Masyarakat masih memiliki stigma kurang baik terhadap debt collector atau penagih utang. Padahal, saat ini sudah ada aturan yang mengatur cara kerja debt collector. Cara menagih debt collector sekarang sudah tidak sama seperti dulu yang identik dengan kekerasan dan premanisme.
Debt collector yang resmi saat ini harus menagih dengan cara yang sopan dan baik, tidak boleh melakukan ancaman, apalagi sampai melakukan kekerasan. Jika melanggar hal tersebut, debt collector yang bersangkutan akan mendapat sanksi baik dari perusahaan tempatnya bekerja, maupun dari aparat penegak hukum.
Selain terdapat aturan, debt collector yang resmi saat ini juga harus melewati ujian dan memiliki sertifikat profesi penagihan. Di mana dalam ujian tersebut, para debt collector disajikan studi kasus yang sering terjadi di lapangan dan harus menjawab bagaimana cara menghadapinya. Jika melanggar aturan saat menagih, maka sertifikatnya bisa dicabut. Oleh karena itu, debt collector zaman sekarang tidak akan bertindak di luar batas.
Namun, saat ini tetap saja masih banyak masyakat yang takut menghadapi debt collector. Jangan takut, berikut ini hal yang bisa dilakukan saat dikunjungi debt collector.
1. Terima Kedatangannya dengan Baik
Sudah sepantasnya setiap orang memuliakan tamu yang datang. Termasuk jika tamu tersebut adalah debt collector. Terima kedatangannya dengan baik. Setidaknya membuka pintu dan temui. Jangan bersembunyi atau kabur. Karena bagaimanapun, debt collector akan berusaha bagaimanapun caranya agar dapat bertemu dengan targetnya.
Jika sejak kedatangannya sudah diterima dengan baik, maka debt collector akan menilainya dengan bagus pula. Oleh karena itu, ia akan bersikap baik pula dan menagih dengan cara ringan.
2. Bicara dengan Sopan
Ingin debt collector bicara dengan sopan, maka kita juga harus berbuat demikian. Banyak orang yang tidak melakukan hal ini. Padahal debt collector sudah menagih dengan sangat sopan. Namun, dibalas dengan tidak sopan.
Seperti ungkapan yang beredar bahwa pengutang saat ditagih akan lebih galak dari yang menagih. Jika sudah demikian, debt collector akan menagih dengan cara yang lebih ketat. Bisa nada bicaranya lebih tinggi, atau mengirimkan surat somasi.
3. Dengarkan dengan Baik
Banyak orang yang sering memotong ucapan dari debt collector sehingga ia tidak punya waktu untuk menyelesaikan pmaparan. Padahal bisa jadi, debt collector sedang menjelaskan sesuatu yang penting. Maka, kalau debt collector sedang berbicara, dengarkan dengan baik dan jangan dipotong.
Selain itu, memotong pembicaraan juga dapat membuat debt collector kesal dan hilang kesabaran.
4. Jangan Mengancam atau Mengusir
Umumnya debt collector mengawali kunjungan seorang diri, atau paling tidak hanya berdua saja. Beberapa orang yang ditagih mungkin karena merasa lebih kuat karena berada di daerahnya sendiri, maka bertindak seenaknya seperti mengancam, bahkan hingga mengusir.
Ancaman yang sering diterima debt collector misalnya akan dihajar warga sekitar hingga diteriaki maling. Tentu hal tersebut bukanlah tindakan yang benar. Bukannya menyelesaikan masalah, hal tersebut justru menambah masalah.
Hal tersebut akan memancing tindak penagihan yang lebih ketat dari debt collector. Bahkan jika tindakannya sudah berlebihan, debt collector dapat menempuh jalur hukum karena ia bekerja dalam naungan dasar hukum yang jelas.
5. Usahakan Pembayaran
Debt collector melakukan kunjungan tentu dengan tujuan untuk mendapat pembayaran. Maka sebisa mungkin lakukan pembayaran. Namun, sebelum melakukan pembayaran, pastikan identitas dan status pekerjaan debt collector. Jangan sampai kita membayar pada orang yang salah.
Selain itu, jangan lupa meminta bukti pembayaran yang sah. Jika belum mampu melakukan pembayaran, ceritakan kondisi keuangan yang menjadi kendala dengan jujur, misalnya sedang tidak bekerja atau ada kebutuhan lain.
Tag
Baca Juga
-
Bapak Presiden, Buzzer adalah Musuh Besar Pendidikan Kita
-
Juara eAsian Cup, Berikut ini Profil 3 Pemain Timnas eFootball Indonesia
-
Cetak Sejarah, Indonesia Sukses Jadi Juara AFC eAsian Cup Qatar!
-
4 Tips Menghadapi Tahun Politik bagi Generasi Muda, Jangan Asal Ngikut!
-
Profil Evan Soumilena, Pemain Black Steel Papua yang Juga Seorang Polisi
Artikel Terkait
-
Alasan KUR Tidak Masuk Program Penghapusan Utang UMKM, Pengamat Soroti Tantangannya
-
Daftar Barang Tak Kena PPN 12 Persen Mulai Januari 2025, Apa Saja?
-
PPN Bakal Naik 12 Persen, Pengamat: Harus Kembali Disalurkan ke Masyarakat Menengah ke Bawah
-
Kasus Timah, Transaksi Bisnis BUMN Rentan Disalahartikan sebagai Korupsi
-
Kategori UMKM yang Tak Bisa Ajukan Penghapusan Utang dari Pemerintah
Lifestyle
-
3 Cleanser Lokal Mengandung Chamomile, Cocok untuk Pemilik Kulit Sensitif
-
3 Produk The Originote Ukuran Jumbo, Ada Micellar Water dan Sunscreen Spray
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
4 Gaya Fashion Youthful ala Kim Hye-jun yang Ideal untuk Acara Mid-Forma
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Buah Nanas, Ampuh Cerahkan Kulit Kusam
Terkini
-
Melancong ke Jembatan Terindah di Jambi, Gentala Arasy
-
Selamat! NCT Dream Raih Trofi ke-2 Lagu 'When I'm With You' di Music Bank
-
Disney Umumkan 5 Drama Korea yang Tayang di Tahun 2025, Ada Knock Off!
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
3 Penyerang yang Berpotensi Tersingkir dengan Hadirnya Ole Romeny di Timnas Indonesia