Media sosial merupakan suatu wadah yang sesuai untuk membagikan ragam hal ke publik. Terlebih, para developer gencar berlomba-lomba mengembangkan fitur-fitur terbaiknya untuk memudahkan pengguna dalam menyampaikan apapun kepada orang lain—mungkin tanpa disadari—termasuk mengenai hal-hal yang sebetulnya bersifat privasi dan rahasia.
Membagikan hal-hal dalam jumlah sewajarnya dan tidak berlebihan, tidak akan terlalu berdampak apapun terhadap kehidupan kita di dunia nyata. Justru bersosialisasi dan membagikan suatu hal dengan orang lain tandas akan memberikan manfaat terhadap kesehatan mental, seperti meningkatkan self-worth, menimbulkan perasaan senang, dan mengurangi tingkat stres.
Tak bisa dimungkiri, media sosial juga dapat membuat seseorang terjebak dengan kebiasaan oversharing, yakni membagikan hal-hal yang bersifat pribadi dan berkaitan erat dengan aktivitas dan masalah sehari-hari secara berlebihan dan tandas akan berdampak buruk bagi kesehatan mental, hubungan percintaan, dan karir.
Nah, terdapat 5 hal yang sebaiknya tidak kamu umbar sembarangan di media sosial, seperti yang telah dirangkum dari psycho2go dan sumber lainnya berikut ini.
1. Masalah keluarga
Serunyam apa pun masalahmu dengan keluarga, hindarilah mengumbarnya di media sosial. Banyak potensi merugikan apabila dirimu oversharing terhadap masalah keluarga ke publik, terlebih bagi pasangan yang sudah menikah, karenanya bisa berpotensi menyebarkan aib dan melukai perasaan pasangan.
Jalan tengah yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah keluarga adalah dengan merembuknya bersama secara baik-baik, tanpa ada pihak ketiga, termasuk orang tua. Hal ini akan berpotensi membuat mereka turut bersedih.
2. Pendapatan
Memamerkan pendapatan kepada orang terdekatmu saja, misal teman kerja, bisa berpotensi membuat pekerjaanmu dijadikan objek perbandingan, lebih buruk diremehkan orang lain. Nah, kebayangkan gimana dampaknya apabila sampai diumbar ke media sosial , yang notabenenya adalah orang-orang yang tidak dikenal, jangankan dicibir, dihina dan dijauhi oleh orang lain bahkan tak dikenal. Datamu dapat diretas dengan sangat mudah.
Oleh sebab itu, memamerkan pendapatan di sosia media hanya akan mendatangkan sejumlah dampak negatif ketimbang sekedar memperoleh perasaan senang, katakanlah wujud apresiasi kerja.
3. Ketakutan dan kelemahan
Menyadari kekurangan diri dan mau belajar memperbaiki adalah hal bagus untuk pengembang diri menjadi insan yang lebih baik. Tetapi, apapun itu yang jadi ketakutan dan kelemahanmu, sebaiknya jangan diumbar di media sosial .
Perwatakan orang berbeda-beda, ada yang baik di depan saja, bisa juga suka ngegosip atau mengumbar aib di belakang kamu. Bahkan untuk beberapa kasus, ada seseorang yang berupaya memanipulasi dan mengeksplotasi dirimu ketika mendapatkan kesempatan tersebut.
Jadi, sebelum menceritakan masalah yang tengah dihadapi atau kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu, sebaiknya, apabila dirasa perlu, pastikan mereka adalah orang-orang yang paling kamu percaya.
4. Mimpi dan tujuan
Apapun hal yang menjadi mimpi dan tujuanmu, sebaiknya disimpan untuk dirimu saja. Ada sebuah penelitian yang terbilang cukup populer dari seorang dokter psikolog bernama Peter Gollwitzer dari NYU, Ia menyimpulkan bahwa memberitahu orang-orang hal yang ingin kamu capai menciptakan rasa kesempurnaan yang terlalu dini. Meskipun, ada rasa bangga karena memberitahu orang lain hal yang ingin dilakukan, kebanggaan itu justru tidak akan memotivasi dirimu, alih-alih dapat menyakitimu di kemudian hari.
Terlebih, memberitahu mimpi dan tujuan kepada orang lain di media sosial akan perlahan mengikis motivasimu. Kenapa bisa demikian? Beberapa orang takkan senang melihat kemajuan orang lain, ada saja kritikan, cibiran, cemoohan dan omongan yang bikin mimpi dan tujuan sulit tercapai. Mending, tinggal kamu buktikan saja hasilnya daripada diumbar di media sosial .
5. Rahasia orang lain
Kamu adalah orang terpilih dari sekian banyak orang di dunia ini yang dipercayakan untuk menyimpan sebuah rahasia oleh orang terdekatmu. Maka, jangan pernah sesekali menyia-nyiakan kepercayaan tersebut dengan mengumbarnya ke orang lain apalagi ke media sosial .
Kepercayaan itu sangat mahal harganya, bahkan mesti kamu simpan hingga akhirnya hayat. Dikarenakan, kepercayaan hanya bisa diberikan kepada orang-orang tertentu saja.
Contohlah, Para pejuang kemerdekaan yang rela mati atau mengakhiri hidupnya ditangan musuh, ketimbang mesti membeberkan rahasia yang telah dimandatkan oleh negara padanya.
Itulah tadi 5 hal yang sebaiknya tidak perlu kamu umbar di media sosial demi ruang privasimu sendiri. Semoga bermanfaat.
Tag
Baca Juga
-
5 Tanda Kamu Sudah Dewasa Secara Emosional Menurut Ahli
-
5 Penemu Ini Menyesali Temuannya, Dihantui Rasa Bersalah meski Tak Membunuh
-
Ada Peringatan Hari Ciuman Internasional, Ini 6 Manfaat Ciuman Intim bagi Kesehatan Tubuh
-
Jangan Anggap Remeh, Waspadai 5 Tanda Kucing Terkena Rabies!
-
Ingin Makan Daging Tapi Takut Kolesterol? Atasi dengan 7 Sayuran Ini
Artikel Terkait
-
Scroll Tanpa Tujuan: Apakah Kita Sedang Menjadi Generasi Tanpa Fokus?
-
Mengenal Kopino, Anak-anak dari Ibu Filipina Korban Pria Korea Selatan
-
Fenomena Brain Rot: Pembusukan Otak karena Sering Konsumsi Konten Receh
-
Bukan TikTok-Instagram! Ini Media Sosial Paling Disukai Orang Indonesia Tahun 2025
-
Balik Kerja Setelah Libur Lebaran? Begini Cara Menyapa Rekan Kerja Biar Nggak Canggung
Lifestyle
-
Berniat Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Ini Bikin Kamu Makin Dekat dengan Budaya Lokal
-
Boyish hingga Feminin, 4 Ide Gaya OOTD ala Lia ITZY yang Bisa Kamu Coba
-
Biar Makin Stylish, Sontek 4 Ide Daily Outfit ala Jongho ATEEZ Ini!
-
4 Look Kasual ala Seungkwan SEVENTEEN, Nyaman Dipakai Sehari-hari!
-
5 Gaya Smart Casual dengan Kemeja ala Amelia Elle, Bisa Buat Ngantor!
Terkini
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Wajib Jaga Marwah saat Ladeni Afghanistan
-
3 Pemain Timnas Indonesia U-17 yang Layak Promosi ke Level Timnas U-20
-
Timnas Indonesia U-17: Tim Non-unggulan yang Bikin Lawan-Lawannya dalam Posisi Sulit
-
Lolos Piala Dunia U-17 2025, 3 Pemain Keturunan Ini Bisa Dinaturalisasi!
-
4 Novel Romance Berlatar Musim Gugur: Kisah Cinta di Saat Daun Berguguran