Nama Indonesia kembali harum di mata dunia dan banyak pihak yang kagum. Sosok Ariani Nisma Putri atau yang populer dikenal Putri Ariani, gadis 17 tahun asal Riau berhasil memukau para juri di ajang pencarian bakat, America’s Got Talent (AGT) 2023. Penyanyi yang bisa dibilang masih muda itu dengan suara emasnya telah meraih Golden Buzzer dari Simon Cowell.
Sang juri lansung mendatangi Putri saat masih di panggung, padahal juri Simon Cowell ini dikenal pelit dalam memberikan Golden Buzzer, undangan atau jalur pintas untuk bisa melaju ke babak Live Show alias semifinal pada AGT 2023.
BACA JUGA: Indonesia vs Palestina, Pertandingan Persahabatan 2 Sahabat
Putri ini memang dikenal sangat tertarik pada musik, bukan hanya bernyanyi tapi ia juga mampu memainkan sejumlah alat musik, bahkan piawai membuat lagu. Hal yang tak kalah menakjubkan, dibalik keterbatasan Putri dalam penglihatan (tunenetra) tak membuatnya terbatas dalam berkarya. Nyatanya, Putri mampu menerobos keterbatasan lahiriahnya itu.
Sebagaimana yang diungkapkan dalam editorial mediaindonesia.com, (12/06/2023), kemenangan Putria Ariani tersebut harus menjadi momentum bagi bangsa ini untuk memberikan perhatian kepada kaum difabel di Tanah Air ini yang masih terkesampingkan. Lebih lanjut, ia menyebut data dari Badan Pusat Statistik pada 2020, jumlah penyandang disabilitas sebanyak 22,5 juta jiwa. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan persentase difabel di Indonesia 10% dari total penduduk atau sekitar 27,3 juta orang.
BACA JUGA: Mengenal Sindrom Peter Pan: Ketika Kita Sulit Memasuki Dunia Dewasa
Menurut Komisi Nasional Disabilitas, sebagian besar mereka tidak terdata karena masih mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Sehingga, banyak diantara mereka menyembunyikan anggota keluarganya yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, mental, ataupun sensorik. Bukan itu saja, keterbatasan geografis juga sangat mempengaruhi dan membuat mereka tidak terdata. Sehingga banyak diantaranya tidak memiliki dokumen, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), namun itu tentu sangat berdampak pada pelayanan sosial dan publik kepadanya.
Momentum prestasi yang diraih Putri Ariani ini harus menjadi cambukan bagi kita semua, terlebih kepada pemerintah Indonesia untuk bisa mengakomodir seluruh penyandang disabilitas agar bisa terpenuhi haknya sebagai manusia dan warga negara Indonesia. Bukan karena nanti ada prestasi yang ditunjukkan lantas berfokus untuk memuji-mujinya, sementara faktanya masih banyak penyandang disabilitas yang belum tercover dengan baik.
Dalam dunia kerja misalnya, penyandang disabilitas masih belum diakomodasi sepenuhnya. Padahal, pasal 53 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, menegaskan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, BUMN wajib mempekerjakan paling sedikit 2% penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja. Sementara, perusahaan swasta wajib mempekerjakan penyandang disabilitas paling sedikit 1% dari jumlah pegawai atau pekerja.
BACA JUGA: Bukan Pesta Demokrasi: Penyakit-penyakit Musim Pemilu yang Akan Menjangkit
Kemenangan Putri Ariani menyandarkan kepada kita bahwa banyak anak bangsa yang memiliki potensi. Putri beruntung karena memiliki keluarga yang mempunyai akses pada pendidikan yang bermutu, sementara masih banyak penyandang disabilitas lainnya yang justru hidup dalam garis kemiskinan. Untuk itu, negara mesti hadir secara utuh untuk memperjuangkan kehidupan mereka. Jangan karena saat ia berprestasi baru muncul pujian yang amat dahsyat.
Prestasi Putri Ariani ini juga mesti menjadi momentum bagi kita semua untuk berbenah. Bukan hanya negara, tetapi seluruh warga negara Indonesia. Ini mesti menjadi cambukan kalau potensi diri itu ada, selama ada kemauan untuk berusaha dan belajar. Dibalik keterbatasan Putri menjadi momok yang membuat kita merenung, betapa bodohnya kita yang menyia-nyiakan waktu untuk tidak belajar dan berkarya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
10 Cara Mengatur HP agar Bisa Melantunkan Al-Quran Semalaman Tanpa Khawatir Baterai Rusak
-
Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Perlunya Akses Pendidikan Merata
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
-
Ketupat Lebaran: Ikon Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu
Artikel Terkait
-
BKPM Dorong Sentra Vokasi Terbesar di Indonesia Buka Akses Kerja Disabilitas
-
Pertamina Hulu Energi Mewujudkan Asa dan Mimpi Sahabat Istimewa
-
Wakaf Al-Quran Braille: Upaya Dorong Pendidikan Spiritual Inklusif Bagi Komunitas Disabilitas
-
Potret Pendidikan Anak Penyandang Disabilitas di Indonesia, Menagih Hak untuk Setara
-
Kolaborasi Seni dan Fashion di Bulan Ramadhan: Hadirkan Scarf hingga Mug Karya Seniman Disabilitas
Kolom
-
Tren Masa Depan AI Action Figure: Mainan dengan Kecerdasan Buatan
-
Langkah Kecil Bandung: Mengguncang Dunia dan Membangun Solidaritas Global
-
Ki Hadjar Dewantara: Dari Pejuang Kemerdekaan Menjadi Bapak Pendidikan
-
Memoar Aktivisme Politik Ki Hadjar Dewantara Melalui Pendidikan
-
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Perpaduan Kedai Kopi dan Toko Buku
Terkini
-
Review Weak Hero Class 2: Tidak Sepecah Ekspektasi, Tapi Tetap Layak Tonton
-
5 Drama China dengan Judul Blossom, Mana Favoritmu?
-
Esensi Film 'Popeye the Slayer Man' 2025: Dari Kartun Jadi Monster Sadis
-
Kuliah Lapangan di Arab Melayu, Mahasiswa UNJA Perkuat Pemahaman Indigenous
-
Emosional, Esensi Drama China 'The First Frost': Hakikat Takdir Cinta