Ketika anak mulai berbohong, tentu saja orangtua merasa sedih dan kesal dengan perilaku anaknya. Namun, sebagai orangtua yang bijak kita tidak boleh langsung memarahi anak tanpa mengetahui alasannya berbohong.
Anak mulai memahami arti berbohong ketika berusia 3 tahun, yang mana anak mencoba mempelajari berbagai hal dan memiliki pemikiran bahwa orangtua tidak perlu mengetahui apa yang dilakukannya. Namun, sikap yang dilakukan tersebut semata-mata karena anak belum mampu membedakan antara yang benar dan salah.
Peran orangtua sangatlah penting. Jika perbuatan berbohongnya dibiarkan begitu saja maka anak akan sulit mengontrol kebohongannya dan menjadi lihai berbohong ketika beranjak dewasa.
Sebelum terlambat maka lakukanlah pendekatan pada anak dan tanyakan alasannya berbohong. Berikut ini alasan yang memungkinkan anak berbohong.
1. Takut Mendapat Hukuman
Orangtua seringkali tidak menyadari bahwa alasan anak berbohong berasal dari perbuatan dirinya. Saat anak pertama kali melakukan kesalahan dan berkata jujur pada orangtuanya, anak justru dimarahi dan mendapatkan hukuman sehingga ketika ia berbuat kesalahan lagi, anak menjadi takut untuk berkata yang sebenarnya terjadi.
Untuk menghindari hukuman tersebut, anak akan melemparkan kesalahan itu pada orang lain atau sesuatu yang ada disekitarnya untuk melindungi diri agar tidak terkena hukuman. Misalnya, anak menyalahkan alarm yang tidak berbunyi sehingga ia bangun kesiangan. Padahal, anak tidak memasang alarm tersebut.
2. Meniru Kebiasaan Orangtua
Anak dapat dengan mudah mengenai kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang sekitarnya. Akibatnya, anak mampu meniru apapun yang dilihat atau didengarnya.
Orangtua mengajarkan anaknya berbohong baik disadari ataupun tidak. Misalnya, ketika ada tamu yang berkunjung dan tidak ingin bertemu maka orangtua memerintah anaknya dengan berkata bahwa mereka sedang tidak ada di rumah, tapi kenyataannya orangtua anak tersebut ada di rumah. Oleh karena itu, orangtua harus bisa mengontrol perkataan ketika bersama anak untuk mencegah anak memiliki kebiasaan berbohong.
3. Ingin Diberi Pujian
Terkadang, orangtua melupakan bahwa komentar negatif yang sering diucapkan kepada anak akan membuatnya tak memiliki motivasi untuk melakukan apapun karena ia merasa usaha yang dilakukan selalu terlihat salah di mata orangtuanya dan akhirnya melakukan kebohongan agar ia mendapatkan kalimat pujian. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghargai dan menyemangati anak terhadap setiap usaha yang telah anak lakukan.
Itu dia alasan anak berbohong pada orangtuanya. Orangtua dapat mengatakan secara perlahan kepada anak bahwa berbohong itu perbuatan yang tidak baik. Semoga bermanfaat.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Suara Pendukung Anies jadi Rebutan di Pilkada Jakarta, HNW: Tak Perlu Ada Dikotomi Anak Abah atau Bukan!
-
Didit Prabowo Buka Toko Dadakan di Mal, Lengangnya Pengawalan Paspampres Dipertanyakan
-
Tren Media Sosial dan Fenomena Enggan Menikah di Kalangan Anak Muda
-
Heboh Susnya Lily Pakai Jilbab Branded, Memangnya Berapa Gaji Pengasuh Anak Raffi Ahmad?
-
Majelis Taklim Deklarasikan Gerakan Anti-Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
Lifestyle
-
3 Rekomendasi Toner Lokal Mengandung Calendula, Ampuh Redakan Kemerahan
-
Tampil Modis dengan 4 Gaya Simpel ala Kang Mi-na yang Wajib Kamu Coba!
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Tea Tree, Ampuh Hempaskan Jerawat
-
Tampil Feminin saat Hangout dengan 4 Padu Padan Outfit Rok ala Beby Tsabina
-
4 Rekomendasi Liquid Blush Warna Mauve, Tampil Cantik dan Natural!
Terkini
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Gong Yoo di Netflix, Terbaru Ada The Trunk
-
Erick Thohir Cek Kondisi Rumput GBK Jelang Laga Timnas Indonesia vs Jepang
-
Ulasan Novel Little White Lies: Kehidupan Debutante yang Penuh Rahasia
-
BABYMONSTER Billionaire: Ketika Percaya Diri Mampu Bungkam Komentar Negatif
-
4 Fakta Neo Hou, Pemeran Fangs of Fortune yang Ternyata Mantan Trainee SM