Setiap orang berjuang untuk menjalani hidup dengan cara, rasa dan kerumitannya masing-masing. Dalam prosesnya, seseorang melakukan berbagai upaya dan mengerahkan segenap doa untuk bisa melalui semua hal yang harus ia hadapi atau meraih sesuatu yang dicita-citakan.
Ada kalanya ia berhasil, ada kalanya ia gagal, karena kehidupan tak jarang menyajikan momen-momen paling membahagiakan, tapi kerap pula menghadirkan titik tersulit dan terberat yang sering kali menyebabkan keterpurukan, bahkan nyaris hilang harapan.
Namun, terlepas dari bagaimana hasil yang didapatkan, seseorang haruslah tetap menghargai dirinya sendiri atas doa dan upaya yang telah ia lakukan. Di sinilah pentingnya self reward sebagai apresiasi terhadap diri sendiri yang telah berusaha dan berjuang.
Ada berbagai cara orang untuk melakukan self reward, seperti memakan kudapan yang sangat diinginkan, membeli barang yang selama ini didamba, bertemu dengan orang yang dirindu, atau pergi ke tempat yang telah lama ingin dikunjungi.
Namun, jalan yang saya pilih adalah self reward tanpa mengeluarkan uang, tanpa melihat dan menjumpai siapa pun selain diri saya sendiri. Bagi saya, self reward adalah bercermin dan memberikan pujian terbaik kepada diri sendiri.
Ya, saya akan berdiri di depan cermin dan menarik napas dalam-dalam. Saya tatap lekat-lekat dua manik hitam di hadapan. Di saat itulah, ketika tak ada satu pun orang di sekitar, ketika seakan saya menepi dari dunia, saya memberikan input positif pada diri dengan memuji bayangan seseorang yang terpantul di cermin.
Saya luangkan waktu untuk mengingat kembali apa yang telah berhasil saya lalui, membebaskan diri dari penyesalan atas apa yang tidak mampu saya lakukan, lantas tersenyum pada diri sendiri dan berkata bahwa diri saya hebat, karena telah mampu melalui itu semua.
Saya meyakinkan diri bahwa ada banyak hal di masa lalu yang lebih berat dari apa yang saya lalui sekarang, tapi ternyata saya mampu menjalaninya sampai hari ini.
Bukan, bukan bermaksud jemawa atau merasa segala hal bisa saya lewati semata berkat kemampuan saya sendiri, melainkan karena saya merasa ada sesuatu yang tak bisa orang lain berikan dan tak bisa didapatkan hanya dengan memanjakan diri, walau semua itu tetaplah sangat dibutuhkan.
Ada sesuatu yang hanya bisa saya dapatkan dengan menyempatkan diri untuk menyerahkan seluruh waktu hanya demi memberikan cinta pada diri saya sendiri.
Terlebih, tak jarang seseorang merasa sulit untuk mengendalikan apa yang muncul dalam benak dan pikirannya. Ada kalanya rasa sedih, ketakutan, atau kecemasan muncul tiba-tiba. Self reward dengan cara seperti itu membuat saya mampu mencurahkan segala hal yang bercokol di dada dan tak mampu saya ungkapkan dengan benar pada orang lain.
Self reward yang saya jalankan menjadi bagian dari upaya saya untuk mencintai, memaafkan dan menghargai diri saya sendiri. Sebab, hanya diri sendiri yang mengetahui, apa yang sudah dilalui serta bagaimana rasanya, dan hal ini berlaku sama bagi setiap orang.
Lepas dari itu, saya terus mengingatkan diri untuk bersyukur dengan apa yang telah saya dapatkan dan miliki dalam hidup saya.
Self reward dengan cara ini mengisi kembali semangat saya untuk melalui pagi yang baru, meyakini harapan-harapan yang saya miliki seraya terus berusaha dan berdoa, walau setiap hari tetap berjalan seperti biasanya. Begitulah self reward yang saya pilih, hadiah terbaik yang saya berikan untuk diri sendiri melalui cara yang sederhana.
Baca Juga
-
Wajib Tahu! Ini 3 Alasan Pentingnya Riset bagi Penulis
-
Selamat! Go Ayano dan Yui Sakuma Umumkan Pernikahan Mereka
-
Selamat! Keita Machida Resmi Menikah dengan Aktris Korea-Jepang Hyunri
-
4 Manfaat Membuat Kerangka Karangan dalam Kegiatan Menulis
-
NiziU Nyanyikan Lagu Tema Film Animasi 'Doraemon: Nobita's Sky Utopia'
Artikel Terkait
-
Self-Reward ala Gen Z, Motivasi atau Pemborosan?
-
Lingkaran Setan Self-Reward: Menghargai atau Justru Menghukum Diri
-
Mengenal Self-Love dan Kesehatan Mental Lewat Ilustrasi 'A Cup of Soul'
-
Dari Self-Love ke Overconfidence: Apakah Kita Sudah Kebablasan?
-
Ulasan Buku Esther Bunny, Ajakan Self-Love Lewat Tokoh Kelinci yang Gemas
Kolom
-
Segere Wes Arang-Arang, Fenomena Remaja Jompo dalam Masyarakat!
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Demi Efisiensi Anggaran, Pendidikan Dikorbankan: Bijakkah Keputusan Ini?
-
Tagar 'Kabur Aja Dulu' Trending, Anak Muda Mau Pindah ke Mana?
-
Menelisik Biaya Administrasi dalam Rekrutmen: Antara Tuntutan dan Beban
Terkini
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
-
4 Inspirasi Clean Outfit ala Hwang In-youp, Gaya Makin Keren Tanpa Ribet!
-
Kalahkan China 3-1 dan Cetak Sejarah, Indonesia Juarai BAMTC 2025