Bercermin dan Memuji Diri, Self Reward Terbaik yang Saya Pilih

Hayuning Ratri Hapsari | Sapta Stori
Bercermin dan Memuji Diri, Self Reward Terbaik yang Saya Pilih
Ilustrasi menatap cermin (Unsplash.com/Caroline Veronez)

Setiap orang berjuang untuk menjalani hidup dengan cara, rasa dan kerumitannya masing-masing. Dalam prosesnya, seseorang melakukan berbagai upaya dan mengerahkan segenap doa untuk bisa melalui semua hal yang harus ia hadapi atau meraih sesuatu yang dicita-citakan.

Ada kalanya ia berhasil, ada kalanya ia gagal, karena kehidupan tak jarang menyajikan momen-momen paling membahagiakan, tapi kerap pula menghadirkan titik tersulit dan terberat yang sering kali menyebabkan keterpurukan, bahkan nyaris hilang harapan.

Namun, terlepas dari bagaimana hasil yang didapatkan, seseorang haruslah tetap menghargai dirinya sendiri atas doa dan upaya yang telah ia lakukan. Di sinilah pentingnya self reward sebagai apresiasi terhadap diri sendiri yang telah berusaha dan berjuang.

Ada berbagai cara orang untuk melakukan self reward, seperti memakan kudapan yang sangat diinginkan, membeli barang yang selama ini didamba, bertemu dengan orang yang dirindu, atau pergi ke tempat yang telah lama ingin dikunjungi.

Namun, jalan yang saya pilih adalah self reward tanpa mengeluarkan uang, tanpa melihat dan menjumpai siapa pun selain diri saya sendiri. Bagi saya, self reward adalah bercermin dan memberikan pujian terbaik kepada diri sendiri.

Ya, saya akan berdiri di depan cermin dan menarik napas dalam-dalam. Saya tatap lekat-lekat dua manik hitam di hadapan. Di saat itulah, ketika tak ada satu pun orang di sekitar, ketika seakan saya menepi dari dunia, saya memberikan input positif pada diri dengan memuji bayangan seseorang yang terpantul di cermin.

Saya luangkan waktu untuk mengingat kembali apa yang telah berhasil saya lalui, membebaskan diri dari penyesalan atas apa yang tidak mampu saya lakukan, lantas tersenyum pada diri sendiri dan berkata bahwa diri saya hebat, karena telah mampu melalui itu semua.

Saya meyakinkan diri bahwa ada banyak hal di masa lalu yang lebih berat dari apa yang saya lalui sekarang, tapi ternyata saya mampu menjalaninya sampai hari ini.

Bukan, bukan bermaksud jemawa atau merasa segala hal bisa saya lewati semata berkat kemampuan saya sendiri, melainkan karena saya merasa ada sesuatu yang tak bisa orang lain berikan dan tak bisa didapatkan hanya dengan memanjakan diri, walau semua itu tetaplah sangat dibutuhkan.

Ada sesuatu yang hanya bisa saya dapatkan dengan menyempatkan diri untuk menyerahkan seluruh waktu hanya demi memberikan cinta pada diri saya sendiri.

Terlebih, tak jarang seseorang merasa sulit untuk mengendalikan apa yang muncul dalam benak dan pikirannya. Ada kalanya rasa sedih, ketakutan, atau kecemasan muncul tiba-tiba. Self reward dengan cara seperti itu membuat saya mampu mencurahkan segala hal yang bercokol di dada dan tak mampu saya ungkapkan dengan benar pada orang lain.

Self reward yang saya jalankan menjadi bagian dari upaya saya untuk mencintai, memaafkan dan menghargai diri saya sendiri. Sebab, hanya diri sendiri yang mengetahui, apa yang sudah dilalui serta bagaimana rasanya, dan hal ini berlaku sama bagi setiap orang.

Lepas dari itu, saya terus mengingatkan diri untuk bersyukur dengan apa yang telah saya dapatkan dan miliki dalam hidup saya.

Self reward dengan cara ini mengisi kembali semangat saya untuk melalui pagi yang baru, meyakini harapan-harapan yang saya miliki seraya terus berusaha dan berdoa, walau setiap hari tetap berjalan seperti biasanya. Begitulah self reward yang saya pilih, hadiah terbaik yang saya berikan untuk diri sendiri melalui cara yang sederhana.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak