Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani
Jopie Item (Instagram/bangkit_jp)

Di zaman sekarang ini siapa yang tidak membutuhkan musik? Hampir semua manusia membutuhkan musik karena musik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia sebab musik dapat menjadikan kita merasa senang, gembira dan nyaman.

Musik adalah serangkaian nada-nada dan suara yang biasa digunakan untuk mengekspresikan emosi manusia yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan suara. Pengelompokan musik disebut genre.

Musik mempunyai instrumen untuk mengimplementasikan suasana sesuai dengan genrenya  layaknya rock dengan aliran gitar dan drum yang cepat untuk membangkitkan semangat, blues dengan aliran gitar yang pelan untuk menciptakan suasana tenang. 

Indonesia merupakan salah satu  negara yang melahirkan seorang musisi yang luar biasa. Di antaranya seorang musisi gitar yang memiliki skill yang diakui banyak orang.  Siapa saja diantaranya ? Berikut deretan gitaris Indonesia yang  skill-nya tak diherankan orang lagi.

1. Ian Antono

Ian Antono. (Suara.com/Ismail)

Jusuf Antono Djojo atau biasa dipanggil Ian Antono adalah seorang gitaris sekaligus penulis lagu. Pria yang lahir di Malang pada tanggal 29 oktober 1950 ini merupakan seorang gitaris dari band God Bless.  Beliau  juga menggarap komposisi dan memasukkan beberapa permainan gitarnya untuk para artis. Diantaranya Nicky Astriya, Ikang Fawzi, Ebit G Ade dan lain lain.  Selain itu dia juga ahli dalam membuat lagu. Beberapa lagu yang super fenomenal yang dibuatnya yakni rumah kita, neraka jahanam dan panggung sandiwara dan masih banyak yang lainnya.

Pada awalnya, Ian Antono merupakan seorang drummer. Namun setelah mendengar musik-musik The Shadows ia mulai berminat menjadi seseorang gitaris. Ia pun akhirnya bergabung dengan band Abadi Soesman yang waktu itu namanya cukup diperhitungkan. Tahun 1970 ia hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan band Bentoel yang menjadi pengiring bagi penyanyi Emilia Contesa dan Trio The King.

Akhirnya tahun 1974 ia resmi menjadi gitaris God Bless dan merilis album-album seperti Huma Di atas Bukit (1975), Cermin (1980), Semut Hitam (1989). Nama Ian Antono mulai menarik perhatian karena pada saat itu atmosfer musik rock di Indonesia belum ada yang memulai. God Bless lah yang kali pertama memelopori. Secara otomatis Ian juga menjadi gitaris pertama yang berkibar di jalur rock Indonesia.

2. Jopie Item

Jopie Item (Instagram/bangkit_jp)

Jopie Reinhard Item atau kerap dipanggi Jopie Item lahir pada 20 Juni 1950. Pria kelahiran Manada ini merupakan gitaris dari band Abu abu. Jopie item merupakan gitaris yang sangat berbakat. Ketika usianya menginjak 14 tahun, Jodi sudah menjadi pengiring Titiek Puspa dan Mus Mualim dan juga menjadi pelengkap group musik yang terkenal saat ini seperti Eka Sapta, Buana Suara,  Baby Face dan Fabulous. Meski kemudian lebih dikenal sebagai gitaris Jazz, Jopie iten ahli dalam membawakan musik aliran apapun.

Ayah Jopie adalah seorang tokoh jazz yang bernama Lodewijk Item yang juga seorang gitaris. Dibesarkan di Surabaya, namun kemudian hijrah ke Jakarta. Bergabung dengan Jack Lesmana Combo, bersama Alex Faraqnimela, Karim Suweileh, Welly dan Rully Johan. Kemudian mendirikan grup sendiri dengan nama Jopie Item dan kawan-kawan. Bersama grupnya ini ia menjazzrock-kan lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang. Pada tahun 1976 ia menjadi pemusik jazz yang paling kontroversial karena memasukkan unsur rock dalam jazz.

