Siapa yang belum pernah dikejutkan oleh suara knalpot bising di tengah jalan? Di antara lalu lintas yang ramai, ada saja pengendara yang dengan bangga memamerkan "orchestra" bising hasil modifikasi knalpot mereka. Meski bagi mereka itu adalah tanda eksistensi, bagi banyak orang lain, bunyi memekakkan telinga itu lebih menyerupai teror dadakan yang merusak suasana.
Fenomena ini bikin kita bertanya-tanya: kenapa sih, ada orang yang sengaja mengganti knalpot standar dengan versi yang suaranya bikin kuping bergetar? Salah satu alasan bisa jadi untuk menunjukkan jati diri. Dengan suara knalpot yang khas, pengendara ini ingin tampil berbeda, menarik perhatian, bahkan mungkin merasa lebih bertenaga di jalanan. Semacam pernyataan, "Aku di sini, dengarkan aku!"
Tapi di balik kebanggaan itu, ada sisi yang mengganggu. Di area perumahan, terutama malam hari, suara knalpot bising adalah musuh utama kenyamanan. Anak kecil yang tidur nyenyak tiba-tiba terbangun, kucing yang bersantai pun lari terbirit-birit. Yang lebih parah, orang tua yang butuh istirahat malah terganggu oleh suara mesin yang menderu-raung. Rasanya seperti perampasan kedamaian tanpa izin.
Selain itu, kebiasaan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang empati. Apakah pengendara tersebut sadar bahwa tindakannya merugikan orang lain? Atau mereka hanya peduli pada kesenangan pribadi? Sebagian mungkin beralasan bahwa modifikasi knalpot meningkatkan performa motor, tapi apakah kecepatan tambahan itu sepadan dengan keresahan yang ditimbulkan?
Dari sisi aturan, suara knalpot yang melebihi ambang batas tertentu jelas melanggar hukum. Meski begitu, pengawasan terhadap pelanggaran ini sering terjadi. Apalagi ketika razia dilakukan, beberapa pengendara dengan mudah mengganti knalpot mereka kembali ke standar, lalu diam-diam memasang yang bising lagi. Ini menunjukkan betapa sulitnya mengubah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan.
Mungkin sudah saatnya masyarakat lebih aktif menyuarakan ketidaknyamanan mereka. Edukasi juga perlu diperkuat, mengingatkan bahwa jalan raya adalah ruang publik yang harus dihormati oleh semua. Karena sejujurnya saja, suara knalpot yang bising lebih banyak merugikan daripada memberikan manfaat nyata.
Keputusan ada di tangan pengendara. Apakah mereka ingin diingat sebagai pribadi yang menghormati kenyamanan bersama, atau sebagai pencetus kegaduhan jalanan? Ingat, keberadaan tidak selalu harus bising. Kadang-kadang, yang paling dihormati adalah mereka yang bisa hadir tanpa mengganggu.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Gen Z Lebih Pilih Sehat Mental Dibanding IPK Cumlaude, Salahkah?
-
Gen Alpha Beda dari Kita! Pola Asuh Zilenial Ubah Segalanya
-
Hormat Bukan Berarti Setuju! Gen Z dan Keberanian Berdialog
-
Ketika Karnaval Jadi Derita! Sound Horeg dan Dampak Nyata untuk Kesehatan
-
AXIS Nation Cup! Tempat Mimpi-Mimpi Liar Pemuda Indonesia Meledak
Artikel Terkait
-
7 Sebab Keluar Oli dari Knalpot Mobil, Waspadai Kerusakan Parah
-
Suara Knalpot Gahar! Pasang Mod Bussid Avanza Racing Gratis di Sini
-
Asap Knalpot Mobil Kebiruan? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
-
Makassar Lebih Tenang! Ribuan Knalpot Brong Dimusnahkan
-
Kenapa Knalpot Mobil Keluar Air? Ini 6 Faktanya
Kolom
-
Rp100 Juta Per Bulan Hanya untuk Joget? Momen yang Mengubur Kredibilitas DPR
-
Belajar dari Denmark: Mengorbankan Pajak Buku Demi Cegah Krisis Literasi
-
Paradoks di Senayan: Gaji PNS Dilarang Naik, Tunjangan DPR Jalan Terus
-
Tunjangan 50 Juta: DPR Tinggal di Rumah Rakyat atau Istana Pajak?
-
Bumi Belum Merdeka: Dijajah Sampah Plastik yang Kita Biarkan
Terkini
-
Ceremony oleh Stray Kids: Merayakan Pencapaian dan Momen Usai Bekerja Keras
-
Kesabaran Jack Miller Habis, Ancam Bakal Tinggalkan Pramac yang 'Gantung'
-
Ulasan Buku Generasi 90an, Kenangan Jadul dan Nostalgia Kaum Milenial
-
Mulai dari Kita: Mengelola Sampah Rumah Tangga Demi Bumi Lestari
-
Electric Heart oleh 8TURN: Emosi Cinta yang Meledak Seperti Aliran Listrik