Hal yang tak lazim dalam bulan Ramadan adalah buka puasa bersama atau dikenal dengan kata bukber. Bukber yang saya maksud di sini ditujukan bukber bersama teman, keluarga jauh, reunian para alumni sekolah, intinya bukan bukber bersama keluarga yang tiap hari bisa dilakukan.
Wacana bukber biasa hangat diperbincangkan melalui grup-grup Whatsapp. Ada yang saat masih awal-awal Ramadan mulai direncanakan, walau pada akhirnya ada juga yang kandas dan hanya sebatas wacana. Itu sih hal lumrah terjadi dalam khazanah perbukberan.
Sebenarnya substansi bukber terjadi karena ingin lebih mempererat tali persaudaraan, saling tukar pikiran dan pengalaman, ataupun hanya melepas rindu karena sudah lama tak ngumpul. Dengan begitu, maka momen bukber paling tepat digunakan untuk bisa kembali kumpul bersama, baik teman mahasiswa atau organisasi, bahkan teman kerja.
Untuk itu, berikut 4 kesalahan yang kerap dilakukan saat bukber sesuai, tetapi bisa jadi masih ada masalah lain yang tak saya sebutkan, sahabat pembaca juga bisa menuliskannya, hehehe.
1. Gibah sebelum berbuka
Momen bukber memang kerap terjadi berbagai macam pembicaraan, apalagi kalau baru bisa ketemu teman lama yang sebelumnya lama tidak pernah kumpul. Tentu ada banyak pembicaraan dan tema yang hangat terjadi, dan canda tawa akan menjadi juaranya. Tetapi yang dikhawatirkan jika obrolan justru menuju dan terindikasi gibah, tentu hal itu tak bisa dibenarkan dalam dunia perbukberan.
Hal biasa terjadi saat ada teman yang sangat antusias merencanakan bukber, tetapi pada saat bukbernya terlaksana malah dia sendiri yang tidak datang. Itu mungkin saja akan menjadi bahan perbincangan diantara teman-teman yang datang bukber, selain itu masih banyak obrolan yang tidak disadari kerap menjadi obrolan gibah jika terlalu asyik ngobrolnya.
2. Lalai salat magrib
Kalau yang ini jelas kesalahan fatal jika adakan bukber lantas melalaikan kewajiban salat magrib. Walau kadang ada orang yang melakukan seperti ini saat adakan bukber karena rentan waktu yang tidak panjang. Biasanya terjadi saat bukbernya di rumah makan yang memang ramai, terlebih kalau kita datangnya belakangan.
Mungkin saja terjadi, petugas warung makan pasti akan sibuk menyiapin menu makanan bagi pelanggannya, bagi yang terlambat datang kerap kali juga terlambat datang menu makanan walau sudah masuk waktu berbuka. Alhasil, karena terlalu lama menunggu dan pada saat masih makan, eh ternyata tak sadar kalau sudah masuk waktu isya. Ya, semoga saja sahabat pembaca tidak melakukannya, kalaupun melakukan tolong untuk segera dihentikan.
3. Tidak menyegarakan berbuka
Sunnah tidak menyegerakan berbuka puasa bisa terjadi saat bukber apabila terbawa arus dalam obrolan yang terlalu asyik. Sebelum masuk waktu berbuka, di situlah momen obrolan paling seru, banyak pembahasan yang dapat diangkat, sehingga canda dan tawa terkadang tak terasa ternyata waktu berbuka sudah sampai. Apalagi kalau tempat bukbernya jauh dari suara Masjid dan juga selalu lupa lihat jam, maka di situlah terjadi potensi tanda-tanda melalaikan sunnah menyegarakan berbuka.
4. Keasyikan main medsos
Momen bukber sejatinya dapat dimanfaatkan untuk lebih mempererat persaudaraan, tetapi itu bisa saja hilang jika masing-masing individu malah keasyikan main medsos sendiri. Apalagi kalau teman lama, ada baiknya untuk lebih banyak ngobrol hal-hal yang bermanfaat daripada hanya asyik sendiri main medsos.
Kayaknya substansi bukber akan hilang kalau kerjanya main medsos mulu dan melalaikan eksistensi persaudaraan. Walaupun kita tahu bahwa medsos seakan sudah menjadi kebutuhan dasar, tetapi penting diingat bahwa kita janganlah terlena karenanya.
Itulah beberapa kesalahan yang kerap dilakukan orang-orang yang suka bukber, saya sih berharapnya semoga sahabat pembaca tak melakukannya. Apabila sahabat pembaca masih ragu-ragu jangan sampai melakukan kesalahan di atas saat bukber, mending ambil amannya saja untuk bukber di Masjid.
Tag
Baca Juga
-
Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Perlunya Akses Pendidikan Merata
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
-
Ketupat Lebaran: Ikon Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Dari Ruang Kelas ke Panggung Politik: Peran Taman Siswa dalam Membentuk Identitas Bangsa
Artikel Terkait
-
Bolehkah Membayar Hutang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Periode Satgas Ramadan Idulfitri 2025 Ditutup, Pengguna MyPertamina Meningkat
-
Pasokan Energi Aman dan Layanan Prima, Pertamina Sukses Laksanakan Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
-
Qadha Puasa Ramadan dan Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasannya
-
Inflasi Saat Bulan Ramadan Hanya 1,03 Persen Pertanda Apa?
Lifestyle
-
Ada Presentasi di Kelas? Ini 5 Tips Jitu dari Angga Fuja Widiana
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
-
Anak Hukum tapi Stylish? 5 Look Simpel tapi Classy ala Ryu Hye Young
Terkini
-
Rayakan Ulang Tahun ke-36, Ini 4 Rekomendasi Drama China Jing Boran
-
Sambal Goang yang Super Pedas, Pecel Lele 5 Saudara Primadona Baru Jambi
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?