Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Sapta Stori
Ilustrasi buku catatan (Unsplash/Gabrielle Henderson)

Alangkah indahnya jika hidup kita dipenuhi dengan rasa syukur.  Bersyukur dapat membuat hidup akan menjadi lebih tenang dan ringan. Namun, kita harus waspada, karena perilaku kita dalam bersyukur mungkin saja keliru, seperti misalnya melakukan beberapa perilaku berikut ini.

1. Bersyukur hanya ketika bahagia

Kita lebih mudah bersyukur ketika kita merasa bahagia, dibanding ketika kita merasa terpuruk atau kesulitan. Padahal, bersyukur bukanlah hal yang harus kita lakukan hanya ketika kita bahagia.

Justru sebaliknya, kita akan merasa bahagia dengan bersyukur. Bahkan, sekalipun dalam masa sulit, kita tetap harus bersyukur. Rasa syukur di masa sulit akan membantu kita untuk bisa lebih mudah menjalaninya.

2. Bersyukur hanya ketika mendapat karunia besar

Bersyukur ketika mendapatkan karunia besar memang hal yang baik untuk dilakukan. Namun, sejatinya tidak ada hal dalam hidup kita yang terlalu kecil untuk kita syukuri, meski sepertinya terlihat sederhana. Sebab, semua yang ada dalam hidup kita adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri.

Kesehatan, misalnya. Ketika kita menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya dengan tubuh yang sehat dan bugar, rasanya tampak biasa-biasa saja.

Namun, kita baru menyadari bahwa kesehatan adalah karunia yang begitu mahal, ketika kita tengah dalam keadaan sakit atau ketika kita melihat orang yang sakit. Hal itu membuktikan bahwa kesehatan harus kita syukuri.

Contoh lainnya ada dalam kegiatan sehari-hari, seperti makan. Jangan pernah melewatkan syukur dalam setiap makanan yang kita santap, karena tak semua orang mendapatkan kenikmatan yang sama seperti yang kita peroleh.

3. Bersyukur atas kemalangan orang lain

Disadari atau tidak, rasa tidak suka kepada orang lain terkadang membuat seseorang merasa bersyukur ketika orang itu mendapatkan kemalangan.

Hal tersebut merupakan salah satu rasa syukur yang keliru. Tidak sepantasnya kita merasa bersyukur atas kemalangan orang lain, sekalipun kita pernah merasa terzalimi olehnya.

Demikian tiga perilaku bersyukur yang keliru. Mari kita melatih diri untuk membenahi cara kita bersyukur mulai sekarang, agar hidup kita terasa lebih bermakna dan lebih mudah merasakan bahagia.

Sapta Stori