4 Alasan Kamu Harus Segera Berhenti Membandingkan Anak, Mendidik Bukan Perlombaan!

Ayu Nabila | thiara chairun nisa
4 Alasan Kamu Harus Segera Berhenti Membandingkan Anak, Mendidik Bukan Perlombaan!
Ilustrasi anak yang dimarahi (Unsplash/Caleb Woods)

Orang tua mana yang mau anaknya tumbuh dan berkembang lebih lambat dari teman sebayanya. Atau mungkin terdapat perbedaan yang membuat anak terlihat mencolok di antara yang lain. Terkadang, gak semua orang tua mau menerima hal ini, apalagi dalam konteks negatif. Namun, bentuk penolakan ini justru berdampak orang tua yang membandingkan anak-anaknya dengan orang lain.

1. Kemampuan

Setiap anak memiliki keahliannya masing-masing. Kamu mungkin melihat anak-anak lain tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang luar biasa hebat. Hingga rasa kagum itu membuat kamu melupakan kemampuan yang anak miliki.

Mencoret-coret tembok dianggap perbuatan salah, menabuh ember dianggap mengganggu, membuat rumah berantakan dianggap nakal. Sadarilah bahwa anak sedang mengulik bakat dan kemampuan mereka. Alih-alih marah, bantu dia untuk menuntaskan rasa penasarannya dengan sekitar.

2. Karakter

Gak perlu membandingkan anak, setiap orang dewasa pun memiliki sifat dan perilaku yang berbeda. Jadi, untuk apa membandingkan anak yang justru akan melukai hatinya? Karakter anak yang membuat kamu kesal gak seharusnya dijadikan bahan membandingkan.

Tentu, mengubah karakter anak bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Tapi karakter juga bisa terbentuk dengan didikan orang tua. Semakin orang tua keras, bukannya melunak, anak bisa semakin memberontak dan meniru cara kamu mendidik.

3. Fisik dan penampilan

Terik matahari membuat kulit anak lebih gelap. Belum lagi, pakaiannya terlihat paling kotor dan kucel di antara teman yang lain. Akhirnya, kamu membatasi anak bermain untuk menyamakan penampilan fisiknya seperti orang lain.

Kamu marah karena lelah harus mencuci pakaian yang dipenuhi lumpur. Maka sekali-kali, coba ajak anak untuk mencuci baju bersama. Selain mengajarkannya untuk bertanggung jawab, ini juga bisa memberi pemahaman padanya, mengapa orang tua merasa kesal.

4. Kecerdasan

Serupa dengan poin pertama, setiap anak punya rentang waktunya sendiri dalam memahami suatu hal. Kamu gak bisa memaksakan dia untuk mendalami bidang yang terlalu sulit atau bahkan tidak disukai anak, hanya karena anak-anak lain lebih cerdas di bidang tersebut.

Semua anak pasti menguasai suatu hal, termasuk anak kamu. Tugas orang tua adalah membantunya menggali kecerdasan itu. Bukannya mengambil alih seluruh hidup dan keinginannya.

Jangan ambil kendali hidup anak hanya karena ingin membuatnya sama seperti anak lain. Berikan yang terbaik untuk anak dengan membantunya melakukan hal yang diinginkan dan menegur dengan cara tepat ketika mereka salah.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak