Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | MUHAMMAD FAUZI
Ilustrasi trauma (Unsplash)

Ketika kita ditimpa kejadian buruk yang tak terduga dan mengalami syok hebat, tak jarang pengalaman tersebut akan membekas menjadikan sebuah trauma. Sehingga, ketika mengalami trauma kita selalu berupaya untuk menghindari kejadian serupa agar tak terulang kedua kalinya. Bahkan cenderung menimbulkan ketakutan yang berlebih dan berusaha untuk menjauhkan diri dari penyebab trauma itu sendiri.

Untuk melupakan trauma yang mendalam bergantung pada seberapa usaha kita untuk melupakannya. Terkadang adapula orang yang benar-benar terpuruk atau dihadapkan dengan keadaan hidup dan mati, maka traumanya bisa membekas seumur hidupnya. Namun, apabila trauma yang pahit tersebut tak terlalu buruk, maka mudah untuk dihilangkan.

Susahnya menghilangkan trauma terkadang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Contohnya seperti yang banyak dialami korban pelecehan seksual dan lain-lain. Selain itu, penderita tidak diberikan atau tak memiliki akses untuk mendapatkan terapi sesi konsultasi yang tepat. Sehingga, menyebabkan traumanya tidak memudar, justru makin merasa bersalah dan membenci dirinya.

Kita tentunya memiliki pendekatan masing-masing untuk menyelesaikan trauma. Akan tetapi, ada beberapa cara umum yang perlu diketahui oleh kita semua jika mengalami trauma.

1. Cobalah Bersikap Lebih Terbuka

Semakin kita menghindar dan menyimpan rapat-rapat, akan semakin parah dampak trauma yang dihasilkan. Cobalah untuk lebih terbuka dan percaya diri. Seperti bercerita pada orang yang dapat kita percaya ataupun kepada yang mengalami kejadian serupa.

Hal tersebut dapat lebih menguatkan diri karena kita merasa tidak sendiri. Selain itu, mencurahkan isi pikiran dan perasaan juga dapat dilakukan dengan cara menulis, jika kita tidak cukup nyaman untuk berbagi cerita kepada orang lain.

2. Fokuslah pada Diri Sendiri dan Orang Sekitar

Sayangi diri sendiri dan orang sekitar kita, serta mulailah untuk mencari kegiatan yang memang produktif bagi kita. Selain baik untuk kesehatan dan pengembangan diri, aktivitas juga bisa membuat kita semakin melupakan pada trauma yang di alami. Carilah lingkungan yang lebih positif dan bersosialisasi dengan orang baru adalah hal yang cukup baik untuk mengembangkan diri sendiri.

3. Berusahalah Menghadapi Rasa Takut

Takut dan cemas karena trauma merupakan hal yang wajar. Namun, takut yang berlebih dapat menurunkan produktivitas seseorang. Sehingga, penderita harus menguatkan diri dalam menghadapi ketakutan yang dirasakan.

Biarlah masa lalu menjadi masa lalu, fokuslah pada masa kini dan masa depan. Jangan sampai masa lalu terus mengendalikan kehidupan kita. Dan yang perlu kita ingat adalah selalu sabar dan tabah saat mengalami cobaan.

Itulah ketiga cara umum yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa trauma. Jika anda telah melakukan tips di atas untuk mengurangi trauma yang dialami tetapi belum memberikan hasil yang maksimal, Anda bisa konsultasi atau konseling kepada ahlinya, baik itu secara offline atau online.

MUHAMMAD FAUZI