Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Dwi Handriyani
Keindahan Pantai Natsepa, Desa Suli, Maluku Tengah. [Dok pribadi/Dwi Handriyani]

Masih ingatkah kita Konflik SARA di tahun 1999 yang menerpa Kota Ambon? Bagi generasi millenial kelahiran 80-90 an, peristiwa tragis yang menyayat hati itu tidak mudahlah untuk dilupakan. Kota Ambon Manise sudah lama aman dan berbenah menjadi kota yang bersih, indah, dan memiliki toleransi keagamaan yang tinggi.

Nah, pada bulan Mei lalu menjadi pengalamanku yang menyenangkan ketika berkesempatan menyambangi Kota Ambon dan sekitarnya. Begitu padatnya tugas-tugas pekerjaan yang harus di selesaikan, alhamdulillah selepas menuntaskan kewajiban bekerja, saya dan rekan kerja masih memiliki sedikit waktu untuk berkeliling kota Ambon dan sekitarnya di provinsisi Maluku.

So, sobat Yoursay apa saja nih yang bisa kita kulik pesona wisata dari Pulau Maluku, meliputi kota Ambon dan sekitarnya. Simak 4 hal menawan dari wilayah kepulauan Indonesia timur tersebut di bawah ini.

1. Wilayah Kepulauan yang Dikelilingi Pantai Putih nan Indah dan Bersih

Pantai Hunimua (Pantai Liang), Maluku Tengah. Foto: dok pribadi/Dwi Handriyani

Dikutip dari website perkim.id, provinsi Maluku adalah provinsi yang berbentuk kepulauan yang merupakan bagian dari kepulauan Maluku.

Luas wilayah provinsi Maluku 72.479 Km2 terdiri dari daratan 54.185 Km2  (7,6%) dan lautan 658.294 Km2  (92,4%), memiliki gugusan pulau sebanyak 395 buah, 83% atau sekitar 331 pulaunya belum berpenghuni.

Secara geografis Provinsi Maluku terletak diantara laut Seram di utara, samudra Hindia, dan laut Arafura di selatan. Pada bagian timur, provinsi Maluku berbatasan dengan provinsi Papua Barat. Sedangkan pada bagian barat, provinsi Maluku berbatasan denganlaut Banda.

Tak dipungkiri, kondisi tersebut menjadi sebuah anugerah destinasi wisata bagi provinsi di wilayah Indonesia timur yang dikelilingi dengan pantai yang begitu cantik dan bersih.

Sebut saja pantai Natsepa, pantai Hunimua, pantai Huluwa, dll. Dengan pasir putihnya, air laut yang biru dan bersih, hembusan angin yang menyegarkan, mampu memanjakan mata dan pikiran wisatawan yang datang. 

2. Budaya Lokal yang Mendunia

Taman Pattimura, Ikon Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia. Foto: dok pribadi/Dwi Handriyani

Masih ingatkah kalian kalau Ambon itu adalah Kota Musik Dunia? Melansir dari situs kemlu.go.id dan ambon.go.id, pada 31 Oktober 2019 yang lalu , kota Ambon dinobatkan sebagai Kota Musik Dunia yang bertepatan dengan Hari Kota Sedunia .

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB UNESCO menetapkan Ambon sebagai kota musik dalam daftar 66 kota kreatif di dunia.

Kota terbesar sekaligus ibu kota di Provinsi Maluku itu menjadi satu-satunya kota yang mewakili Indonesia untuk bersanding dengan 65 kota lain dan tergabung dalam Jaringan Organisasi Kota Kreatif, yang saat ini berjumlah 246 anggota. 

Hal itu juga nampak dari warganya yang sangat suka bernyanyi dan bermusik. Begitu pula yang kami amati dan rasakan selama bertugas di sana.

Angkutan perkotaan dengan minibus kecil acapkali memperdengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan penyanyi lokal Ambon dengan suara yang menggelegar, bahkan dengan supir taksi online yang kami naiki merasa bangga dan sangat menyukai lagu dan musik dari para musisi Nyong Ambon dan Nona Ambon Manise.

3. Tingginya Toleransi Kehidupan Beragama

Gereja Katedral Ambon. Foto: dok pribadi/Dwi Handriyani

Konflik SARA di tahun 1999 merupakan momentum yang membuat trauma bagi yang mengalami ataupun melihat pemberitaan yang membuat bergidik hati ini di masa lalu itu.

Supir taksi online yang menyertai kami selama bertugas, Pak Erwin menceritakan bagaimana dirinya harus diungsikan ke Pulau Jawa, ke daerah Manggarai, Jakarta, dan menyelesaikan pendidikan SMAnya. "Wah, ngeri pokoknya. Kepala manusia bersebaran dimana-mana," ungkap pak Erwin.

Pasca konflik tersebut, kota Ambon berbenah. Begitu pula, di segala penjuru provinsi Maluku untuk menjaga dan merawat toleransi kerukunan hidup beragama. 

Terbukti dengan adanya 5 pusat keagamaan di sana yaitu Islamic Center, Protestan Center, Katolik Center, Hindu Center, dan Buddha Center.

4. Destinasi Wisata Kuliner dan Souvenir yang Unik dan Ciamik

Makanan ringan khas Ambon, Maluku. Foto: The Ambon Manise Shop

Selepas pekerjaan selesai, saya dan rekan kerja, Bu Endang diantarkan supir kantor mengunjungi desa Tulehu. Desa dengan mayoritas penduduknya beragama Islam.

Di sana kami menyempatkan makan siang di salah satu rumah makan lokal dengan menu nasi, ulang-ulang/gado-gado, ikan kuah kuning, dan ikan bakar  sambal colo. Saya melihat beberapa pembeli meninkmati ikan kuah kuning dengan papeda/sagu maupun singkong.

Tak lupa,sebelum kembali ke Jakarta, kami menyempatkan membeli oleh-oleh khas Kota Ambon, Maluku. Berbelanja di salah satu toko souvenir, The Ambon Manise Shop, saya membeli minyak kayu putih dan ikan Asar (Ikan Asap) yang nantinya akan diolah menjadi ikan Asar suwir pedas menjadi lauk makan siang yang lezat rasanya.

Menyambangi toko oleh-oleh yang lain, kami juga membeli keripik-keripik terbuat dari talas, sukun, dan juga berburu pernak-pernik perhiasan berbahan baja putih. 

Mantul ya rasanya, bisa berkesempatan berkeliling kota Ambon dan sekitarnya, meskipun cuma sebentar bisa singgah ke beberapa tempat yang asyik.

Menyimpan berbagai pesona alam dan budaya daerah, tidak salahnya kita juga turut serta mempromosikan hal-hal menarik dari wisata kota Ambon Manise.

Yuk sobat Yoursay, kita travelling sekaligus healing ke kota Ambon.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Dwi Handriyani