Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Aditya Prayogi
ilustrasi berpikir (pixabay/kaboompic)

Membahas seputar mimpi atau tujuan yang hendak dicapai memang cukup menyenangkan, karena dapat memacu seseorang untuk bertumbuh menjadi lebih baik di kemudian hari. Bicara soal mimpi, ada beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa mimpi seseorang bisa saja kandas di tengah jalan, bahkan di awal proses, hanya karena ada suatu yang tidak mereka sadari sebelumnya, yakni mengharapkan pujian berlebihan atau validasi dari orang lain supaya selalu termotivasi.

Nah, kamu mesti tahu mengapa pujian berlebihan justru bisa bikin kamu gagal, ini dia 3 alasannya berdasarkan riset penelitian. 

1. Dipuji bikin kamu malas berproses

ilustrasi ngantuk (pixabay/Sammy-Sander)

Sebuah penelitian yang cukup populer berjudul goal sharing and motivation dari seorang dokter psikolog bernama Peter Gollwitzer dari NYU. Pada tahun 2009, Gollwitzer dan para koleganya mempublikasikan suatu penelitian bahwa tindakan kecil seperti memberitahu goals ke khalayak, berpotensi membuat seseorang menurunkan performa dalam menyukseskan hal tersebut. 

Dalam penelitiannya, terdapat sekumpulan mahasiswa hukum yang telah dibagi menjadi 2 kelompok untuk mengisi kuisioner tentang tekad seorang menjadi pengacara di masa depan. Kelompok pertama yakni mahasiswa yang unjuk diri soal impian mereka. Kelompok kedua yakni mahasiswa yang melakukan hal sebaliknya alias diam-diam saja. 

Hasilnya mengejutkan, kelompok pertama melakukan upaya yang sangat sedikit untuk mencapai impian sebagai akibat kekurangan motivasi, ketimbang kelompok kedua. 

Para peneliti menyimpulkan bahwa ketika kamu ingin mengharapkan validasi atau pengakuan sosial dari orang lain, kamu cenderung buyar fokus terhadap mimpi atau tujuan. Hal ini dapat sedemikian mengurangi upayamu dalam menggapai impian. 

2. Dipuji bikin kamu terlena

ilustrasi sendiri (pixabay/StockSnap)

Sebuah studi dari Reed College, para peneliti ingin mengukur seberapa besar pengaruh tipe pujian tertentu terhadap motivasi seseorang. Terdapat 111 mahasiswa yang telah dibagi menjadi 3 kategori: 

  • kategori 1, adalah mereka yang diberi umpan balik berhubungan erat degan individu
  • Kategori 2, adalah mereka yang diberi umpak balik berupa metode/taktik yang mereka ambil
  • Kategori 3, adalah mereka yang tidak dipuji sama sekali..

Ketiganya akan disuruh untuk menyelesaikan suatu puzzle. Usai mengerjakannya, mereka diberi ragam komentar positif berupa “Keren, kamu pasti adalah orang paling berbakat” mereka yang kategori 1, diikuti berikutnya oleh “Keren, kamu menggunakan taktik yang cerdas” bagi kategori 2 dan satu lagi, tidak dipuji sama sekali. 

Nah, ketiganya gagal secara bersamaan pada tes terakhir. Alhasil, ketiganya mendapatkan umpan balik negatif serupa “Kalian tidak bekerja dengan baik” 

Dari penelitian, didapatilah hasil bahwa kategori 1 mengalami penurunan motivasi dibandingkan kategori 2 dan 3 usai menghadapi kegagalan-kegagalan. Sementara itu, kategori 2 mengalami peningkatan motivasi karena metode atau taktik yang digunakan memantik intuisi mereka untuk berkembang usai gagal di tes terakhir.

Oleh sebab itu, hargai tiap proses yang kamu lakukan dan jangan takut menerima kritikan dari orang lain, apabila hal tersebut bersifat konstruktif/membangun. 

3. Jika seorang pemula, feedback negatif bikin kamu gagal termotivasi

ilustrasi marah (pixabay/yogendras31)

Sebuah penelitian dari University of Chicago dari seorang profesor bernama Ayelet Fishbach mengungkapkan bahwa ia melakukan studi baru untuk menentukan bagaimana umpan balik positif dan negatif mempengaruhi pencapaian dan tujuan seseorang. Ia dan timnya menemukan:

Ketika umpan balik positif diberikan pada mereka yang memang sudah berkomitmen untuk mencapai suatu tujuan, meningkatkan motivasi mereka. Ketika umpan balik positif diberikan sebagai tanda suatu kemajuan, menurunkan motivasi mereka.

Contohnya, seorang siswa mengerjakan soal matematika dan mendapatkan nilai bagus dalam ujian. Jika ia betul-betul punya komitmen dan menyukai matematika, ia akan belajar lebih giat. Namun, jika ia melihat skor tinggi sebagai tanda kemajuan di kelas, ia mungkin akan tenang dan belajar lebih sedikit.

Lebih jauh, bagi pemula, mereka akan berupaya mendapatkan umpan balik positif sebanyak mungkin, sekalinya jatuh mereka akan sulit bangkit. Sementara itu, bagi yang sudah ahli, mereka justru cenderung ingin mendapatkan umpan balik negatif supaya mereka dapat berkembang dengan baik. 

Itu tadi 3 alasan mengapa kamu tidak boleh gila pujian dalam meraih mimpi.

Aditya Prayogi