Orang perfeksionis memang banyak dibutuhkan dalam suatu pekerjaan tertentu, tidak diragukan lagi kinerja orang yang memiliki sifat ini, semua pekerjaan yang ditanggungnya pasti dikerjakan dengan tepat waktu dan baik, atau bahkan sangat baik.
Namun, dalam kehidupan sehari-hari, menjadi orang yang perfeksionis tidak selalu menjadi hal yang baik. Baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitar kita.
Mengingat kita selalu berinteraksi dengan orang lain yang mana memiliki sifat yang berbeda dengan kita. Berikut ini adalah risiko menjadi orang yang perfeksionis.
Orang perfeksionis cenderung akan mempersulit dirinya sendiri, sesuatu yang harusnya bisa selesai dengan cara sederhana malah jadi rumit. Orang seperti itu akan menuntut dirinya melakukan semua hal dengan baik tanpa ada salah sedikitpun, padahal kesalahan bukan sesuatu yang memalukan. Justru dari kesalahan tersebut, seseorang bisa belajar menjadi lebih baik.
2. Mempersulit Orang Lain
Selain menyulitkan diri sendiri, orang yang perfeksionis juga terkadang menyulitkan orang lain yang berinteraksi atau bekerja sama dengannya. Kalau kamu adalah salah satu orang yang bersifat perfeksionis, jangan terlalu berlebihan dalam mengkoordinir teman yang lain ya, karena tidak semua orang harus seperti yang kamu mau.
3. Boros
Orang yang perfeksionis terkadang memiliki gaya hidup yang konsumtif, misalnya dalam berpakaian, mereka ingin penampilan yang maksimal. Tidak ada baju kusut, warna baju tidak padu, dan gaya rambut yang tidak pas dalam penampilan mereka.
4. Tidak Menikmati Hidup
Menuntut kesempurnaan dalam segala hal malah akan membuatmu tidak bisa menikmati hidup, kalau kamu menemui kesalahan atau sesuatu yang tidak tepat dalam hidupmu, itu tidak selalu harus kamu pikirkan dan perbaiki. Terkadang, yang kamu anggap tidak tepat itu adalah yang tepat.
5. Terus Menyalahkan Diri
Orang perfeksionis cenderung banyak menyalahkan dirinya sendiri atas kesalahan yang terjadi, bahkan meskipun dia sendiri tidak terlibat di dalamnya. Kalau kamu mengalami hal seperti itu, usahakan untuk tidak membiasakannya, kesalahan bukan untuk dijadikan bahan untuk merendahkan diri, tapi bahan belajar untuk jadi lebih baik.
Itulah 5 risiko menjadi orang perfeksionis, bukan berarti menjadi perfeksionis itu buruk, tapi sesuatu yang berlebihan dan dibiasakan terus menerus tentu tidak baik, bukan?
Baca Juga
-
Jadwal MotoGP San Marino 2025: Waktunya Pembalap Italia Unjuk Gigi
-
MotoGP Catalunya 2025: Perayaan Juara Dunia Tak Akan Terjadi di Misano
-
Sprint Race MotoGP Catalunya 2025: Alex Marquez Giveaway Medali Kemenangan
-
Terdepak dari Pramac, Miguel Oliveira: Keputusan Ini Mengejutkan Saya
-
CEO MotoGP Enggan Hentikan Marc Marquez yang Dianggap 'Terlalu Mendominasi'
Artikel Terkait
Lifestyle
-
4 Serum Korea Glutathione, Bikin Wajah Glowing Merata dan Cegah Flek Hitam!
-
Pemilik Anabul Wajib Tahu! 10 Kesalahan Ini Bikin Hewan Peliharaanmu Menderita
-
4 Calming Sunscreen Cica untuk Menenangkan Kulit Iritasi Akibat Jerawat
-
Stop Boros Beli Makan Siang! Ini Panduan Meal Prep Anti-Ribet buat Anak Kantoran
-
Bukan Cuma Soal Uang atau Jabatan: Apa Sih Sebenarnya Bahagia Itu?
Terkini
-
Pandji Pragiwaksono Dituntut Sanksi Hukuman 50 Kerbau usai Stand Up Comedy Singgung Adat Toraja
-
Jessica Iskandar Bangga dengan Hasil Rapor El Barack: You Are My Einstein!
-
Disebut Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Intip Profil KGPH Purbaya
-
Onad Terseret Narkoba, Menguak Apa Itu Ganja dan Ekstasi serta Bahayanya
-
Bantah Operasi Plastik, tapi Amanda Manopo Kepingin Coba usai Melahirkan?