Perempuan dan kecantikan adalah dua kata yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling terikat dan terkait, kecantikan kemudian dianggap hal yang penting dan harus dimiliki oleh setiap perempuan.
Sering kali, kita harus menelan fakta bahwa perempuan yang dianggap cantik dan berpenampilan menarik lebih diterima dalam berbagai hal sebut saja dalam pekerjaan, pendidikan, bahkan saat bermasyarakat. Karena itu menjadi cantik dan menarik akan lebih menguntungkan, bukan? Lantas, Apa standar agar seseorang bisa dianggap cantik?
BACA JUGA: Game Gacha: Bagaimana Dampaknya terhadap Pemain dan Developer?
pertanyaan diatas tentunya bisa dijawab dengan mudah ketika melihat para perempuan yang berlomba-lomba menjadi 'cantik' pada zaman ini. Banyak perempuan yang merasa bahwa dirinya harus berubah, hal ini tentunya sebut saja contohnya akibat peran media dan iklan produk kecantikan yang selalu menampilkan sosok perempuan berkulit putih, tinggi, dan langsing disetiap tayangannya.
Tak bisa dipungkiri bahwa banyak pihak yang menyetujui hal tersebut sehingga pada akhirnya banyak kesimpulan yang dapat diambil bahwa standar kecantikan di masyarakat adalah perempuan yang putih dan langsing. Hal ini tentu dianggap sebagai sebuah anugerah bagi perempuan yang memang lahir dengan kulit putih dan langsing, namun sebaliknya perempuan yang berkulit tidak putih dan bertubuh tidak langsing akan berpikiran bahwa mereka tak pantas bahkan parahnya merasa bahwa dirinya jelek (tidak cantik).
BACA JUGA: Femisida: Pembunuhan Perempuan Karena Gendernya
Standar kecantikan yang diciptakan oleh masyarakat dan media ini tentu tidak bisa dibenarkan. Kecantikan adalah sesuatu yang berasal dari diri sendiri. Ketika seorang perempuan memutuskan bagaimana ia akan menjadi dirinya sendiri adalah sebuah kecantikan yang utama. Kebahagiaan adalah hal yang terpenting dari sebuah kecantikan bagaimana perempuan merasa bangga terhadap dirinya dan merasa bahagia atas apapun yang dimilikinya adalah arti dari sebuah kecantikan yang sesungguhnya.
Pada saat ini kata yang tepat untuk menggambarkan standar kecantikan adalah “STOP”. Kita dan masyarakat perlu berhenti untuk mengambarkan standar kecantikan mengenai perempuan yang putih dan langsing adalah perempuan yang cantik dan menarik. Tak perlu banyak ambisi untuk menjadi orang lain perempuan juga harus sadar bahwa dirinya sangat berharga, Tak peduli akan warna kulit ataupun bentuk badannya semua perempuan berhak menyandang predikat cantik itu sendiri.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Drama Korea Good Partner, Duet Nam Ji Hyun dan Jang Na Ra Jadi Pengacara
-
3 Rekomendasi Drama Korea yang Dibintangi Han Seok Kyu, Terbaru Ada Doubt
-
Marak Tren Pernikahan Dini di Media Sosial, Stop Romantisasi!
-
Ulasan Drama Korea Your Honor: Kisah Hakim yang Melupakan Keadilan demi sang Anak
-
Deepfake Pornografi: Penyalahgunaan Teknologi sebagai Alat Kekerasan Seksual
Artikel Terkait
-
'Milih Imam Kok Wedok?': Seksis dan Diskriminasi Warnai Pilkada 2024
-
Urus Kabinet Gemuk Bikin Prabowo Kewalahan, Bakal Reshuffle Saat 100 Hari Kerja?
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
6 Tips Mengatasi Anxiety di Kantor untuk Pekerja Perempuan
-
Kompak Geruduk Istana, Ini Sederet Tuntutan Massa Pendemo Perempuan ke Prabowo
Kolom
-
Tes Open Book: Senjata Latih Critical Thinking atau Malah Bikin Malas?
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi
-
Tradisi Rewang: Tumbuhkan Sikap Gotong Royong di Era Gempuran Egosentris
-
Tersesat di Dunia Maya: Literasi Digital yang Masih Jadi PR Besar
-
Tolak PPN 12% Viral di X, Apakah Seruan Praktik Frugal Living Efektif?
Terkini
-
SEVENTEEN Ungkap Kekecewaan Cinta Via Lagu '2 Minus 1'
-
Umumkan Hiatus, Manga Spy x Family Bakal Rilis Kembali pada 23 Desember
-
Sisa 2 Episode, 4 Pertanyaan yang Harus Terjawab di Ending Family by Choice
-
5 Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar pada Kesehatan, Jangan Sepelekan Ya!
-
Mengenal 3 Bahan Tekstil Kain Batik