Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | masud fauzi
Ilustrasi Klitih di jalan (pixabay/Oleg Elkov)

Klitih memang menjadi topik hangat dalam diskusi di media sosial saat ini. Istilah ini kembali menjadi sorotan akibat maraknya tindak kriminal di Yogyakarta belakangan ini. Contohnya, beberapa kasus klitih terjadi di malam hari saat jalanan mulai sepi.

Untuk memahami klitih secara lebih mendalam, bacalah artikel ini sampai selesai, Grameds. Kami akan membahas pengertian, penyebab, hukum, dan cara untuk menghindari klitih.

Memahami Klitih

Klitih menjadi peristiwa yang sangat mengganggu bagi masyarakat Yogyakarta. Tindakan kekerasan ini biasanya dilakukan secara cepat dan tiba-tiba oleh pelaku yang bisa berjumlah dua orang atau lebih. Senjata yang biasa digunakan termasuk pedang, parang, dan alat tajam lainnya. Klitih juga dapat dikaitkan dengan fenomena kenakalan remaja yang berujung pada kriminalitas. Fenomena ini berhubungan dengan aksi saling serang antar geng sekolah atau kelompok remaja.

Menurut Drs. Soeprapto, S.U, seorang sosiolog kriminal dari Universitas Gadjah Mada, asal usul nama klitih berasal dari bahasa Jawa, yaitu klitah-klitih. Sebenarnya, istilah ini awalnya memiliki makna positif. Artinya, klitih merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang positif, seperti jalan-jalan, menjahit, membaca, dan sebagainya.

BACA JUGA: Mengharukan, Lika-liku Pasangan Transgender India Hamil dan Melahirkan Anak Pertama

Namun, perubahan zaman membuat makna klitih bergeser menjadi negatif. Saat ini, klitih dikaitkan dengan aksi kriminalitas yang dilakukan oleh dua orang yang berkeliling naik motor.

Sejarah klitih dimulai pada tahun 2007-2009 di Yogyakarta. Pemerintah setempat saat itu membuat beberapa kebijakan mengenai tawuran pelajar. Namun, kebijakan ini membuat pelajar bosan karena tidak ada kegiatan yang dapat dilakukan. Akhirnya, mereka mencari kegiatan baru, seperti mengendarai sepeda motor dan berkeliling kota, serta mencari musuh secara acak, biasanya sesama pelajar.

Kesimpulannya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku klitih pada remaja, yaitu:

  1. Kepentingan dan rasa cocok dengan kelompok serta tekanan untuk diakui oleh anggota kelompok.
  2. Kondisi rumah tangga yang tidak harmonis, yang menyebabkan remaja tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan.
  3. KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang berpengaruh pada psikologis anak dan mengakibatkan anak tidak mampu mengontrol emosi dan berpikir jernih.
  4. Ketiadaan sosok panutan yang baik dalam hidup remaja.

Untuk mengatasi perilaku klitih, diperlukan upaya dari berbagai pihak, seperti pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pemerintah dapat memfokuskan perhatian pada program-program preventif dan edukatif untuk remaja, sekolah dapat membantu remaja untuk membentuk identitas dan memperkuat rasa percaya diri mereka, keluarga dapat menjadi pendukung bagi remaja, dan masyarakat dapat memfasilitasi lingkungan yang aman dan mendukung bagi perkembangan remaja.

BACA JUGA: Jadwal Puasa Ramadhan 1444 H Lengkap, Cek di Sini!

Berikut beberapa tips untuk menghindari kejahatan dan klitih:

  1. Selalu berhati-hati dan waspada saat berada di jalan.
  2. Jangan membawa barang berharga secara terang-terangan saat berada di jalan.
  3. Hindari berjalan sendirian di tempat yang gelap atau sepi.
  4. Jangan mudah percaya pada orang yang tidak dikenal, terutama saat dijalan.
  5. Jika mengalami kejadian yang tidak diinginkan seperti pencurian atau penjambretan, segera melaporkan kepada pihak berwajib.
  6. Belajar untuk berkomunikasi dan membangun hubungan yang baik dengan orang tua, guru, dan teman.
  7. Belajar untuk memahami dan menghormati perbedaan, serta membangun jaringan kerjasama dan dukungan sosial.
  8. Jangan terlalu mudah terpengaruh oleh pengaruh buruk, seperti kecanduan narkoba, minum alkohol, atau bergabung dengan kelompok kriminal.
  9. Belajar untuk mengendalikan emosi dan memahami bahwa tindakan agresif dan kriminal hanya akan membawa dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain.
  10. Belajar mengembangkan kemampuan dan bakat melalui berbagai kegiatan positif, seperti olahraga, belajar, atau berkarya.

Cara mempertahankan Diri

  • Menjaga Barang Berharga
    Pastikan barang-barang berharga seperti handphone, dompet, dan benda lainnya selalu dalam pengawasanmu. Cobalah untuk tidak membawa terlalu banyak uang tunai dan gunakan dompet yang tertutup atau berkantong depan. Ini akan membuat para pelaku kejahatan kesulitan dalam melakukan aksi kejahatannya.
  • Berjalan di Jalan yang Ramai
    Berjalan di jalan yang ramai sangat dianjurkan karena peluang kejahatan akan semakin kecil saat banyak orang di sekitar. Selain itu, kamu juga akan lebih mudah dalam meminta bantuan saat dalam bahaya.
  • Menjaga Jarak dengan Orang yang Tak Dikenal
    Ketika berjalan di jalan, hindarilah untuk berdekatan dengan orang yang tak dikenal. Pastikan jarak antaramu dan orang asing cukup jauh, ini akan membuat pelaku kejahatan merasa kesulitan dalam melakukan tindak kejahatan.
  • Menjaga Kebugaran Fisik
    Menjaga kebugaran fisik sangat penting agar kamu siap untuk melarikan diri saat dalam situasi bahaya. Latihan olahraga secara rutin akan membuatmu lebih sehat dan siap untuk menghadapi situasi darurat.
  • Menghubungi Pihak Berwajib
    Jika mengalami tindak kejahatan, segera lapor kepada pihak berwajib seperti polisi. Ini akan membantu proses penyelidikan dan meminimalisir kemungkinan terjadinya kejahatan yang sama di masa yang akan datang.

Dengan mempraktikkan tips-tips di atas, kamu dapat mengurangi risiko terkena tindak kejahatan dan menjaga keselamatanmu saat berada di jalan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

masud fauzi