Feminisme adalah sebuah gerakan sosial, gerakan politik dan ideologi yang mengejar tujuan yang sama untuk mendefinisikan, membangun dan mencapai kesetaraan gender di bidang politik, ekonomi, pribadi dan sosial.
Feminisme menggabungkan pandangan bahwa masyarakat mengutamakan pandangan laki-laki dan perempuan diperlakukan tidak adil dalam masyarakat ini.
Tindakan untuk mengubah situasi ini termasuk upaya memerangi kesetaraan gender dan memberikan kesempatan pendidikan dan karir yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Feminisme berkembang cukup pesat di Indonesia. Namun, hanya sedikit wanita yang mau berpartisipasi dalam gerakan yang dimulai di negara-negara Barat ini.
Feminisme sering dicap sebagai paham yang melemahkan posisi perempuan. Karena masyarakat umum berpikir bahwa feminis selalu mencari sesuatu yang lebih istimewa daripada laki-laki. Padahal, gerakan feminis hanya menuntut kesetaraan, bukan hak khusus.
Gerakan ini diciptakan karena masih banyaknya yang anggapan bahwa laki-laki lebih berharga dari pada perempuan. Perempuan bukanlan sebuah penghalang untuk kemajuan bangsa. Perempuan berhak mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki.
Perempuan berhak untuk berpendidikan tinggi dan menghidupi diri mereka sendiri. Namun masih adanya yang menganggap bahwa gerakan feminisme ini merupakan gerakan membenci kaum laki-laki, dianggap melawan gender mereka sebagai perempuan.
Feminisme Gelombang pertama feminisme di abad ke-19 berfokus pada kesetaraan hak sipil dan politik. Dan sekarang feminisme telah mencapai gelombang keempat, feminisme telah berkembang jauh dalam pemahaman tentang penindasan rasial, seksualitas, dan terkait gender.
Gerakan feminis saat ini cenderung mendidik masyarakat tentang kesadaran dan pemahaman untuk menciptakan ruang bagi mereka yang merasa minoritas dalam hal ekonomi, sosial, gender, orientasi seksual, ras, dan lain-lain.
Perempuan dan anak perempuan menanggung beban ketidaksetaraan yang muncul, tetapi pada dasarnya, ketidaksetaraan merugikan semua orang.
Oleh karena itu, kesetaraan gender menjadi hal utama tujuan pembangunan yang memiliki nilai positif. Kesetaraan gender bukan hanya sekedar hak asasi manusia, tetapi merupakan hasil yang berdampak besar pada sosial ekonomi.
Pemberdayaan perempuan mendorong ekonomi, yang mendorong produktivitas dan pertumbuhan. Namun, kesenjangan gender dan kesetaraan yang ada di masyarakat menjadi penghambat pertumbuhan ini. Misalnya, perempuan diremehkan dalam proses pengambilan keputusan politik dan bisnis.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Psikologi Feminisme di Buku Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan
-
Review Buku 'Waktu untuk Tidak Menikah', Alasan Perempuan Harus Pilih Jalannya Sendiri
-
Beda Pendidikan Ridwan Kamil vs Suswono: Sama-sama Seksis Lewat Ucapan Janda, Panen Kritik Keras
-
Celetukan Ridwan Kamil Soal Janda Tuai Kecaman: Dinilai Lecehkan Perempuan
-
Veronica Tan Serukan Perempuan Harus Pintar dan Mandiri: Jangan Hanya Modal Cinta!
Kolom
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Terkini
-
WayV Bertransformasi Jadi Bad Boy di Teaser MV Lagu Terbaru 'Frequency'
-
Berpisah dengan Ducati, Bos Pramac Sampaikan Pesan Kesan yang Positif
-
Belajar Percaya Diri Melalui Buku The Power of Confidence Karya Palupi
-
Jesse Eisenberg Resmi Jadi Sutradara Film Musikal Bergenre Komedi
-
Hanya Hadapi Anders Antonsen, Jonatan Christie Berpeluang Raih Gelar Juara