Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Husein Fadhilah
Ilustrasi pertengkaran (istockphoto.com/Lucky Business)

Playing Victim adalah perilaku negatif yang dimiliki seseorang dimana orang tersebut merasa dirinya telah menjadi korban atas perlakuan buruk orang lain padahal ia yang telah bersalah. Orang yang gemar playing victim merasa kalau dirinya telah disakiti oleh orang lain secara berlebihan. 

Mereka akan membuat orang-orang yang berada di dekat mereka seolah-olah menjadi 'pelaku' kejahatan yang dilakukan kepada dirinya. Orang semacam ini akan selalu melakukan drama manipulatif ketika mereka tidak mau dianggap bersalah. Untuk menghindari orang-orang seperti ini, pahami karakternya yang telah diulas sebagai berikut.

1. Suka menghindar dari masalah

Yaps, ciri utama orang yang gemar playing victim adalah suka menghindar dari masalah. Pada saat mereka membuat masalah, mereka tidak tahu cara mengatasi masalah itu. Mereka tidak punya cara lain selain menghindar dan lari dengan berbagai cara.

Mereka akan menyalahkan orang lain atas masalah yang ditimbulkannya seakan orang lain lah yang bersalah. Misalnya ketika kamu dan temanmu sedang bermain bola. Suatu saat, tendangan temanmu itu mengenai kaca kelas. Temanmu akan terdeteksi sebagai orang yang gemar playing victim jika dia mencoba menghindar dari masalah itu.

2. Kekanak-kanakan

Sifat kekanak-kanakan membuat seseorang terkesan menjadi lebih lemah. Mereka yang memiliki sifat ini akan menjadi pribadi yang minim mental dan enggan untuk menghadapi apa yang telah menjadi konsekuensi atas apa yang mereka lakukan. Hal ini mengakibatkan transformasi kedewasaan mereka terhambat.

Orang yang kekanak-kanakan akan lebih memilih lari daripada menghadapi masalah yang terjadi di hidupnya. Mereka akan menyerahkan masalah itu kepada orang lain. Mereka selalu bergantung pada kekuatan orang lain dan berlindung seperti korban. 

3. Merasa paling tersakiti

 Untuk melancarkan drama manipulatifnya, orang yang gemar melakukan playing victim akan menambah proporsi keterpurukannya dengan menganggap dirinya lah yang paling tersakiti. 

Biasanya, mereka merasa tidak cukup jika hanya menyalahkan orang lain tanpa sebab. Mereka harus menambah performa dramanya dengan hal yang lebih menyentuh seperti ini. Dengan begitu, orang lain akan menarik simpati kepada mereka. 

4. Selalu menggunakan kekurangan sebagai tameng

Orang yang gemar playing victim selalu mencari sesuatu yang kurang dalam hidupnya, bahkan saat hal-hal yang baik datang. Mereka akan mengeluh tentang kekurangan itu dan membuat pihak yang mengakibatkan hadirnya keluhan itu terancam dipandang buruk. 

Kekurangan itu tak jarang mereka hadirkan di saat orang lain mulai menyalahkan mereka atas perilaku mereka. Contohnya ketika seorang maling tertangkap, dia berdalih bahwa dia melakukan itu karena tidak mendapat bantuan, padahal sudah. Nah, muncul lah prasangka buruk terhadap pemerintah yang menyebabkan simpati orang-orang berdatangan kepada maling itu sedangkan pemerintah setempat terancam kotor kredibilitasnya.

5. Suka mengungkit masa lalu

Ketika orang semacam ini berhasil terpojok atas kesalahan yang dia lakukan, mereka akan melakukan jurus sampingan yaitu mengungkit kesalahan orang yang memojokkan dia, walaupun terjadi di masa lalu. Misalkan, ketika kamu memojokkan temanmu yang telah menghilangkan kas kelas, temanmu yang memiliki mental playing victim akan mengungkit kesalahan masa lalumu. 

Mereka akan membawamu agar menyadari bahwa kamu dulu juga pernah melakukan kesalahan. Lewat perasaan itu, mereka berharap kamu akan memaafkan kesalahan mereka dengan mudah.

Itulah tadi lima tanda orang yang gemar melakukan playing victim, adakah temanmu yang memiliki tanda-tandanya?

Husein Fadhilah