Kekerasan terhadap anak-anak bukanlah hal yang baru. Semakin hari, kita disuguhkan dengan semakin banyaknya ancaman kekerasan terhadap anak-anak, mulai dari kekerasan seksual, perundungan, bahkan hingga pembunuhan. Mirisnya, hal itu juga terjadi di lingkungan pendidikan, di tempat bermain, bahkan bisa terjadi di halaman rumahnya sendiri.
Sayangnya pula, ancaman kekerasan terhadap anak-anak bukan hanya datang dari luar, tapi juga ada di dalam keluarga mereka sendiri. Rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman untuk anak menjalani kehidupannya, justru menjadi awal rusaknya kehidupan mereka. Sebab, kekerasan dapat menimbulkan trauma, luka batin, bahkan dendam di dalam hati mereka.
Anak-anak kerap menjadi sasaran berbagai tindak kekerasan, baik yang dilatarbelakangi oleh amarah, nafsu bejat maupun faktor-faktor lainnya, sering kali karena mereka dianggap belum mengerti apa-apa dan tidak berdaya untuk melawan. Entah berapa banyak kasus penganiayaan, pencabulan bahkan pembunuhan terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang dewasa, bahkan oleh anggota keluarganya sendiri, tidak terkecuali oleh orang tua mereka.
Lantas, seakan tak ada tempat yang benar-benar aman bagi anak untuk berlindung, kekerasan terhadap anak terus terjadi di setiap tempat. Para orang tua yang sungguh ingin melindungi anak-anaknya tentu kerap resah dengan semua pemberitaan yang ada.
Keluarga seharusnya memang menjadi tempat berlindung yang paling utama dan paling aman bagi anak-anak, lingkungan pertama yang mereka kenal, di mana mereka bisa bersama dengan orang-orang yang semestinya bisa mereka percayai.
Namun, sejatinya, kita sendiri sebagai individu memiliki kewajiban untuk melindungi dan menjaga anak-anak, terlepas dari apakah mereka anak kandung kita atau bukan. Tentu saja, hal itu tidak bisa dilakukan jika diri kita sendiri tak bisa menjadi individu yang beradab dan penuh kasih sayang kepada anak-anak. Alangkah indahnya jika setiap orang mampu menjadi tempat bernaung bagi setiap anak yang ada di dekat mereka.
Maka, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membangun dan menciptakan tempat yang aman dan damai bagi anak-anak untuk menjalani tumbuh kembang mereka, di mana pun mereka berada. Walau tindak kekerasan terhadap anak-anak masih sangat sulit untuk dihilangkan, tapi kita tentu bisa berbuat yang terbaik demi menciptakan masa depan yang lebih cerah untuk para generasi penerus kita.
Baca Juga
-
Wajib Tahu! Ini 3 Alasan Pentingnya Riset bagi Penulis
-
Selamat! Go Ayano dan Yui Sakuma Umumkan Pernikahan Mereka
-
Selamat! Keita Machida Resmi Menikah dengan Aktris Korea-Jepang Hyunri
-
4 Manfaat Membuat Kerangka Karangan dalam Kegiatan Menulis
-
NiziU Nyanyikan Lagu Tema Film Animasi 'Doraemon: Nobita's Sky Utopia'
Artikel Terkait
-
Novel Kokokan Mencari Arumbawangi, Dongeng Pedesaan yang Menghangatkan Hati
-
Persija Jadi Alasan Jakmania Pilih Pram-Rano di Pilkada DKI? Ini Kata Pentolannya
-
Intervensi Dini: Kunci Pengembangan Anak Neurodivergent Menurut Para Ahli
-
Bisa Melawan Koalisi Jahat, Pentolan Garis Keras Jakmania Senang Pramono Menang: Jangan Remehkan Anak Jakarta
-
Berapa Anak Asri Welas? Kini Gugat Cerai Suaminya Galiech Ridha Rahardja
Kolom
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Apatis atau Aktif? Menguak Peran Pemilih Muda dalam Pilkada
-
Mengupas Tantangan dan Indikator Awal Kredibilitas Pemimpin di Hari Pertama
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Transparansi Menjaga Demokrasi di Balik Layar Pemilu, Wacana atau Nyata?
Terkini
-
Ulasan Buku Why We Sleep: Pentingnya Tidur Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental
-
Gol Telat David da Silva Selamatkan Persib Bandung dari Kekalahan di ACL 2
-
Jadi Penulis Web Novel, Ini Peran Park Ji Hyun di Fairy Tale, But Rated R
-
Spoiler When the Phone Rings Eps 3, Yoo Yeon Seok Cemburu ke Heo Nam Jun?
-
Ambisi Kadek Arel Bawa Timnas Indonesia Juara Piala AFF 2024