Pada Tahun 1975 ia pindah ke Studio Celebrities di kawasan Blok M, Kebayoran Baru. Di sini ia banyak mengaransemen ulang musik jazz rocknya yang pernah ia ditampilkan di TVRI. Pada tahun 1976, di Taman Ismail Marzuki ia kembali bereksperimen dengan mengajak Idris Sardi untuk membuat pagelaran jazz dengan nuansa simfoni-pop, yang salah satunya berhasil memainkan lagu Es Lilin dengan citarasa jazz yang hingga kini cukup melegenda.

3. Dewa Budjana

Dewa Budjana [Instagram]

Dewa Bujana merupakan seorang gitaris yang berasal dari band GIGI. Dewa Bujana merupakan gitaris Indonesia bernama lengkap I Dewa Gede Budjana . Dia memang sangat piawai dalam memainkan gitar. Kepiawaian pria yang lahir pada tanggal 30 Agustus 1960 ini, juga diakui dunia internasional. Delapan album berskala internasional telah tercipta dari karyanya. Hingga saat ini Budjana masih tergabung dalam Gigi, band yang dibentuk pada tahun 1994.

Semangat dan bakat Budjana dalam musik, terutama gitar, telah sangat dominan sejak ia masih di sekolah dasar di Klungkung, Bali . Guru pertama Budjana adalah seorang pekerja bangunan yang tinggal di dekatnya. Dia mencuri uang dari neneknya untuk membeli gitar pertamanya.

 Dia memprioritaskan gitar dalam hidupnya, dan mulai belajar sendiri dengan memainkan lagu-lagu rock. Dia menjadi lebih bersemangat tentang musik, dan tercermin ketika Budjana pindah ke Surabaya, Jawa Timur, di mana dia mengambil kursus musik klasik, tampil dengan band dan berpartisipasi dalam banyak pertunjukan musik.

Setelah lulus, ia pergi ke Jakarta untuk mengejar karir sebagai musisi profesional. Sementara di sana, ia bertemu Jack Lesmana, seorang maestro jazz dan bapak musisi jazz Indra Lesmana, yang mengajarkan Budjana filosofi jazz.

4. Alip Ba Ta

Alief Gustakhiyat / Alip Ba Ta

Alief Gustakhiyat (31) atau biasa dikenal dengan Alip Ba Ta merupakan gitaris yang memaparkan skill-nya melewati media Youtube. Pria kelahiran Ponorogo ini merupakan gitaris yang berbakat dengan menggunakan gaya fingerstyle pada gitar.  Skill yang dimiliki beliau diakui banyak orang sampai internasional seperti apresiasi yang diberikan oleh Igor Persnyakov, Alexandr Misko, sampai gitaris band Avenged Sevendfold yaitu Synyster Gates.

Sebenarnya, dunia maya bagi Alief terasa asing lantaran kesehariannya yang jauh dari hal musik. Sebab, kala itu ia merupakan seorang supir truk yang menghabiskan waktu di jalan raya. Seiring berjalannya waktu, Alief sempat pindah kerja menjadi operator foreklift di sebuah perusahaan di kawasan Jawa Timur. Ketika punya cukup uang dari pekerjaannya itu, ia akhirnya membeli ponsel android pada tahun 2018.

Dari dorongan banyak orang Alief menggunggah sisi musiknya ke jagat maya. Berawal dari akun Facebook yang dibuat pada tahun 2018, ternyata respon banyak orang yang melihatnya bermusik dalam sekejap bertambah banyak sampai meminta Alief untuk membuat akun Youtube yang dimana ia menyalurkan sisi musiknya sekarang.

5. Ebiet G. Ade

Ebiet G Ade [Musica Studio]

Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far atau akrab dipanggil Ebiet G. Ade lahir di Banjarnegara 21 April 1954. Lagu beliau yang identik dengan petikan gitar akustiknya ini mendapatkan 8.6 % suara jajak pendapat gitaris Indonesia terpopuler. Ebiet dikenal dengan lirik-lirik lagu bertemakan alam dan kaum tersisih. Genre yang dimainkan oleh beliau adalah pop ballad yang terkenal pada Era 70-an dan 80-an.

Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan seorang musisi yaitu Kusbini. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari penontonnya.

Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.

Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama.

Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di Metro TV cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an.

Pengirim: Reza Pahlawani / Mahasiswa Semester 1 Jurusan Hubungan Masyarakat Program Vokasi Universitas Indonesia
E-mail: rezapahlawani@gmail.com