Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Dwi Handriyani
Tumpukan Uang Koin. (Pixabay/ Pexels)

Kita terbiasa mendengar istilah pengelolaan keuangan hanya sekitar terkait bisnis/perdagangan, investasi, pekerjaan perkantoran, yang biasa disandang oleh orang dewasa. Padahal hendaknya pengelolaan keuangan biasa dikenalkan dan dilatih sejak anak-anak.

Keluarga adalah unsur terkecil di masyarakat yang akan membentuk karakter dan pola pikir anak-anak hingga akhirnya di masa dewasanya mereka bisa mengambil keputusan dan bertanggung jawab. Proses pembelajaran sejak dini di dalam mengelola uang dengan baik dapat memperkuat tujuan hidup agar cermat finansial.

Menantang pepatah "Gali lobang tutup lobang" dan menolak "Besar pasak daripada tiang". Nah, berikut empat strategi bagi orang tua untuk mengajarkan bagaimana sejak dini anak-anak mulai belajar mengelola uang dengan baik.

1. Berikan uang kepada anak sesuai dengan kebutuhannya

Hal lumrah bagi orang tua memberikan uang kepada anak-anaknya untuk dipergunakan mereka. Apakah untuk jajan, membeli buku atau perlengkapan sekolah, menabung, ataupun menjalankan sebuah usaha pada  "Market Day" di sekolahnya.

Namun, bagi orang tua yang memiliki kecukupan finansial, kerapkali mereka memberikan lebih dari yang dibutuhkan anak-anak. Oleh karena itu, apabila memang hal itu sebuah kesengajaan, maka sampaikan kepada anak-anak dengan bijak agar menggunakan seperlunya saja, jika berlebih maka bisa ditabungkan. Namun, apabila uang yang diberikan kurang, maka orang tua selayaknya memberikan pengertian dengan kata-kata yang mudah dipahami anak-anak sesuai usianya.

2. Komunikasikan bahwa mendapatkan uang itu bukan sesuatu hal yang mudah

Beruntunglah bagi anak-anak memiliki orang tua dengan kecukupan finansial. Ajarkan kepada mereka untuk tidak berhenti mengucapkan rasa syukur atas rizki kecukupan finansial keluarga kepada keluarga. Uang adalah salah satu bentuk rizki yang dititipkan Tuhan kepada manusia.

Jangan merasa sombong karena kebutuhan anak-anak sudah terpenuhi semuanya. Sampaikan kepada anak-anak bahwa orang tua sudah bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarga. Masih banyak anak-anak lainnya yang kurang beruntung di luar sana dimana mereka harus bekerja di jalanan dengan mengamen, memulung, mengemis, dll, putus sekolah, demi sesuap nasi untuk mengganjal perut.

3. Berikan contoh kepada anak-anak untuk belajar hidup hemat dan cermat

Orang tua adalah role model bagi anak-anak. Menjadi suri tauladan bagi keturunan kita lebih kuat dampaknya daripada sekedar kata-kata. Mengajarkan mengelola uang secara hemat dan cermat dapat dilakukan dengan orang tua memberikan contoh untuk membeli yang benar-benar dibutuhkan oleh keluarga. Tidak pernah menyia-nyiakan makanan pun menjadi salah satu bentuk hidup yang cermat.

Apabila ada rizki yang berlebihan, uangnya bisa ditabung, diinvestasikan, ataupun dapat berbagi kepada orang lain yang kesulitan keuangan. Menabung dan bersedekah adalah upaya orang tua di dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada sesama.

4. Beritahukan kepada anak-anak agar melaporkan penggunaan uang

Pemberian uang dari orang tua kepada anak-anak jangan dianggap selesai ketika uang sudah tersampaikan. Orang tua harus mendorong rasa tanggung jawab anak-anak dengan meminta laporan pertanggungjawaban terhadap uang yang telah diberikan.

Tanyakan kepada mereka, uangnya sudah dipergunakan untuk apa saja. Laporan bisa disampaikan secara lisan maupun tulisan oleh anak-anak-anak kepada orang tuanya. 

Itulah empat strategi bagi orang tua untuk mengajarkan anak dalam mengelola keuangan. Semoga bermanfaat!

Dwi Handriyani