Urang Banjar pasti tahu kuliner legendaris yang satu ini. Kuliner yang sudah seringkali dikunjungi setiap artis yang datang ke Banajarmasin.
Apalagi kalau bukan Lontong Orari? Makanan ini sudah ada sejak 1983 dan masih menjadi favorit banyak orang hingga kini. Rasanya tak sah jika ke Banjarmasin tanpa mencicipi kuliner yang satu ini.
Hal yang membuat dia bertahan, tidak lain tidak bukan karena citarasa menu yang disajikan. Ternyata panggilan Lontong Orari ini ada sejarahnya, lho. Dulu orang-orang memesannya melalui sambungan radio amatir Orari.
Lontong Orari sangat populer di kalangan mahasiswa, yang kala itu memang gemar berkomunikasi menggunakan radio Orari. Di sini tersedia lontong khas warga Banjar yang berbentuk segitiga.
Lontongnya dibungkus daun pisang yang direbus selama 6 - 8 jam hingga matang. Lontong segitiga biasa disantap bersama dengan aneka lauk berbumbu habang (bumbu merah), diantaranya haruan (ikan gabus), telur bebek rebus, ayam goreng serta sayur nangka.
Lontongnya dikenal karena porsinya yang besar. Ukuran lontongnya hampir dua kali lipat ukuran lontong Banjar pada umumnya, dan seporsi disajikan sepasang atau dua biji.
Rasanya?
Enak banget! Gurih, asin, manisnya berpadu dengan sempurna.
Kalau makan satu porsi dijamin sangat kenyang, sehingga mereka menyediakan pilihan untuk pesan separuh porsi. Untuk harganya relatif, tidak bisa dikatakan murah, namun juga tidak bisa dinilai mahal, karena porsinya besar dan citarasa yang memang sangat enak.
Kalau mau lebih hemat, bisa pesan menu dengan 2 lauk dan dimakan sepiring berdua, haha. Sekalian biar romantis.
Nah itu dia kuliner lontong orari yang populer banget di Banjarmasin dari dulu hingga kini. Wajib dicoba saat kalian ada di Banjarmasin.
Kalau mau cek ada kuliner legendaris apalagi sih selain lontong orari? Wakulovers cek saja di Wakuliner. terdapat informasi lengkap, sekaligus penunjuk arah supaya kalian tidak nyasar.
Selamat berkuliner ria!
Baca Juga
-
Mau ke Singapura Lewat Batam? Silakan Nikmati Es Bencong yang Melegenda
-
Nasi Goreng Legendaris dalam Penggorengan Gede Ini Sudah Ada Sejak 1958
-
Sate RSPP, Warung Legendaris yang Berdiri Sejak 1960-an
-
Kota Batu di Malang Ternyata Pernah Disebut Swiss Kecil di Pulau Jawa
-
Doyan Mi? Ini 4 Mi Kocok Legendaris di Bandung
Artikel Terkait
-
5 Ciri Khas Masakan Peranakan yang Wajib Kamu Tahu, Bukan Sekadar Citara Tionghoa!
-
BSD Punya Spot Kuliner Baru: Bishoku Culture Hadirkan Kelezatan Asia dalam Suasana Premium!
-
Just Do Eat: Kuliner Asian Fusion dengan Peluang Usaha yang Praktis dan Menguntungkan
-
Peluang Bisnis Kuliner Makin Terbuka Lewat Pameran Franchise Nasional
-
Buka Usaha Kuliner Kini Lebih Mudah: Sistem Kemitraan Bisa Jadi Pilihan
Lifestyle
-
4 Ide Gaya Kasual ala Kim Yo Hanyang Bisa Ditiru Buat Nongkrong!
-
4 Gaya OOTD Elegan Shin Min-A, Cocok untuk Acara Formal hingga Semi Kasual
-
Tren Kesenjangan Sosial di TikTok: Lucu, Tapi Bikin Mikir
-
Kisah Mang Adi dari Busa Pustaka: Melawan Ketimpangan Akses Terhadap Buku dan Literasi di Indonesia
-
Gen Z Wajib Intip, Ini 4 OOTD Keren ala Park Ji Hu yang Sederhana tapi Standout!
Terkini
-
Review Novel 'Kotak Pandora': Saat Hidup Hanya soal Bertahan
-
Hadirnya Pascal Struijk Ancam Posisi Duo Kapten Timnas Indonesia, Kok Bisa?
-
Rilis di Netflix, Jo Jung-suk Mainkan Peran Penting di Weak Hero Class 2
-
Korupsi Rp984 Triliun: Indonesia di Persimpangan Krisis Moral
-
Review Novel The One and Only Ruby, Kisah Gajah Kecil Keluar dari Masa Lalunya