Terkenal dengan lagunya yang bertajuk "Asmalibrasi", Fanny Soegi kembali membawakan lagu dengan genre serupa berjudul "Dharma". Lagu ini sekaligus menjadi single perdana Fanny sejak memulai kariernya sebagai solois.
Fanny Soegi khas dengan musiknya yang menggunakan bahasa baku dan Sansekerta. Meski sulit dipahami, Dharma memiliki nuansa yang ringan dengan nada yang mudah diingat. Komposisi lagunya pun secara keseluruhan proporsional.
"Membaik keburukan yang lalu biar layu, penaka janji terpuji dharma membumi," menjadi verse yang sangat tepat dijadikan pembuka lagu Dharma. Baris pertama ini berhasil membuat saya bertanya-tanya dan penasaran tentang esensi sebenarnya dari lagu Dharma.
Menurut Fanny sendiri, lagu Dharma bermakna berusaha mengikat kembali hubungan tentang cinta, ruang, dan fiksi hidup sebagai monumen akan kesedihan. Dan saya bisa melihat itu ketika menyimak liriknya yang menarik.
Kelabu penuhi kalbu berhenti menari
Tak lagi menggoda abu tak merona
Niscaya apa benar adanya
Sepi menyapa sendiri muram hari ini
Dharma tak membumi makna hilang arti
Di awal lagu, kita dibawa untuk merasakan kesedihan melalui liriknya yang muram. Masa lalu penuh trauma digambarkan sebagai sesuatu yang kelabu, sehingga hidup rasanya tak lagi menggoda. Yang paling menonjol, lirik di atas ditutup dengan reff "Terpaksa untuk tertawa," yang terus diulang-ulang.
Namun, di chorus selanjutnya lirik lagu ini berbalik seratus delapan puluh derajat. Jika tidak disimak, pendengar mungkin mengira bahwa ini adalah pengulangan lirik sebelumnya. Tapi ternyata, pengulangan ini diikuti dengan perubahan kalimat menjadi sebaliknya.
Harapan penuhi kalbu memulai menari
Dan mulai menggoda merah yang merona
Niscaya memang benar adanya
Senang menyapa kembali riang hari ini
Dharma yang membumi makna pun berarti
Setelah satu masa yang begitu pahit berlalu, lagu ini mengajak kita untuk mengikat kembali hubungan yang sempat terputus. Soal cinta yang tak merona, ruang yang sempat muram, hingga fiksi hidup yang pernah kelabu.
Menariknya, lirik lagu yang semula "Paksakan untuk tertawa," di chorus kedua ini berubah menjadi "Rayakan untuk tertawa." Dua lirik menonjol yang menjadi garis besar dari makna lagu ini.
Sekali mendengarkan memang tak cukup untuk memahami maksud dari lagu ini. Tapi kabar baiknya, Dharma sangat cocok didengarkan ketika mengerjakan sesuatu. Suasananya positif namun tidak terlalu energik.
Sebagai penutup, "Membaik keburukan yang lalu biar layu, penaka janji terpuji dharma membumi," kembali muncul sebagai penutup dari lagu ini. Setelah dibawa memaknai tiap liriknya, kalimat tersebut tidak lagi membingungkan. Seakan menjadi penekanan, bahwa benar, yang lalu biarlah layu.
Akan tetapi, lagu Dharma akan memiliki makna masing-masing di hati penikmatnya. Lirik yang begitu mendalam seolah menggambarkan kesulitan dalam mendeskripsikan hidup ini. Agaknya, setiap kita memiliki makna "Dharma"-nya sendiri.
Baca Juga
-
Tips Pilih Mukena Tarawih, Tampilan Cantik Tak Menjamin Kenyamanan
-
Terlalu Identik dengan Uang, Amal Jariyah Jadi Disepelekan
-
Nyoblos Jadi Mikir Lagi, Hak Suara Rakyat Miskin Dihargai Rp30.000 Demi Menang
-
Ramadhan Tahun Ini Mau Lebih Baik? Please, Jangan Wacana Doang!
-
Ngebet Menikah? Simak 5 Reminder Ini
Artikel Terkait
-
Mengulik lagu Like a Movie oleh DKZ: Kabur Sejenak dari Kepenatan Duniawi untuk Me Time
-
Jejak Digital Dharma Pongrekun: Visinya Terkait Mobil Listrik Kontra dengan Jokowi, Ada Udang di Balik Batu
-
Pandji Pragiwaksono Samakan Dharma Pongrekun dengan Marshel Widianto: Ada yang Lebih Kompeten
-
Jordy Riz Merilis 'Mengalah Tetap Salah', Kisahkan Perjalanan Hubungan Yang Melelahkan
-
CACCIA Comeback Bersama Kara Chenoa, Rayakan Patah Hati Melalui Single 'Wish I Was Her'
Ulasan
-
Ulasan Drama Youthful Glory: Pernikahan Politik untuk Memberantas Korupsi
-
Kiat Jemput Karunia Tuhan yang Berkah Melimpah dalam Buku Dongkrak Rezeki
-
Novel A Murder for Miss Hortense: Tragedi Masa Lalu yang Masih Membayang
-
Novel A Deadly Inheritance: Misteri Pembunuhan Keluarga Bangsawan Inggris
-
Ulasan Novel Aksara Sevanya: Drama Hidup Remaja dan Gejolak Cinta Segitiga
Terkini
-
4 Serum Lokal Berbahan Utama Lendir Siput, Rahasia Kulit Plumpy dan Sehat!
-
Timnas U-17 Jangan Terlalu Jumawa, Uzbekistan yang Mereka Kalahkan Bukanlah Tim Juara Asia
-
Freestyle oleh Young Posse: Jadi Diri Sendiri dan Tak Ikuti Standar Orang
-
Siswa MAN 4 Jakarta, Choky Fii Ramadhani dkk Raih Dua Medali pada Ajang IYRC 2025 di Korea Selatan
-
4 Platform Loafers Stylish yang Cocok Dipakai dari Kantor sampai Hangout