Anak muda Indonesia, terutama yang berada di usia produktif, sering kali dihadapkan dengan pilihan karier yang tampaknya lebih menggiurkan daripada bertani.
Pekerjaan sebagai petani, meski sangat mulia dan penting, seakan sudah tak lagi jadi pilihan utama bagi generasi muda. Lalu, apa sih yang sebenarnya membuat anak muda enggan untuk terjun ke dunia pertanian?
Gaya Hidup Modern yang Lebih Menggiurkan
Anak muda zaman sekarang pastinya sudah sangat lengket dengan dunia teknologi dan gaya hidup modern. Mulai dari kerja kantoran dengan AC yang sejuk, hingga berkarier di bidang digital yang memungkinkan untuk bekerja dari mana saja.
Ditambah lagi, dengan hadirnya berbagai platform media sosial, banyak yang merasa tertarik dengan pekerjaan-pekerjaan yang bisa membuat mereka terlihat keren dan up-to-date.
Pekerjaan yang identik matahari terik dan keringat seperti jadi petani, rasanya kurang cocok dengan citra pekerjaan yang banyak diidamkan generasi muda.
Bekerja di kantor, dengan gaya berpakaian formal atau casual yang kece, lebih dilihat sebagai pilihan karier yang lebih menyenangkan dan sesuai dengan tren zaman sekarang.
Tidak bisa dipungkiri, kehidupan yang lebih simpel dan nyaman serta lebih dekat dengan kemajuan teknologi menjadi pilihan yang lebih banyak diminati.
Banyaknya Persepsi Negatif terhadap Dunia Pertanian
Ada anggapan umum yang beredar di kalangan generasi muda bahwa bekerja sebagai petani itu identik dengan pekerjaan yang kotor dan tidak menghasilkan banyak uang.
Citra pekerjaan petani yang sering digambarkan sebagai pekerjaan keras, penuh risiko, dan kurang dipandang di masyarakat, membuat banyak anak muda enggan untuk memilih jalan tersebut.
Banyak yang lebih memilih pekerjaan dengan penghasilan yang jelas dan lebih stabil, meskipun terkadang jauh dari apa yang mereka harapkan dalam hal kebahagiaan atau kepuasan.
Hal ini terjadi karena minimnya pemahaman tentang betapa pentingnya peran petani dalam kehidupan kita dan bagaimana sektor pertanian juga bisa menguntungkan jika dikelola dengan tepat.
Meskipun dunia pertanian di Indonesia memiliki banyak tantangan dan masalah, bukan berarti menjadi petani adalah pilihan yang buruk.
Anak muda Indonesia perlu lebih peka dan memahami betapa pentingnya sektor ini, serta melihat potensi besar yang bisa digali di dunia pertanian.
Jangan sampai kita kehilangan potensi besar yang ada di sektor ini hanya karena kurangnya minat untuk jadi petani.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Money Politics: Rakyat Jadi Korban Uang Murahan
-
Dosen Cuek, Mahasiswa Terabaikan: Krisis Pendidikan yang Perlu Perhatian
-
Kemiskinan di Indonesia: Mengapa Masih Jadi PR Besar yang Tak Kunjung Usai?
-
Generasi Muda Terancam: Mengapa Narkoba Begitu Sulit Diberantas?
-
Gaji Minim, Tuntutan Besar: Realita Kerja di Indonesia
Artikel Terkait
-
Beda Nasib Kim Sang-sik dan Shin Tae-yong: Juara Piala AFF vs Terancam Dipecat
-
Eks Striker Barcelona Pengganti STY, Diumumkan Erick Thohir Hari Ini
-
Shin Tae-yong Minum Arak Merayakan....
-
Rekrut Ole Romeny Ketimbang Mainkan Marselino, Pelatih Oxford United: Dia Berpengalaman
-
Bocorkan Isu Pemecatan STY, Profil Khairul Anwar Bukan Kaleng-kaleng, Bangun Klub Legendaris Ini
Kolom
-
Penulis Wattpad 'Ngemis' Vote dan Komen, Selera Pembaca Bisa Dipaksakan?
-
Trend We Listen We Don't Judge: Menghargai Perbedaan atau Ajang Bully
-
Membongkar Akar Korupsi: Apa yang Bisa Dipelajari Generasi Baru?
-
Tekun Belajar Tanpa Bimbel, Apakah Bisa Berprestasi?
-
Gaji Freshgraduate: Realita dan Harapan Anak Muda Indonesia
Terkini
-
Harbin: Ketika Film Perang Bertemu Gaya Noir yang Mencengangkan
-
Tutup Tur Asia 'Welcome Back,' 2NE1 Umumkan Konser Encore di Seoul
-
Keren Abis! Shogun Boyong 4 Piala Kemenangan di Golden Globe Awards 2025
-
3 Sheet Mask yang Berbahan Ginseng, Solusi Praktis Lawan Munculnya Kerutan
-
KickFlip Usung Nuansa Hih Hop Ceria di Lagu Pra-rilis Bertajuk Umm Great