Memiliki hubungan yang harmonis dengan pasangan pasti menjadi keinginan setiap orang. Perdebatan yang mungkin terjadi tidak membuat hubungan malah menjadi renggang, namun malah menjadi acuan mengubah diri menjadi lebih baik lagi. Pasangan yang mengerti tentang keadaanmu secara fisik maupun psikis bisa mendorongmu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut bukan hanya didasar oleh kasih sayang dan cinta, melainkan pemikiran yang logis.
Pasangan yang baik adalah pasangan yang memahami kata kesempurnaan bagi seorang manusia. Baik buruk perubahan mungkin akan selalu disadari olehnya namun bukan berarti menjadi alasan untuk meninggalkanmu. Apakah kamu sudah mendapatkan pasangan yang dewasa secara emosional? Mungkin beberapa tipe pasangan ini sudah dimiliki oleh pasanganmu!
1. Memahami pandanganmu
Ia akan memahami perspektif yang kamu berikan terhadapnya dan juga mencoba untuk memahami perasaanmu. Sekalipun ia tidak memahami apa yang kamu rasakan atau tidak sepaham dengannya, pasangan yang baik tidak akan memaksa kamu. Ia tidak akan pernah menghakimi tentang apa yang kamu utarakan kepadanya, melainkan memberikanmu pandangan terbaik darinya sehingga kamu pun bisa memahami tentang dirinya.
2. Mampu berkomunikasi
Pasangan yang mampu berkomunikasi bukan berarti akan selalu terhindar dari konflik, namun malah bisa menyelesaikan konflik tanpa melibatkan emosi sesaat. Ia akan mencari akar permasalahan dan mengajakmu berdiskusi tentang solusinya. Ia juga tidak berharap kita dapat membaca pikirannya karena ia memahami bahwa berkomunikasi adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah, ia juga akan menanyakan sesuatu tanpa asumsi.
3. Tidak terlalu memaksakan kehendak
Seperti yang sudah disebutkan di awal, pasangan yang baik akan memahami keinginan orang lain dan tidak akan memaksakan kehendaknya. Ia juga menyadari bahwa terkadang kita tidak bisa memenuhi semua keinginan orang lain, sehingga biasanya pasangan dengan sifat seperti ini cenderung lebih baik dalam mengatur ekspektasi.
4. Mampu menghadapi kekecewaan
Kekecewaan dengan pasangan rentan terjadi, apalagi jika terjadi kesalahpahaman diantaranya. Pasangan yang baik adalah ia yang berani mengungkapkan kekecewaan tanpa membuatmu merasa bersalah. Ia justru memberikanmu solusi tentang permasalahan yang dihadapi dan akan terus mendampingimu sampai masalah tersebut selesai. Kekecewaan hanya dianggap sebagai perasaan sementara dan bisa tergantikan dengan kehadiranmu di sampingnya.
Walaupun begitu, bukan berarti kita bisa semena-mena dengan pasangan ya. Banyak orang yang memilih meninggalkan pasangannya karena terlalu menuntut banyak hal dan menerima banyak kekecewaan. Sebisa mungkin, cobalah untuk memberikan yang terbaik darimu agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Baca Juga
-
Jangan Bingung, 9 Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan saat Merasa Stuck
-
Kamu Tidak Perlu Merasa Bersalah atas 6 Hal ini, Bentuk Cinta Diri Sendiri!
-
Bukan Hanya Soal Gaji, Ini 6 Alasan Karyawan Mau Bertahan di Perusahaan
-
7 Cara yang Bisa Kamu Terapkan Agar Pengeluaran Tidak Membengkak
-
7 Tanda Kamu Termasuk Orang yang Fast Learner, Salah Satunya Tidak Takut Salah!
Artikel Terkait
-
Privasi Vs Kepercayaan: Bisa Bikin Toxic, Ini Batasan Sehat dalam Hubungan di Era Digital
-
Ulasan Buku Titik Menuju Dewasa: Panduan dari Remaja Menuju Dewasa
-
5 Tanda Terjebak Abusive Relationship, Begini Cara Mengakhirinya
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Apa Itu Silent Treatment, Penyebab Perceraian Faby Marcelia dan Revand Narya
Lifestyle
-
Gambarkan Kepribadian Ceria dan 'Ekstrovert' Lewat Aroma Parfum yang Tepat
-
3 Serum Korea Mengandung Ekstrak Beras, Bikin Kulit Cerah dan Awet Muda
-
Pilihan Hemat nan Bijak! 4 Jenis Barang yang Aman Dibeli Preloved
-
4 Varian Peel Off Mask dari FAV Beauty, Ampuh Atasi Jerawat hingga Penuaan
-
Psikologi Komunikasi, Kunci Sukses dalam Berinteraksi
Terkini
-
Alfan Suaib Dapat Panggilan TC Timnas Indonesia, Paul Munster Beri Dukungan
-
Berbau Seksual, Lirik Lagu Tick Tack English Ver. Karya ILLIT Dikecam Penggemar
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Jadi Calon Rekan Setim, George Russell Beri Bocoran Ini ke Kimi Antonelli
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?