Di era tekhnologi yang canggih sekarang ini, penggunaan media sosial (medsos) menjadi kebutuhan bagi banyak orang, termasuk organisasi jelas sangat memerlukan keberadaan medsos.
Umumnya, medsos organisasi digunakan sebagai bahan untuk sosialisasi, sebarkan visi dan misi lewat dunia maya, dan tempat mengabaikan setiap kegiatan organisasi yang telah dilaksanakan. Sehingga, hari ini bisa kita saksikan betapa banyak akun media sosial organisasi bertebaran di setiap beranda media sosial yang kita miliki.
Namun yang bikin saya menggelitik, ketika akun medsos organisasi itu sering diganti-ganti tanpa tujuan yang jelas. Di kabupaten Majene sendiri, tempat di mana kampus saya berada, ada beberapa organisasi mahasiswa yang saya temukan akun media sosialnya sering diganti-ganti.
BACA JUGA: Menjamurnya Bahasa 'Gado-Gado' Sama dengan Memudarnya Jati Diri Bangsa?
Hal itu bisa ditandai ketika organisasi itu baru saja menggelar musyawarah besar (Mubes) atau penggantian pengurus baru, seiring juga adanya pergantian akun media sosial baru.
Seakan tidak relevan lagi menggunakan akun media sosial yang dikelola pengurus sebelumnya karena sudah ada pengurus baru di organisasi tersebut.
Padahal sejatinya, penggantian pengurus baru hanyalah penggantian struktur organisasi saja, bukan malah harus mengganti pula akun media sosialnya yang sudah lama dijalankan.
Kan, sangat disayangkan jika akun media sosial yang dikelola pengurus sebelumnya yang sudah banyak konten-konten telah diupload langsung dihiraukan begitu saja, dan membuat lagi yang baru. Selain merepotkan, juga mengurangi nilai positif organisasi.
Salah satu dampak yang ditimbulkan, pertama, harus memulai lagi membuat konten baru dan kembali mensosialisasikan kepada pengguna media sosial.
BACA JUGA: Tren Pengangguran Terdidik di Indonesia Terus Meningkat, Mengapa dan Bagaimana Solusinya?
Kedua, akun yang sudah mengikuti akun medsos organisasi kamu akan hilang dan tidak mendapatkan lagi konten yang sebelumnya organisasi sering membagikan konten. Artinya, bentuk propaganda untuk mensosialisasikan visi organisasi akan berkurang.
Selain itu, ketika pengurus baru mengganti akun medsos organisasi yang baru pula, itu seakan memperlihatkan pengurus lama dan pengurus baru tidak kompak dan seakan ada perselisihan di antaranya. Hingga muncul, jangan-jangan...
Jika memang tidak ada apa-apa, kan tidak perlu ganti akun medsos organisasi, walau pengurusnya sudah berganti. Justru itu mestinya dilanjutkan, dan dikelola untuk bisa ditingkatkan lagi untuk memberikan konten yang bermanfaat kepada para pengguna media sosial. Kecuali kalau memang aku medsos organisasi yang lama itu sudah rusak ya.
Maka dari itu, teruntuk organisasi yang ada media sosialnya, janganlah sering ganti-ganti akunnya. Selain itu bisa merepotkan kamu yang bisa berdampak pada organisasi kamu, jelas perbuatan itu juga bisa membuat kami pusing sebagai pengguna media sosial.
Kami pusing akun yang mana sebenarnya aktif untuk melihat postingan dari organisasi terkait. Kami bisa saja bingung ketika mau mencari informasi lewat akun media sosial organisasi, karena akunya yang banyak, tentu itu bisa membuat kami bingung.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
6 Holder HP Motor Terbaik Buat Touring dan Harian, Anti-Goyang dan Anti-Jatuh
-
10 Tablet Murah Buat Belajar: Dompet Aman, Tugas Lancar, Mata Nggak Pegel
-
5 Rekomendasi HP Rp1 Jutaan yang Bikin iPhone dan Samsung Minder!
-
Drive Penuh? Ini Jurus Bersih-Bersih Biar Enggak Nyesek!
-
Vespa GTS 300: Skuter Sultan Bergaya Klasik, tapi Tenaga bak Jet Tempur!
Artikel Terkait
-
4 Rekomendasi Swalayan Murah di Jogja, Pas Buat Kantong Mahasiswa!
-
Antimainstream! Universitas Ini Buka Program Magister Ilmu Sihir dan Gaib, Minat?
-
4 Tempat Belanja Favorit Mahasiswa Malang, Harga Ramah di Kantong Pelajar!
-
Dikabarkan Sudah Tak Lagi Bersama, Intip Potret Terkini Putri Anne dan Arya Saloka
-
Tak Mau Terima Uang Jelek, Petugas SPBU Sedot Kembali Bensin Sudah Dibeli
Kolom
-
Pembangunan Hilir vs Pembangunan Hulu: Benarkah Desa Ikut Sejahtera?
-
Sayang Pada Buku Bukan Berarti Pelit: Memahami Hati Seorang Bibliotaph
-
Pasak Lebih Tinggi dari Tiang: Potret Suram Keseimbangan Fiskal Indonesia
-
Dari Iklan ke Film: Bagaimana Media Membentuk Citra Perempuan?
-
Representasi Perempuan di Layar Kaca: Antara Stereotip dan Realitas
Terkini
-
Drama Diaspora Indonesia dalam Film Ali & Ratu Ratu Queens, Penuh Makna!
-
Mengenang Diogo Jota, Ternyata sang Pemain Pernah Bertarung dengan Penggawa Garuda
-
Ulasan Novel The Butcher's Daughter: Kisah Anak Pedagang Daging di London
-
4 Cleanser Lokal Kandungan Glycerin, Rahasia Kulit Kenyal dan Terhidrasi!
-
Tips Menguasai Teknik Dasar Futsal: Kunci Bermain Efektif di Lapangan Kecil