Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Ahmad Zubairi
Ilustrasi menulis. (Darkmoon_Art/Pixabay.com)

Dua hari yang lalu saya mendapat pengalaman manis dari Yoursay.id milik Suara.com.

***

Ada sebuah hal baru atau pengalaman berharga yang hemat saya amat penting untuk saya pribadi agar saya menulis tak sesuka hati. Santai, bukan maksud saya menyuruh Anda untuk tidak boleh menulis dengan ide yang cemerlang atau dengan gagasan yang elok berkat pemikiran Anda. Bukan! 

Dua hari yang lalu saya mengirimkan sebuah naskah sederhana untuk Yoursay.id. Seperti biasa. Di ajang kompetisi yang diadakan oleh Suara.com--Yoursay.id dalam memperingati hari ulang tahun makronya, Suara.com yang ke 8 tahun, tentu saja saya juga tak mau ketinggalan untuk ikut nimbrung menulis di jadinya. Yakni me-review Suara.com lewat Yoursay.id dan bagaimana lika-liku menulis di Yoursay.id itu sendiri. 

Dua hari yang lalu saya mengirim naskah ke kategori "kolom", dan itu antre. Lama sekali. Mungkin saking banyaknya kontributor lain yang juga berdesakan mengirim naskah ke platform yang satu ini. Setalah lepas dari antrean, tetiba datang sebuah notifikasi dari email Yoursay.id ke email saya. Iya ke email saya, masak mau masuk ke email kamu?

Alhasil, naskah saya tertolak. Kaget dan gelisah? Tidak. Kalau merasa aneh sedikit, sih, iya. Seperti biasa, sebuah naskah yang tertolak di Yoursay.id, email tersebut pasti memberitahukan mengapa naskah tersebut ditolak. Dan, biasanya naskah saya yang tertolak adalah karena disebabkan lupa mencantumkan nama sumber foto. Ini yang pertama. Kedua, kadang saking ngeblurnya foto tersebut meski sumber fotonya sudah saya kasih. 

Namun ternyata bukan problem kedua itu yang menyebabkan mengapa naskah saya gagal tayang dan ditolak. Okey, mending ditolak Yoursay.id ketimbang ditolak kekasih.

Apa isi dari notifikasi tersebut? Adalah Yorursay.id menyarankan agar supaya tidak menggunakan gaya bahasa yang terlalu 'daerah'. Seperti kata "enjenengan, sa, antum" dan sebagainya. Kira-kira begini pesan Yoursay.id: Tolong gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua masyarakat Indonesia. Rubahlah kata "enjenengan, sa, antum".

Sebab memang kemungkinan besar, kata yang telah saya sebut di atas memang masih ada atau masih banyak orang-orang yang tidak tahu artinya. 

Artinya apa? Hemat saya yang dapat saya tangkap adalah jangan menulis terlaku sesuka hati penulis. Misalkan, saya suka menulis dengan kata "enjenengan, sa, antum" dan sebagainya, di sisi lain orang lain kurang paham. Maka sebaiknya gunakan bahasa yang elok dan lebih dimengerti oleh orang lain. 

Jadi, berkat saya menulis kata tersebut, naskah saya memang ditolak, namun hikmahnya adalah saya jadi belajar banyak dan dapat pengalaman berharga dari Yoursay.id Suara.com bahwa, jangan menulis sesuka hati. Nulis saja yang penting mudah dipahami. 

Buat teman-teman Yourmin, hindari kata yang lumrah diucapkan di daerah asal untuk dimediakan di sini. Sebab media lain dengan Suara.com atau Yoursay.id punya kreteria yang tak seragam.

Ahmad Zubairi