tidak kalah menarik dan menghibur dibandingkan acara televisi.
Alasan masyarakat lebih suka melihat tayangan-tayangan yang ada di televisi karena menurut genrenya lebih beraneka ragam. Berbeda dengan teater yang terkesan monoton, kurang bervariasi, dan ceritanya selalu sama.
Hal tersebut membuat mereka yang sudah pernah melihat teater tradisional tidak lagi tertarik. Sebab, tidak ada lagi rasa penasaran. Masalah tersebut menjadi PR bagi masyarakat yang tidak ingin budaya mereka hilang.
Merumuskan Tindakan
Agar kesenian tersebut tidak hilang ditelan peradaban, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan. Pastinya tindakan tersebut tidak akan berjalan jika kita tidak menanamkan rasa cinta dan memilikinya.
Tindakan pertama, adalah memperbanyak sanggar teater atau tempat untuk berlatih sandur. Dengan mengumpulkan orang-orang yang kompeten di bidang sandur dan mengajak para generasi muda untuk bergabung, maka teater tradisional tersebut akan kembali dikenal oleh masyarakat.
Tindakan kedua, dengan memperkenalkannya lewat media sosial. Tidak dipungkiri sekarang ini, media sosial menjadi tempat belajar dan promosi terbaik yang dapat dilakukan. Banyaknya pengguna media sosial membuat teater sandur cepat dikenal.
Tindakan ketiga, mampu berpikir kritis dan inovatif terhadap jalan cerita yang dipertontonkan. Agar masyarakat tidak bosan melihat jalan cerita yang sudah bisa ditebak, maka para pengelola teater harus mampu menciptakan gebrakan-gebrakan baru.
Cerita yang disajikan harus dapat menyesuaikan perkembangan zaman, tanpa menghilangkan nilai-nilai asli Sandur. Hal tersebut bisa terwujud jika ada kemauan yang kuat, mau belajar dari pengalaman, serta memiliki daya kreativitas tinggi.
Sebagai masyarakat yang mewarisi kebudayaan dari generasi sebelumnya, sudah seharusnya kita menanamkan rasa memiliki dan melindungi budaya sendiri. Kita tidak boleh malu dalam menyebarkan kesenian-kesenian Indonesia dan tetap melindunginya, agar kejadian merebut kebudayaan tidak terulang lagi.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
13 Warisan Budaya Tanah Air Diakui UNESCO, Fadli Zon: Indonesia Siap Jadi Kiblat Budaya Dunia
-
Kondisi Pengungsi Erupsi Lewotobi Membaik, Pemerintah Siapkan Hunian Baru di Lokasi Aman
-
Adu Rekam Jejak Kamila Andini vs Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Disindir Gegara Bikin Acara Molor
-
Profil Kamila Andini, Sutradara Ternama Sentil Kementerian Kebudayaan Karena Telat
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
Kolom
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Generasi Alpha dan Revolusi Parenting: Antara Teknologi dan Nilai Tradisional
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
Terkini
-
Super Lengkap, Menjajal Menu di Angkasa Kopi Tiam Kota Jambi
-
Ulasan Novel The Years of the Voiceless: Potret Kehidupan di Bawah Represi
-
Gagal Raih Juara Dunia 2024, Seperti Apa Nasib Pecco Bagnaia Musim Depan?
-
Jung Woo-sung Konfirmasi Punya Anak dengan Model Moon Ga-bi
-
Bikin Awet Muda! 3 Rekomendasi Sunscreen dengan Kandungan Anti-Aging