Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Syifa Fauzia
ilustrasi orang cerdas (Pexels.com/Yan Krukov)

Setiap orang mungkin ingin diakui kemampuannya, ingin diakui kecerdasannya. Namun, tidak semua orang mampu menampilkan hal tersebut dengan natural, beberapa orang justru terkesan berlebihan padahal ia sendiri belum mengukur kemampuannya. Kenyataannya, tidak semua orang yang mengaku dirinya pintar atau cerdas memang benar-benar cerdas.

Ada lho, orang-orang yang sengaja menampakkan "kecerdasannya" hanya untuk menarik perhatian dari orang lain, padahal sikap tersebut justru malah menunjukkan hal yang sebaliknya. Misalnya, beberapa sikap dibawah ini:  

1. Bersikap seolah-olah tahu semua hal

Untuk meningkatkan kepercayaan diri, seseorang yang kerapkali mengumbar kecerdasannya cenderung bersikap seolah-olah mengetahui segalanya. Bahkan, ia tidak ragu untuk membual bila di perlukan.  

2. Menanyakan pertanyaan pengetahuan yang tidak penting

Orang yang merasanya dirinya lebih cerdas dari orang lain, biasanya akan cenderung merasa gengsi hingga seringkali melemahkan opini orang lain dengan melayangkan pertanyaan "intelektual" yang sebenarnya tidak terlalu berguna dan justru terkesan abstrak atau random, sehingga membuat orang yang ditanya merasa kesulitan untuk menjawab. 

3. Selalu menyisipkan kutipan dalam setiap pembicaraan

Kutipan-kutipan dari para ahli yang biasanya disisipkan dalam setiap pembicaraan membuat orang yang mengaku-ngaku dirinya cerdas merasa terlindungi, sehingga mereka tampak begitu paham dan dianggap cerdas. Sayangnya, seringkali kutipan yang digunakan belum tentu relevan dengan arah topik yang dibicarakan. 

4. Membanggakan kecerdasan dirinya sendiri

Karena orang yang sebenarnya pintar tidak butuh validasi dari orang lain, maka sebaliknya, orang yang ingin dianggap cerdas akan terus menerus meyakinkan orang lain lewat bualan-bualan kecerdasannya. Tidak heran jika orang tersebut terus menceritakan perihal kecerdasannya. 

5. Menggunakan istilah yang rumit

Kosa kata tingkat lanjut biasanya digunakan dalam ranah profesional dan formal. Pada kasus ini, kosa kata tingkat lanjut biasanya digunakan sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa "saya cerdas" karena telah memahami istilah-istilah rumit ini. Padahal tujuan dari menyampaikan sesuatu atau berita, adalah agar dapat dimengerti orang lain, bukan malah semakin membingungkan dengan berbagai istilah yang tidak semua orang paham.

Yah, itulah tanda atau ciri-ciri orang yang biasanya mengaku-ngaku dirinya cerdas. Sebenarnya sikap tersebut justru hanya akan membuang-buang waktu dan berpeluang dijauhi teman. Orang yang benar-benar cerdas biasanya akan membuka diri dengan ide-ide atau wawasan baru dari sekitarnya.  

Video yang mungkin Anda suka

Syifa Fauzia