Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Tika Maya Sari
Ilustrasi buku dan kacamata (Pixabay/DariuszSankowski)

Belakangan ini, frasa remaja jompo tampaknya begitu digandrungi berbanding lurus dengan fenomena di lapangan. Menyadur dari Suara.com, istilah remaja jompo sendiri bermakna: seseorang yang masih muda, tetapi mudah lelah dan mudah capek sebagaimana ciri khas orang jompo atau manula.

Dari sumber yang sama, hal tersebut dipicu oleh:

  1. Kurangnya olahraga,
  2. Asupan makanan yang ngawur alias tidak memperhatikan gizi, dan
  3. Kecanduan rokok hingga alkohol.

Yah, barangkali sebagai reward atas ‘menyakiti’ tubuh semasa kecil lewat jajanan tidak sehat. Bahkan saya sendiri pun mengalami hal sama. Seolah-olah, tren remaja jompo ini memang terus naik daun meski telah populer sejak 2021.

Namun, ada hal menggelitik yang saya temui dalam buku sakti Pepak Basa Jawa, seputar tren remaja jompo ini. Saya menemukan frasa unik, dalam bab Keratabasa yakni singkatan kata yang epic tetapi boleh juga.

Kata itu adalah Gerang, yang kemudian melahirkan frasa segere wes arang-arang.

Gerang sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Jawa Indonesia artinya:

  1. Aus, dan
  2. Sudah tua.

Meski umumnya mengacu pada tingkat kedewasaan seseorang, sebagaimana dialek yang saya gunakan setiap hari. Kata gerang tidak lantas hanya mengacu pada orang tua, melainkan remaja, atau dewasa muda. Yah, intinya seseorang yang sudah bukan anak-anak lagi. Walau terkadang istilah ini terdengar agak kasar sih. Sehingga, kebanyakan orang memilih kata gede.

Kemudian frasa segere wes arang-arang maknanya adalah kesehatannya, atau segar bugarnya sudah mulai jarang. Hal ini secara alami memang merujuk pada tingkat kesehatan seseorang yang telah dewasa. Sebagaimana kasus remaja jompo tadi.

Apalagi sekarang ini, sulit sekali menemukan makanan sehat kecuali masakan rumah. Ditambah lagi, pekerjaan yang sedikit menggunakan kekuatan fisik, dan kurangnya olahraga juga turut menyumbang kasus remaja jompo. Belum juga paparan polusi, dan beban kerja yang agak nggak manusiawi. Yah, patutlah kita disebut remaja jompo.

Hanya saja, mumpung baru remaja jompo, ada baiknya kita segera mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Sebisa mungkin hindari makan makanan yang nggak sehat, hindari minum minuman berpengawet dan yang mengandung pemanis buatan, dan jangan lupa berolahraga.

Ah iya, juga jangan pernah berpikiran negatif, dan sebisa mungkin berlapang dada dan maafkan segalanya. Meski sulit, tapi seiring berjalannya waktu dan disertai niat, maka kamu pasti bisa!

Itulah tadi pembahasan mengenai fenomena remaja jompo dan istilah gerang yang unik tetapi nggak salah juga. So, menurutmu gimana?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tika Maya Sari