Masyarakat merupakan salah satu unsur penting pemangku kepentingan dan garda terdepan yang perlu didorong Pemerintah maupun kalangan usaha atau swasta dalam bersinergi melaksanakan dan mendukung pembangunan kepariwisataan. Oleh karena itu, pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat baik sebagai subjek atau pelaku serta penerima manfaat pembangunan. Dukungan masyarakat akan turut menentukan keberhasilan jangka panjang pembangunan yang dilaksanakan.
Community Based Tourism (CBT) atau yang biasa diartikan sebagai kepariwisataan berbasis masyarakat (komunitas) adalah konsep pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Masyarakat berperan sebagai aktor utama dalam andil pembangunan dan kegiatan kepariwisataan. Dalam konsep ini mereka berperan aktif dalam perencanaan, pengelolaan dan pengembangan di sektor pariwisata tersebut.
Contoh CBT yang paling mudah dapat dilihat saat ini adalah kemunculan kelompok-kelompok pengelola daya tarik wisata, komunitas penggiat, maupun kelompok sadar wisata yang biasa disingkat dengan POKDARWIS. Kelompok-kelompok ini merupakan kelembagaan di tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari para pelaku kepariwisataan dan akan sangat berperan sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan suatu daerah atau Kawasan.
Kemunculan institusi atau kelompok dan komunitas di tingkat bawah seperti ini merupakan kesempatan berharga dan penting. Melalui keterlibatan masyarakat, keterampilan dan percaya diri yang semakin berkembang, masyarakat tidak hanya menjadi kunci keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat saja, tetapi juga pembangunan masyarakat secara keseluruhan.
Di Kabupaten Wonosobo, khususnya di Kawasan Telaga Menjer dapat menjadi salah satu preseden yang perlu kita cermati perkembangannya. Kelompok masyarakat pengelola wisata dan komunitas pegiat paralayang di Kawasan sudah sejak beberapa tahun terakhir menginvestasikan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui beasiswa sekolah pilot paralayang kepada pemuda-pemudi desa untuk mendorong berkembangnya wisata paralayang di kawasan tersebut.
Telaga Menjer merupakan telaga alam terluas yang terdapat di Kabupaten Wonosobo dan berada di ketinggian kurang lebih 1300 mdpl dengan luas 70 Ha dan memiliki kedalaman telaga mencapai 50 meter. Telaga Menjer ini merupakan salah satu potensi pariwisata olahraga paralayang yang telah menjadi objek wisata eksisting di Kawasan.
Potensi pariwisata olahraga paralayang di Kawasan Telaga Menjer memang telah menjadi catatan-catatan penting penelitian dari beberapa peneliti maupun akademisi. Potensi serta peluang yang besar bagi pengembangan pariwisata olahraga bak gayung bersambut didorong oleh akar rumput baik komunitas, penggiat, dan masyarakat yang menekuni kegiatan olahraga paralayang di Kawasan tersebut dengan menempatkan SDM sebagai modal utama.
Potensi Paralayang Menjadi Bangkitan Pariwisata Sekitar
Berdasarkan karakteristik wilayahnya, Kawasan Telaga Menjer telah menjadi daya Tarik wisata eksisting bagi tujuan kunjungan wisatawan. Meskipun jika dilihat dari data tren perkembangan kunjungan pariwisata Kabupaten Wonosobo yang masih fluktuatif kondisinya.
Di sisi lain, Kawasan Telaga Menjer sebetulnya juga memiliki potensi-potensi berbasis keunggulan Kawasan yakni pertanian yang menjadi tumpuan ekonomi sebagian besar masyarakat di Kawasan. Pengembangan potensi pariwisata olahraga paralayang yang kini mulai muncul embrionya akan dapat mengakselerasi perkembangan kepariwisataan Kawasan, bahkan akan berpengaruh bagi sektor lain, termasuk multiplier effect-nya pada sektor pertanian.
Dengan kondisi yang demikian, perkembangan potensi pariwisata olahraga paralayang di Kawasan Telaga Menjer akan sangat memengaruhi daya tarik kepariwisataan dalam skala Kawasan bahkan kepariwisataan daerah. Terlebih kebutuhan dan pola berwisata masyarakat pasca pandemi COVID-19 akan lebih beroirentasi pada experience atau pengalaman, sehingga akan semakin mendorong perkembangan wisata jenis ini.
Maka, tidak berlebihan jika asumsi yang disampaikan bahwa pengembangan potensi pariwisata olahraga paralayang yang digagas dan dikembangkan oleh komunitas dan masyarakat setempat di Kawasan Telaga Menjer ini akan menjadi simpul penggerak atau bangkitan kepariwsataan Kawasan ke depannya.
Tentu diperlukan kerja bersama antar pemangku kepentingan baik pemerintah maupun swasta agar gagasan yang dibangun komunitas dapat didukung, sehingga tantangan-tantangan yang dihadapi dapat diantisipasi.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Warung Ayam Mekik, Destinasi Kuliner Klasik di Kota Jambi
-
5 Fakta Desa Wisata Malasigi Papua Curi Perhatian di CFD Jakarta, Kini Bawa Pulang Piala ADWI 2024
-
Bangga! Menpar Widiyanti Umumkan 2 Desa Indonesia Ini Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Mahasiswa Bisnis Perjalanan Wisata UGM Gelar Olimpiade Pariwisata #13 Tingkat Nasional
-
Bangkitkan Ekonomi Lokal dan Perkuat Danau Toba, InJourney Sukses Gelar Aquabike Jetski World Championship 2024
Kolom
-
Viral Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kok Bisa Kita Kembar dengan Orang Lain?
-
Mapel Coding dan AI untuk SD, Kebijakan FOMO atau Kebutuhan Pendidikan?
-
Miris! Ribuan Anggota TNI-Polri Terseret Judi Online, Sinyal Pembenahan?
-
Lapor Mas Wapres ala Gibran: Kebijakan Strategis atau Populis?
-
Tantangan Ujian Nasional Berbasis Komputer: Ketimpangan Akses, Perspektif Guru, dan Alternatif Penilaian yang Adil
Terkini
-
Rekor Tak Pernah Menang, Bagaimana Peluang Indonesia Taklukkan Arab Saudi?
-
Selamat! Ailee dan Choi Si Hun Umumkan Tanggal Pernikahan
-
Review Anime Ramen Akaneko: Pelajaran Dunia Kerja dari Toko Ramen yang Dikelola Kucing
-
Dear STY, Jangan Lakukan Eksperimen Jika Ingin Menang Lawan Arab Saudi
-
Terungkap! Ini Alasan Timnas Indonesia Terus Main di GBK Meski Kondisinya Buruk