Tidak tahu apakah orang lain juga sama, tapi saat sebelum saya membaca buku karya Mark Manson ini, saya salah menangkap maksud judul buku tersebut. Ketika pertama kali saya membaca buku berjilid oren ini, ternyata bodo amat yang dimaksud bukanlah bodo amat yang saya kira.
Buku karya seorang blogger asal New York ini benar-benar aneh. Tapi juga menarik. Pada jilid depan buku ini sendiri terdapat sebuah kalimat, pendekatan yang waras demi menjalani hidup yang baik. Lalu judul pada bab pertama malah membuat siapa pun yang membacanya akan berpikir kalau penulis buku ini adalah orang yang gila. Bab pertamanya berjudul ‘Jangan Berusaha’.
Buku self improvement macam apa yang menyuruh pembacanya untuk tak berusaha?
Kemudian ketika saya membaca isi bab tersebut, barulah saya mengerti arti ‘Jangan Berusaha’ yang dimaksud. Pada bab ini Mark Manson menuliskan kisah seorang penulis yang menjalani tiga puluh tahun dalam hidupnya secara sia-sia. Minum alkohol, narkoba, sampai berjudi. Orang itu bernama Charles Bukowski. Pria yang menjadi pecundang selama tiga puluh tahun itu meraih kesuksesannya di usia lima puluh tahun. Kemudian saat sudah meninggal, tertulis kata ‘jangan berusaha’ pada nisan Bukowski.
Ternyata yang dimaksud jangan berusaha di sini adalah jangan berusaha mengubah diri anda dan menjadi orang lain. Bukowski bertahan sebagai pecundang yang selalu menghabiskan uangnya sampai usianya tiga puluh tahun. Tapi selama itu ia tidak pernah sama sekali mengubah siapa dirinya. Bukowski adalah seorang penulis, dan ia tidak berusaha untuk berhenti menjadi seorang penulis hanya karena ia tak punya uang.
Dari bab pertama Mark Manson sudah memberikan sebuah kesalahpahaman yang disertai penjelasan yang mengejutkan. Begitu pula dengan bab-bab selanjutnya dalam buku yang diterjemahkan dari bahasa Inggris ini. Jawaban perihal bodo amat macam apa yang sebenarnya perlu dilakukan ada pada setiap babnya.
Buku yang memiliki judul-judul gila ini, nyatanya benar-benar membawa pikiran kita untuk menjadi lebih waras lewat penjelasan tiap babnya. Menurut saya, ini adalah buku self improvement terbaik yang benar-benar membantu pembacanya meng-improve dirinya.
Baca Juga
-
Tiket Terjual Habis, ENHYPEN Tutup Tur Amerika Utara di Stadion BMO
-
Estetik! aespa Kejutkan Fans dengan Teaser Light Stick Resmi Versi Baru
-
Comeback Solo, Joy Red Velvet Kembali Bersinar dengan Lagu Love Splash!
-
Song Joong Ki dan Chun Woo Hee Hidupkan Kembali Cinta Pertama di Drama My Youth
-
Amankan Tiket! V BTS Siap Lempar Bola Pertama di Pertandingan LA Dodgers
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Lisanul Hal: Cermin Pemimpin Sejati dan Ideal
-
Keren! WNI di Jepang Tulis Buku Doa Islami Pakai Tiga Bahasa, Rampung Selama Setahun
-
Sikap Muslim Sejati dari Buku 'Beginilah Seharusnya Menjadi Seorang Muslim'
-
Review Buku 'Selalu Ada Pesan Untuk Saling Menguatkan' Karya M. Shafar Alhadi
-
5 Cara Mengajak Anak untuk Gemar Membaca, Efektif dan Menyenangkan
Ulasan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
Terkini
-
Ferry Irwandi: MBG Jangan Berhenti Mendadak, Perlu Dievaluasi dan Dibenahi
-
Dwayne Johnson Akui Bermain di The Smashing Machine Jadi Tantangan Terberat
-
Uya Menangis, Cosplay dan Lightstick Cinta Hasil Jerih Payah Raib Dijarah
-
Diisukan Dekat dengan Verrell Bramasta, Ini Pendidikan Ruby Chairani
-
El Putra dan Leya Princy Temukan Sisi Diri dalam Peran Cinta & Rangga