Semua orang menginginkan perubahan yang salah satunya adalah segi ibadah. Ada seseorang yang bisa langsung melakukan perubahan setelah membulatkan niat; ada juga yang membutuhkan titik tertentu untuk dijadikan batu loncatan. Kira-kira, di mana kita berada?
Dalam Islam, kita mempelajari bahwa dunia sifatnya adalah persinggahan. Perjalanan dunia yang mungkin terasa begitu lama, nyatanya hanya sedikit waktu dari perjalanan yang begitu panjang setelah kematian datang. Jadi, wajar ada beberapa orang yang sebetulnya terbesit dalam diri mereka untuk kembali kepada Allah.
Disadari atau nggak, Ramadhan untuk sebagian orang adalah batu loncatan. Sebuah titik awal menuju pribadi dengan spritual yang lebih baik demi memperbaiki hubungan dengan Allah. Karena siapa yang gak tau, kalau tujuan orang-orang hidup adalah kematian? Yang jadi pertanyaan, kita udah punya apa dalam menghadapi kematian nanti?
"Ramadhan kali ini aku gak akan bolong."
"Ramadhan kali ini harus tarawih dan hatam Al-Quran!"
"Ramadhan kali ini aku mau itikaf di mesjid."
Masih banyak keinginan lainnya yang senada dengan 3 ungkapan di atas. Sayangnya persiapan, niat, dan tekad yang kurang seringkali membuat keinginan itu hanya bualan. Tapi sampai kapan kita membiarkan ini hanya menjadi wacana semata?
Seperti halnya berencana diet, siklusnya serupa. Berawal dari niat, menentukan waktu, baru merealisasikannya. Jarang sekali begitu berniat langsung melakukannya tanpa menunda atau mengulur waktu lagi. Tapi apakah cara berpikir setiap orang itu sama?
Menurut aku pribadi, mau direncanakan atau spontan, tetap perlu persiapan sebelumnya. Sebab memulai itu mudah, yang sulit adalah membiasakannya. Lantas, persiapan apa yang dibutuhkan untuk Ramadhan yang lebih baik?
Mulai dari hal kecil
Ya, gak perlu banyak berpikir, berencana, atau bahkan harus menunggu Ramadhan dulu. Sekarang juga kamu bisa langsung memulai, cukup lakukan satu ibadah kecil yang sebelumnya jarang kamu lakukan. Misalnya berdoa atau berdzikir di sela-sela waktu; mendengarkan kajian, ayat Al-Quran, atau mendengar sholawat di tengah perjalanan kerja.
Semua hal yang dilihat dari kejauhan terkadang terasa sulit dan jenuh. Jadi, daripada menghabiskan waktu karena terlalu memikirkan sisi gak enaknya, kenapa gak mulai dulu aja?
Memperkaya ilmu agama
Sedikit cerita dari pengalaman unik saya, dulu saya pernah berpikir bahwa mendengarkan kajian adalah kegiatan membosankan. Namun Ramadhan tahun lalu saya "terpaksa" mendengarkan Sirah Nabawiyah karena teman kerja saya sering menyetelnya di jam istirahat.
Dari yang saya tangkap, inti dari Sirah Nabawiyah adalah sejarah Islam dari sebelum lahirnya Nabi Muhammad saw. hingga wafat. Berawal dari terpaksa, saya jadi sukarela bahkan ketagihan karena rasa penasaran yang menggebu-gebu. Lalu tanpa sadar, banyaknya kisah dan hikmah yang menakjubkan mulai merubah saya sedikit demi sedikit.
Maksud yang ingin saya sampaikan adalah ilmu mendorong tekad kamu semakin bulat. Karena semakin banyak tau, semakin kamu ingin memperbaiki.
Seperti menonton film, mendengarkan kajian juga bisa kamu mulai dari yang sesuai selera dulu seperti sejarah Islam bisa mendengarkan Ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Adi Hidayat untuk tafsir Al-Qur'an, kata-kata motivasi dari Ustadz Hilman, atau berbicara Islam dengan logika bersama Ustadz Weemar.
Berdoa
Ramadhan tinggal sebulan lagi, apakah sampai umur kita di sana? Apakah dalam keadaan sehat? Apakah kadar keimanan kita sanggup menjalani perubahan yang baik? Setelah kamu ikhtiar dengar membiasakan hal baik dan terus belajar, tetap harus dibarengi dengan doa.
Allah adalah sebaik-baiknya pendengar. Doa-doa kecil yang tulus akan memudahkan kamu memulai hal baik di Ramadhan kali ini. Siapa tau? Setelah Ramadhan berlalu kamu tetap Allah jaga dalam ketakwaan.
Saya yakin, bukan tanpa alasan Allah membiarkan saya mendengarkan Sirah Nabawiyah tahun lalu. Barangkali, kamu yang membaca tulisan ini pun adalah salah satu pilihan Allah yang sempat terbesit untuk menjadi lebih baik di Ramadhan tahun ini.
Baca Juga
-
'Dharma' dari Fanny Soegi, Lagu dengan Bahasa Sansekerta yang Maknanya Dalam
-
Tips Pilih Mukena Tarawih, Tampilan Cantik Tak Menjamin Kenyamanan
-
Terlalu Identik dengan Uang, Amal Jariyah Jadi Disepelekan
-
Nyoblos Jadi Mikir Lagi, Hak Suara Rakyat Miskin Dihargai Rp30.000 Demi Menang
-
Ngebet Menikah? Simak 5 Reminder Ini
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Al Ghazali karya Shohibul:Jejak Spiritual Sang Hujjatul Islam
-
Kapan Ramadhan 2025? Simak Perkiraan Tanggal dan Fakta Menariknya!
-
Densus 88 Ringkus 2 Terduga Teroris Negara Islam Indonesia di OKU Timur, Inisial MD dan MA
-
Ulasan Buku Al-Farabi, Sang Maestro Filsafat yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Kelompok Hamas dan Jihad Islam Serang Lokasi Vital Militer Israel di Tel Aviv
Lifestyle
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua