Entah iseng atau sengaja iseng, Filipina mencomot destinasi wisata negara lain dalam promo wisatanya. Salah satu di antaranya adalah sawah terasering di Indonesia.
Parahnya ulah mencomot destinasi wisata tersebut, bukan hanya dari Indonesia saja. Beberapa destinasi wisata negara lain pun dicomot Filipina, seperti dan Uni Emirat Arab, Brazil, dan lain-lain.
Video promo tersebut kontan menimbulkan reaksi di mana-mana. Terutama di Indonesia yang warganet sangat peka terhadap hal-hal begini. Masih ingat kan ulah Negeri Jiran saat mengaku beberapa budaya Indonesia sebagai miliknya.
Akibat ulah ini, Biro Iklan pembuat video tersebut minta maaf pada publik. Demikian pula dengan Kementerian Pariwisata mereka. Pihak kementerian menyatakan bahwa mereka kecolongan dalam kasus ini. Padahal dana untuk pembuatan video ini tak kurang dari 13 miliar rupiah.
Tindakan comot-mencomot ini jelas menunjukkan mereka tidak profesional. Pasalnya di zaman serba digital ini, jejak sebuah gambar begitu mudah dilacak, sehingga saat seseorang menggunakan gambar tertentu, siapa pun dengan mudah akan menemukan sumber gambar tersebut.
Perilaku Biro Iklan ini tak ubahnya seorang amatiran. Jika memang mereka profesional, mereka harusnya hunting sendiri ke spot-spot yang diinginkan, sehingga akan menemukan hal-hal unik di negeri itu. Bukannya hal-hal unik dari negara lain.
Atau mungkin saja mereka pengin cari gampangnya. Daripada harus susah payah hunting, mending comot saja. Kan dalam tayangan video hanya sepersekian detik saja, sehingga tidak semua orang mengamati.
Jika saja video tersebut tidak terungkap, bukan tidak mungkin justru merugikan Filipina sendiri. Bayangkan saja saat seorang turis menginginkan untuk mengunjungi destinasi yang ada dalam video. Yakin pasti sang pemandu wisata akan kebingungan. Pasalnya destinasi itu tidak ada di Filipina.
Untungnya hal itu diungkap oleh orang Filipina sendiri, Sass Rogando Sasot. Dalam akun fecebook-nya, dia mengatakan adanya beberapa gambar berasal dari negara lain dalam promo tersebut.
Langkah berikutnya adalah pemberitaan dari AFP. Mereka pun melakukan investigasi promo pariwisata bertajuk ‘Love the Philiphines’ ini. Hasilnya memang terdapat indikasi pencomotan itu. Hehe, ternyata urusan comot-mencomot tidak hanya di Indonesia saja.
Baca Juga
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
3 Hal yang Membuat Prestasi Timnas Indonesia U-17 Layak Mendapat Apresiasi
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Gegara Belum Pulih Cedera, Anthony Ginting Harus Absen Lagi dari Badminton Asia Championships 2025
Artikel Terkait
-
Calvin Verdonk Akhirnya Menyerah: Saya Tidak Sanggup Main
-
3 Alasan Pilar Penting Timnas Indonesia Absen di Laga MU vs ASEAN All Stars
-
Ancaman Itu Bernama Zhang Yuning, Teman Kevin Diks Pernah Bikin Malu Timnas Indonesia Era STY
-
Desa Wisata Bromonilan, Menikmati Sejuknya Udara khas Pedesaan di Jogja
-
Akhirnya Erick Thohir Bicara Rencana Timnas Indonesia U-17 Tambah Pemain Naturalisasi
Kolom
-
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Laba Menyusut: Suara Hati Pengusaha Indonesia
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Orang Baik Sering Tersakiti: Apakah Terlalu Baik Itu Merugikan Diri?
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?
Terkini
-
Pengepungan di Bukit Duri: Potret Luka Sosial di Balik Layar Sinema
-
Ondrej Kudela Antar Persija Jakarta Teguk Kemenangan, Persik Kediri Makin Terpuruk
-
Review Anime Bofuri, Main Game VRMMORPG yang Jauh dari Kata Serius
-
Jawaban Ryan Coogler Soal Peluang Sekuel Film Sinners
-
Baper, Film Jepang 'The Blue Skies at Your Feet': Cinta, Waktu dan Air Mata