Bagi mahasiswa tingkat akhir, skripsi adalah suatu tuntutan yang harus diselesaikan. Ia kadang menjadi sesuatu yang begitu menyeramkan dan kadang pula membuat para mahasiswa harus berlama-lama di kampus.
Namun, hal yang pasti bahwa skripsi kewajiban yang mesti diselesaikan sebelum menyandang gelar sarjana. Walau ada mahasiswa yang memakai joki skripsi, tetapi hal tidak etis dilakukan sebagai kaum terdidik. Seharusnya saat ingin menyandang status sebagai seorang sarjana, setidaknya ada karya yang ditinggalkan, ya tentu salah satunya adalah skripsi. Mestinya itu bisa menjadi tuntutan moril.
Kerja skripsi memang ada mahasiswa prosesnya lambat dan ada pula cepat. Akan tetapi, permasalahan yang dialami mahasiswa saat kerja skripsi mungkin tidak semuanya sama, ada yang semangatnya kerja skripsi di atas langit dan ada pula seperti di bawah tanah.
Terkait dengan itu, hal yang mengusik juga jika terlalu menggampangkan melihat skripsi orang lain. Melihat hanya sebatas judul saja dan berkata "gampang sekali ji dia kerja skripsi tinggal di ketik saja."
Mungkin saja kalau memang masalah dan struktur skripsi yang akan dibuat sudah jelas, bisa seperti itu dengan tinggal ketik saja. Tetapi, apakah segampang itu kalau mereka yang berasal dari jurusan Matematika? Mampukah selancar ngetik jurusan matematika dengan jurusan yang ada di soshum.
Bukan berarti bahwa skripsi soshum lebih mudah ketimbang jurusan matematika. Tetapi, hal paling tidak bisa diterima kalau bilang tinggal ketik saja, terutama bagi saya yang berasal dari jurusan matematika.
Bagi sahabat pembaca yang juga berasal dari jurusan matematika mungkin akan merasakan hal yang sama, bahwa mengetik skripsi matematika tidak bisa digampang-gampangkan. Skripsi matematika terutama matematika murni tentu dipenuhi banyak simbol. Simbol-simbol tersebut ada banyak rupanya dan tidak ada dijumpai di keyboard.
Jadi, untuk menuliskan simbol itu mesti klik satu-satu pada menu "Equation dan Symbol" yang tersedia di Microsoft Word. Tidak selancar saat mengetik huruf dan angka yang tertera di papan keyboard.
Masalah itu hanyalah masalah sepele dalam hal skripsi, di balik itu masih bisa dipenuhi masalah lain yang membuat skripsi mandek dikerjakan. Bisa jadi karena memang belum terlalu tahu masalah dan ide skripsi yang diangkat, kurang semangat kerja skripsi, dan dosen pembimbing yang tidak mau ambil pusing untuk terus mendorong mahasiswa agar kerja skripsi.
Dengan demikian, proses pengetikan skripsi matematika dengan skripsi soshum tidaklah bisa disandingkan. Keduanya masing-masing ada sulitnya. Namun yang lebih penting dalam skripsi, ya tentu harus buat target agar bisa menyelesaikan skripsinya. Mengerjakannya dengan aksi nyata, bukan malah mendiamkannya dan menunggu sesuatu yang tak pasti.
Baca Juga
-
KPK setelah Revisi: Dari Macan Anti-Korupsi Jadi Kucing Rumahan?
-
Merantau: Jalan Sunyi yang Diam-Diam Menumbuhkan Kita
-
Perempuan Hebat, Masyarakat Panik: Drama Abadi Norma Gender
-
Saat Generasi Z Lebih Kenal Algoritma daripada Sila-sila Pancasila
-
Ketika Pendidikan Kehilangan Hatinya: Sebuah Refleksi Kritis
Artikel Terkait
Kolom
-
Banjir Aceh-Sumatera: Solidaritas Warga Lari Kencang, Birokrasi Tertinggal
-
Self-esteem Recovery: Proses Memulihkan Diri setelah Mengalami Bullying
-
Silent Bullying: Perundungan yang Tak Dianggap Perundungan
-
Generasi Muda dalam Ancaman menjadi Pelaku dan Korban Bullying
-
Kenapa Gen Z Menjadikan Sitcom Friends sebagai Comfort Show?
Terkini
-
Punya Mata Batin, Sara Wijayanto Akui Belajar dari Makhluk Tak Kasat Mata
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Sambut Akhir Pekan, Ini 5 Rekomendasi Drama China Fantasi yang Tayang 2025
-
SEA Games: Misi Timnas Indonesia Hindari Jegalan Myanmar Demi Semifinal
-
4 Rekomendasi Tablet Layar 12 Inci Paling Worth It untuk Kerja Harian, Produktivitas Naik 10 Kali