Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Prasetya Buana
Ilustrasi penulis. (pexels.com/Vlada Karpovich)

Bukan hanya sekadar hobi yang bermanfaat, menulis juga bisa dijadikan sebagai pekerjaan impian. Seperti kita ketahui, ada banyak jenis pekerjaan yang sangat membutuhkan keterampilan menulis, contohnya saja novelis, copywriter, content writer, editor, dan masih banyak lagi. Semua profesi tersebut punya prospek yang cukup menjanjikan, baik di masa sekarang maupun beberapa tahun ke depan.

Maka tak heran, kalau kamu mungkin termasuk salah seorang yang ingin memperoleh pundi-pundi penghasilan lewat kegiatan tulis-menulis. Sebelum mencapai tingkatan penulis profesional, tentunya kamu harus memulainya dari tahap pemula terlebih dahulu.

Pada saat awal meniti karir di dunia kepenulisan, biasanya akan timbul rasa khawatir, bahkan takut dalam diri seorang penulis pemula, baik itu terhadap hasil pekerjaannya maupun dirinya sendiri. Nah, berikut ini ada beberapa hal yang mungkin ditakutkan oleh kamu selaku penulis pemula. Yuk, cek apa saja.

1. Takut tidak ada yang baca

Sebagai seorang penulis, tentu wajar jika berharap tulisannya dapat dibaca oleh orang lain. Apalagi, kalau sampai memperoleh apresiasi lebih karena menginspirasi banyak pihak.

Namun, jika keinginan tersebut terlalu menggebu-gebu, hal ini pada akhirnya malah menimbulkan kekhawatiran. Yakni, kamu jadi sering bertanya-tanya dan merasa skeptis mengenai apakah tulisan kamu sudah layak dibaca, atau adakah orang yang mau membacanya? Alhasil, kamu terus-menerus berkutat dalam pikiran negatif sehingga menghambat dirimu untuk segera menerbitkan tulisan tersebut.

Padahal, setiap karya akan selalu menemukan penikmatnya, entah itu sedikit maupun banyak. Dan, penting untuk diingat, bahwa jumlah pembaca bukanlah patokan yang menunjukkan seberapa bagus suatu tulisan. Jadi, takut karya tulismu tidak dibaca itu hal yang sia-sia, ya!

2. Takut menyampaikan sesuatu yang salah lewat tulisannya

Meskipun sudah melakukan riset secara mendalam, kekhawatiran perihal tulisanmu yang mungkin saja berisikan informasi salah, masih sering ada, ‘kan? Sebenarnya hal ini pertanda bagus yang menandakan kamu punya rasa tanggung jawab terhadap apa yang telah kamu tulis, dan tak ingin membuat pembaca jadi keliru.

Namun, jika ditanggapi secara berlebihan, kekhawatiran satu ini malah akan membuat kamu ragu-ragu untuk memublikasikan karya tulis. Nah, agar kamu bisa sepenuhnya yakin pada kebenaran informasi yang terdapat dalam tulisanmu, kamu mesti melakukan cek ulang data dengan teliti, dan memastikan sumber referensi dari tulisanmu ini punya kredibilitas yang tinggi. Setelah itu, kamu boleh menayangkan tulisan tersebut agar bisa dinikmati khalayak ramai.

3. Takut tulisanmu tak sebagus orang lain

Setiap penulis punya gaya penulisannya tersendiri. Jadi, untuk apa membanding-bandingkan tulisanmu dengan tulisan milik orang lain? Apalagi, sampai membandingkan karyamu dengan karya penulis yang jauh lebih berpengalamanan daripada kamu. Tentu tidak logis, bukan?

Mungkin, selama ini kamu mengira tulisan yang baik haruslah seperti penulis A atau penulis B. Padahal, anggapan seperti ini jelas-jelas salah besar. Kamu tak perlu menjadi siapa pun untuk bisa menulis dengan bagus, cukup jadi dirimu saja, maka kamu akan menemukan keistimewaan dalam tulisanmu.

4. Takut dirimu tak berbakat dalam menulis

Usai mengirim karya tulis ke mana-mana dan menerima begitu banyak penolakan, di situasi semacam ini kerap terbesit dalam benak seorang penulis pemula, pemikiran negatif yang mengatakan kalau dirinya tidak berbakat dalam keterampilan yang sedang digelutinya. Barangkali, kamu pun suka berpikir demikian?

Sebelum memutuskan menjadi penulis seharusnya kamu sudah tahu, bahwa penolakan terhadap karya tulis merupakan salah satu proses lumrah yang kelak mesti kamu hadapi. Hanya karena beberapa karyamu tak bersambut baik, jangan lantas membuat kamu hilang harapan, apalagi berniat meninggalkan dunia kepenulisan yang sudah kamu masuki.

Ingat, di dunia ini tak ada yang instan, supaya bisa terbentuk kita harus terbentur dan terbentur lagi. Jadi, tingkatkan lagi kemampuan menulismu dengan terus berlatih dan memperbaiki kesalahan. Perlahan tapi pasti, niscaya kamu akan kompeten dalam ranah tulis-menulis.  

Itu tadi sederet kekhawatiran, mungkin juga ketakutan, yang sering melanda seorang penulis pemula. Ingat, ketakutan-ketakutan yang kamu temui saat menjadi seorang penulis mesti kamu lawan, sebab jika dibiarkan akan menghambat perkembangan dirimu juga tulisanmu. Yuk, semangat berkarya!

Prasetya Buana