Orang tua mana yang mau anaknya tumbuh dan berkembang lebih lambat dari teman sebayanya. Atau mungkin terdapat perbedaan yang membuat anak terlihat mencolok di antara yang lain. Terkadang, gak semua orang tua mau menerima hal ini, apalagi dalam konteks negatif. Namun, bentuk penolakan ini justru berdampak orang tua yang membandingkan anak-anaknya dengan orang lain.
1. Kemampuan
Setiap anak memiliki keahliannya masing-masing. Kamu mungkin melihat anak-anak lain tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang luar biasa hebat. Hingga rasa kagum itu membuat kamu melupakan kemampuan yang anak miliki.
Mencoret-coret tembok dianggap perbuatan salah, menabuh ember dianggap mengganggu, membuat rumah berantakan dianggap nakal. Sadarilah bahwa anak sedang mengulik bakat dan kemampuan mereka. Alih-alih marah, bantu dia untuk menuntaskan rasa penasarannya dengan sekitar.
2. Karakter
Gak perlu membandingkan anak, setiap orang dewasa pun memiliki sifat dan perilaku yang berbeda. Jadi, untuk apa membandingkan anak yang justru akan melukai hatinya? Karakter anak yang membuat kamu kesal gak seharusnya dijadikan bahan membandingkan.
Tentu, mengubah karakter anak bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Tapi karakter juga bisa terbentuk dengan didikan orang tua. Semakin orang tua keras, bukannya melunak, anak bisa semakin memberontak dan meniru cara kamu mendidik.
3. Fisik dan penampilan
Terik matahari membuat kulit anak lebih gelap. Belum lagi, pakaiannya terlihat paling kotor dan kucel di antara teman yang lain. Akhirnya, kamu membatasi anak bermain untuk menyamakan penampilan fisiknya seperti orang lain.
Kamu marah karena lelah harus mencuci pakaian yang dipenuhi lumpur. Maka sekali-kali, coba ajak anak untuk mencuci baju bersama. Selain mengajarkannya untuk bertanggung jawab, ini juga bisa memberi pemahaman padanya, mengapa orang tua merasa kesal.
4. Kecerdasan
Serupa dengan poin pertama, setiap anak punya rentang waktunya sendiri dalam memahami suatu hal. Kamu gak bisa memaksakan dia untuk mendalami bidang yang terlalu sulit atau bahkan tidak disukai anak, hanya karena anak-anak lain lebih cerdas di bidang tersebut.
Semua anak pasti menguasai suatu hal, termasuk anak kamu. Tugas orang tua adalah membantunya menggali kecerdasan itu. Bukannya mengambil alih seluruh hidup dan keinginannya.
Jangan ambil kendali hidup anak hanya karena ingin membuatnya sama seperti anak lain. Berikan yang terbaik untuk anak dengan membantunya melakukan hal yang diinginkan dan menegur dengan cara tepat ketika mereka salah.
Tag
Baca Juga
-
'Dharma' dari Fanny Soegi, Lagu dengan Bahasa Sansekerta yang Maknanya Dalam
-
Tips Pilih Mukena Tarawih, Tampilan Cantik Tak Menjamin Kenyamanan
-
Terlalu Identik dengan Uang, Amal Jariyah Jadi Disepelekan
-
Nyoblos Jadi Mikir Lagi, Hak Suara Rakyat Miskin Dihargai Rp30.000 Demi Menang
-
Ramadhan Tahun Ini Mau Lebih Baik? Please, Jangan Wacana Doang!
Artikel Terkait
-
Kata Kapolda Kepri Soal Ibu Rantai dan Siksa Anak Sendiri di Batam
-
Siapa Ayah Rezky Aditya? Wajib Nafkahi Anak di Luar Nikahnya Sebesar Rp5 Juta per Bulan
-
Stres Saat Hamil Picu Anak Lahir Epilepsi? Ini Faktanya
-
Ulasan Buku Gaga dan Ruri: Ajari Anak agar Tidak Mengambil Milik Orang Lain
-
Netizen Unggah Foto Ivan Sugianto dengan Pamen TNI dan Polri, Ternyata Begini Hubungannya
Lifestyle
-
Wajib Beli! Ini 3 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Banyak Pilihan Shade
-
4 Inspirasi Gaya Praktis ala Jung Gun-joo, OOTD Ideal Buat Para Cowok!
-
4 Gaya Kasual ala Nashwa Zahira, Padu Padan Jeans yang Cocok untuk Hangout
-
4 Look OOTD Kekinian ala Lee Seoyeon fromis_9, Gaya Makin Super Stylish!
-
Sontek 4 Gaya Outfit Minimalis Lee Seung-woo yang Simple dan Fashionable!
Terkini
-
Sinopsis Film The Sabarmati Report, Kisah Dua Jurnalis Mengungkap Kebenaran
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
Melihat Jadwal Tur Linkin Park, Jakarta Satu-satunya Kota di Asia Tenggara
-
Ulasan Novel Seribu Wajah Ayah: Kisah Perjuangan dan Pengorbanan Ayah
-
3 Rekomendasi Drama China yang Dibintangi Cheng Yi, Terbaru Ada Deep Lurk