Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ruslan Abdul Munir
Ilustrasi Peta Digital (Pexels/Antoni Shkraba)

Computer Assisted Cartography (CAC) merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada pembuatan sebuah peta menggunakan teknologi komputer. Pada awalnya, teknologi komputer biasanya digunakan dalam pekerjaan teknik dan desain arsitektur (computer-aided design).

Seiring perkembangan zaman, kini banyak digunakan dalam pembuatan peta secara otomatis (computer-aided mapping). Konsep tersebut sejalan dengan semakin pesatnya teknologi  Geography Information System (GIS) yang semakin terintegrasi dengan berbagai kebutuhan.

Salah satunya teknologi GIS dapat diintegrasikan dalam pembuatan peta berbasis komputer dengan pengembangan GIS vektor, di mana penyimpanan koordinat spasial yang tepat dan grafis resolusi tinggi telah memberikan peran penting. Konsep pembuatan peta otomatis menggunakan komputer memang telah ada sejak lama.

Berawal dari keresahan mengingat penggunaan peta kertas semakin tidak fleksibel digunakan. Pasalnya, peta kertas cenderung akan membutuhkan media salinan kertas yang cukup banyak. Oleh karena itu, dikembangkanlah konsep pembuatan peta secara digital dengan memanfaatkan media komputer yang di diintegrasikan dengan teknologi GIS, sehingga menghasilkan produk peta digital/virtual yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan peta tradisional.

Salah satunya adalah sistem CAD dan CAM kontemporer menyediakan kapasitas yang cukup memadai untuk menyimpan sejumlah overlay tematik informasi  jalan, fitur air, kontur, dan lain-lain. Perkembangan konsep tersebut berkembang secara bertahap tidak begitu saja menjadi konsep yang bagus dan diterapkan dalam berbagai bidang.  

Beberapa ahli geografi atau kartografer profesional terlibat dalam upaya paling awal untuk menggambar peta dengan komputer. Perkembangan awal cenderung berasal dari aplikasi dalam geologi, geofisika dan ilmu lingkungan. Meskipun ada saran untuk penggunaan komputer untuk tugas-tugas kartografi seperti tata letak lembar peta, penempatan nama dan pembacaan data tabular seperti register populasi, perkembangan awal umumnya mewakili kartografi berkualitas sangat rendah.

Dalam pengembangannya sangatlah tidak mudah, perlu melakukan berbagi tahapan penyempurnaan dan analisis percobaan agar menghasilkan program yang diinginkan. Permasalahan seperti besarnya biaya awal yang dibutuhkan ketika memasuki lapangan, dan kebutuhan untuk membuat investasi berat dalam perangkat keras dan perangkat lunak di lingkungan di mana keduanya berkembang pesat. 

Menjadi salah satu permasalahan pula yang pada waktu itu tak sedikit membuat kecewa para agen pembuat peta skala besar. Namun, sebuah masalah harus dihadapi oleh organisasi mana pun yang ingin mengotomatisasi operasi kartografi yang ada, baik dalam konteks CAC atau GIS. Berikut ini merupakan gambaran timeline pengembangan otomatiasis pembuatan peta menggunakan komputer: 

  1. Awal 1960-an: pengembangan teknis yang cepat, tetapi keengganan untuk menggunakan metode baru dan ketakutan akan teknologi baru yang tidak diketahui.
  2. Akhir 1960-an dan 1970-an: penerimaan CAC, replikasi dari kartografi yang ada dengan bantuan komputer.
  3. Tahun 1980 hingga seterusnya: Produk kartografi baru, potensi yang diperluas, implementasi penuh.

Ruslan Abdul Munir