Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Aditya Prayogi
ilustrasi bekerja (pexels/Andrea Piacquadio)

Mendengar kata optimis mungkin yang hal terlintas di benak kita adalah perasaan yakin atau positif terhadap suatu hal baik akan terjadi di masa depan. Orang yang berjiwa optimis cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi, ulet, dan penuh semangat dalam menjalani tiap lini kehidupan. Tidak hanya bagi diri sendiri, sikap optimisme juga berdampak baik bagi orang lain.

Nah, terdapat 3 fakta mengejutkan seputar sikap optimisme ini, dari resep panjang umur hingga keberhasilan karir. Seperti dilansir dari Verywell Mind, berikut adalah pemaparannya! 

1. Orang yang optimis cenderung memiliki umur panjang

ilustrasi bersama (pexels/Kampus Production)

Beberapa peneliti mengungkap bahwa ada korelasi atau keterkaitan erat antara sikap optimis dan kesehatan tubuh secara keseluruhan yang membuat seseorang berumur panjang. Pemikir yang optimis digadang-gadang memiliki tingkat hipertensi, penyakit jantung, dan bahkan risiko kanker yang lebih rendah. Faktor-faktor kesehatan ini dipengaruhi oleh fokus optimis untuk merawat diri mereka sendiri. Si perilaku optimis cenderung berolahraga lebih banyak, tidur lebih nyenyak, dan makan lebih sehat.

Dikutip dari artikel jurnal Pnas.org yang berjudul "Optimism is associated with exceptional longevity in 2 epidemiologic cohorts of men and women" terdapat penelitian yang pernah diterbitkan pada tahun 2019, mengungkapkan bahwa seseorang yang berjiwa optimis memiliki rentang hidup 11% hingga 15% lebih lama dari rata-rata manusia normal lainnya, dan kemungkinan memiliki angka harapan hidup hingga usia 85 tahun atau lebih. Orang berjiwa optimis hidup lebih lama bahkan terlepas dari status sosial ekonomi, kondisi kesehatan, depresi, integrasi sosial, dan perilaku sehat.

2. Orang yang optimis memiliki hubungan percintaan yang baik

ilustrasi pasangan (pixabay/Stocksnap)

Seseorang yang berjiwa optimis memiliki kualitas hubungan romantis yang lebih intens dan bertahan lama, menurut peneliti dari Stanford University. Dan, mungkin mengejutkan, hasil ini dapat terealisasikan bila salah satu di antara kamu punya pasangan yang optimis. Para psikolog percaya bahwa perilaku optimisme dapat membawa dampak besar bagi pasangan. Terutama, pada sikap saling mendukung satu sama lain.

Seperti dikutip dari artikel jurnal Sage Journal yang berjudul "Tempting Fate or Inviting Happiness?: Unrealistic Idealization Prevents the Decline of Marital Satisfaction." Studi ini mengungkapkan bahwa bagian dari hal yang membuat hubungan romantis menjadi positif dan bahagia adalah kecakapan dalam memecah masalah secara kooperatif yang terkait dengan perilaku optimisme masing-masing individu. 

3. Orang yang optimis berkemungkinan berhasil berhasil di masa depan

ilustrasi karir (pexels/Andrea Piacquadio)

Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa orang yang memiliki sikap optimis alias jarang mengeluh akan sukses di masa depan. Mereka yang memiliki sikap optimisme tentang karir dapat dengan mudah menemukan pemecahan masalah pada tiap tantangan. Lebih-lebih, mereka dilirik sebagai orang memiliki aura profesional dan pemimpin. 

Dikutip dari jurnal artikel science direct yang berjudul “Fostering networking behavior, career planning and optimism, and subjective career success: An intervention study” mengungkapkan bahwa orang yang berjiwa optimis dipandang lebih karismatik, lebih cenderung bertahan sampai tujuan mereka tercapai, dan merasa lebih mudah untuk melepaskan hasil buruk sehingga tidak mempengaruhi usaha mereka berikutnya. Manajer yang berjiwa optimis mungkin lebih efektif dalam membantu orang lain menjadi produktif dan mencapai tujuan mereka.

Aditya Prayogi