KPopers atau para penggemar KPop identik dengan fanwar di media sosial. Mulai dari adu prestasi idola favorit hingga saling bully yang bersifat toksik mungkin sudah bukan hal yang asing, terutama di X (dulunya Twitter).
Bahkan meski tidak sedang terlibat dan baik-baik saja, KPopers toksik kerap mengganggu fans lain yang tidak tahu apa-apa. Sungguh ironi.
Selain itu, kisruhnya konser KPop juga beberapa kali menghiasi media. Tak jarang aksi saling dorong ini membuat korban pingsan hingga terluka atau adu mulut.
Lantas, apakah benar KPopers memang se-toksik itu? Lalu apakah benar perilaku ini tak terlepas dari pengaruh para idol yang mereka puja?
Sama seperti hobi yang lain, menyukai KPop adalah hal yang lumrah dilakukan. Tujuannya beragam. Ada yang hanya sekedar untuk mengusir penat, hingga ada yang masuk terlalu dalam ke dalam kesukaannya hingga menjadi di luar kendali.
Fenomena seperti ini juga terjadi bagi pecinta bola, anime, ataupun hobi yang lain. Ada yang hanya sebatas menyukai objeknya dan ada yang terlalu gila dengan favoritnya tersebut.
Sehingga tidak adil rasanya jika menyebut semua KPopers toksik dan suka fanwar. Karena ada banyak orang yang sama sekali tidak tahu menahu tentang isu yang sedang dibahas di media sosial. Sementara mereka hanya asyik dengan karya sang idola.
Lebih lanjut, sama seperti manusia lain, KPopers juga wajar melakukan kesalahan karena mereka tidak sempurna. Asal mau saling mengingatkan dan mendengarkan, hal buruk tentu bisa terhindarkan.
Sehingga di sinilah peran idol dan fandom yang positif. Banyak idol sering terlihat mengingatkan para fansnya agar bisa lebih tertib dan disiplin. Sehingga sebagai fans yang baik seharusnya mau mendengarkan dan aksi kisruh bisa diatasi.
Tidak hanya itu, menyadari dirinya adalah panutan banyak orang, para idol ini juga kerap muncul untuk mengingatkan fansnya agar tidak berdebat hal yang tak perlu di X.
Sebaliknya, mereka meminta para fansnya untuk mengabaikan komentar jahat dan berfokus untuk saling menyayangi. Karena sejatinya, musik adalah hal menyenangkan yang seharusnya bisa menyatukan banyak orang.
Lalu ada juga idol yang mengingatkan fansnya bahwa fans adalah cerminan dari idolnya dan sebaliknya. Sehingga bila mereka melakukan fanwar dan hal buruk, hal itu juga akan mempengaruhi citra idol mereka.
Sehingga, sikap para idol tentu berpengaruh pada tertib atau damainya suatu fandom. Karena lingkungan yang positif hanya akan membawa kenyamanan bagi sesuatu yang disukai, dalam hal ini adalah menikmati musik.
Baca Juga
-
Bukan Sekadar 5 Lawan 5, Ada Misi Besar di Lapangan Futsal Axis Nation Cup
-
Tiap Tim Memang Punya Strategi Formasi Futsal yang Berbeda
-
Nggak Ada Alasan Nggak Olahraga, Walau Hujan Kita Masih Bisa Main Futsal
-
Ukuran Lapangan Futsalnya Sama, Tapi Cerita di Dalamnya Selalu Berbeda
-
Formasi Futsal dan Mimpi Besar Generasi Muda di Lapangan AXIS Nation Cup
Artikel Terkait
-
Jadi Runner Up Indonesian Idol, Tantangan Husein Alatas Ternyata Tidur
-
Idol Virtual yang Semakin Marak dan Krisis Populasi di Korea
-
Tiket Secret Number: pasSworLd Concert Nyaris Terjual Habis, Ini Komentar Dita Karang
-
Bikin Agensi, Luna Maya Terinspirasi Industri K-Pop
-
FIFTY FIFTY Rilis Logo dan Nama Fandom Baru, Hingga Jadwal Comeback Mendatang
Kolom
Terkini
-
Perempuan Masih Jadi Second Sex: Membaca Simone de Beauvoir dalam Futsal
-
Laga Pamungkas vs Korea Selatan, Bagaimana Kans Lolos Timnas U-23 Melalui Jalur Runner-up?
-
Kenal 2 Minggu, Anisa Bahar Langsung Dinikahi Brondong 19 Tahun Lebih Muda
-
Disorot 3 Jenderal TNI, Ferry Irwandi Bantah Tuduhan Pidana dan Siap Hadapi Hukum
-
Sukses Tundukkan Korsel, 3 Style Permainan STY Ini Mungkin Bisa Diduplikasi oleh Gerald Vanenburg