Kabar buruk kembali datang dari cabang olah raga bulutangkis. Cabang yang di masa lalu menjadi cabang andalan Indonesia, dari tahun ke tahun makin memprihatinkan. Kali ini Indonesia nirgelar dalan Thailand Masters 2024.
Dengan menghitung ke belakang di tahun 2024, Indonesia baru meraih 1 gelar lewat Leo/Daniel di Indonesia Masters 2024 minggu lalu. Padahal jika dihitung hingga Thailand Masters 2024, 4 turnamen telah digelar oleh BWF.
Empat turnamen yang digelar BWF tersebut terdiri dari beberapa level. Mulai dari super 1.000 seperti Malaysia Open 2024 hingga super 300 seperti Thailand Masters 2024. Artinya dari setiap turnamen yang ada, pasti ada perbedaan kualitas pemain.
Contoh yang paling dekat adalah Thailand Masters 2024. Dengan level turnamen super 300, wajar jika Thailand Masters 2024 sepi dari pemain unggulan, karena memang tidak wajib sifatnya.
Namun faktanya, beberapa pemain Indonesia tidak bisa tembus ke babak final. Ujung-ujungnya pulang tanpa gelar.
Demikian pula pada Indonesia Masters 2024 seminggu sebelumnya. Anthony Ginting dan Jonatan Christie gagal meraih gelar. Padahal sebagian besar pemain unggulan tidak hadir.
Kenyataan semacam inilah yang membuat para pecinta bulutangkis tanah air mengernyitkan dahi. Catatan negative tahun 2023 ternyata belum juga hilang dari PBSI. Seperti diketahui semua pihak, pada tahun 2023 Indonesia mengalami kemarau gelar.
Namun saat menginjak tahun 2024, tanda-tanda tersebut mulai terlihat. Dalam 2 bulan ini dengan 4 turnamen yang diikuti, Indonesia hanya mampu meraih 1 gelar di nomor ganda putra.
Sementara jika menengok negara lain, terutama pesaing Indonesia seperti China, Korea Selatan, dan Jepang, mereka sudah bertaburan gelar. Fakta ini menunjukkan bahwa nama Indonesia sudah tidak diperhitungkan lagi.
PBSI sendiri dalam sebuah wawancara di bulan Januari lalu hanya mengatakan akan bekerja keras di tahun 2024. Hal itu disampaikan Riony Mainaky selaku Kabid Pembinaan dan Prestasi.
Namun faktanya hingga hari ini hasil kerja keras tersebut belum terlihat. Performa para pemain senior tampak belum kelihatan. Sementara para pemain yunior masih belum mampu bersaing di level senior.
Jika hal ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin nama Indonesia akan hilang dari peta perbulutangkisan dunia. Tergeser oleh India, Thailand, dan Malaysia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Lagi, Media Vietnam Puji Penampilan Timnas Indonesia U-17 saat Hadapi Mali
-
Amunisi Baru Timnas Indonesia, Proses Naturalisasi Miliano Jonathans Lanjut
-
Media Vietnam Puji Habis Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Uzbekistan 2-0
-
Lawan Uzbekistan Nanti Malam, PR Nova Arianto Harus Benahi Fokus Pemain
-
Lolos ke AFC Champions League Two, Persib Bandung Masuk Pot 4 dalam Drawing
Artikel Terkait
Kolom
-
Matcha, Labubu, dan Buku Feminist: Saat Cowok Jadi Performative Male
-
Polaroid Gemini AI: Kreativitas atau Objektifikasi Terselubung
-
Batas Sehat Ketergantungan dalam Budaya Kolektivisme Masyarakat Indonesia
-
Bencana yang Berulang, Apakah Kita Benar-Benar Siap Menghadapi Hujan Deras?
-
Pipi Balon: Tren Selfie Receh Gen Z yang Mengubah Cara Kita Berkomunikasi
Terkini
-
Suara Bisikan Virtual: Cara Gen Z Redakan Insomnia dengan ASMR
-
Alam, Pelarian Tenang Anak Muda dari Hiruk Pikuk Dunia
-
Standar Hidup Ala TikTok: Keren di Luar, Capek di Dalam?
-
Bukan Cuma Gagal Lolos, Timnas U-23 Juga Ditikung Tim Medioker ASEAN di Jalur Runner-up Terbaik
-
Pertarungan Penuh Darah di Serial Last Samurai Standing, Ini Teasernya