Semakin beranjak dewasa, seseorang sering mengalami rasa khawatir, kekosongan, dan takut akan diri sendiri dan kehidupannya. Hal tersebut tentunya berhubungan erat dengan kesehatan mental dan emosional seseorang yang sangat penting untuk diperhatikan. Fase ini biasanya sering dikenal dengan sebutan quarter life crisis. Kira-kira apa itu quarter life crisis? Apakah hal ini wajar dialami oleh orang dewasa? Lalu, bagaimana cara menghadapinya?
Quarter life crisis adalah masalah krisis emosional yang kerap menjadi penyakit para remaja yang beranjak dewasa sekitar umur 20-30 tahun. Perasaan yang timbul dari permasalahan ini biasanya seperti merasa terisolasi dalam kehidupan sehari-hari, tidak percaya diri dengan kemampuan, dan selalu ragu akan diri sendiri karena rasa cemas dan khawatir dengan masa depan dan tujuan hidupnya.
Permasalahan ini membuat orang-orang merasa kehilangan motivasi dan tujuan hidup karena sering kali memikirkan eksistensi kehidupannya, lalu berusaha menarik diri dari pergaulan yang dapat membuatnya depresi, frustasi, dan rasa khawatir yang berkepanjangan. Sebenarnya, hal tersebut diakibatkan karena pikiran berlebih dari diri sendiri tentang tujuan hidup yang belum jelas kedepannya.
Menurut para ahli dan pakar psikologi, quarter life crisis adalah keadaan normal dan bermanfaat baik untuk kehidupan, asal tau bagaimana cara menghadapi dan keluar dari zona tersebut. Jadi, tidak perlu khawatir lagi, ya!
Untuk membantu keluar dari zona tersebut, berikut 3 cara menghadapi quarter life crisis yang wajib untuk dicoba!
1. Tentukan tujuan hidup lima tahun ke depan
Cara yang pertama adalah pikirkan tujuan hidup lima tahun ke depan yang ingin dicapai. Lalu, catatlah tujuan tersebut di buku harian pribadi. Hal ini bertujuan agar segala hal yang dijalani tidak keluar dari tujuan yang akan diraih.
2. Pikirkan dampak dari tujuan lima tahun ke depan tersebut
Setelah mencatat tujuan hidup lima tahun ke depan, cobalah untuk pikirkan dampak positif dan negatif jika tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Hal ini bertujuan agar kamu memiliki strategi yang tepat untuk meraihnya dan strategi dalam penyelesaian masalah ketika tidak tercapai.
3. Bentuklah strategi dari dampak yang akan terjadi
Setelah mengetahui dampak-dampak yang akan terjadi, cobalah untuk membentuk strategi yang tepat untuk meraih tujuan tersebut. Hal ini bertujuan agar ada rasa motivasi untuk selalu mencapai apa yang diimpikan. Misalnya, kamu memiliki tujuan lima tahun ke depan sebagai pengusaha. Maka, kamu harus memiliki strategi dengan mulai mempelajari hal-hal yang harus dilakukan, mengikuti seminar kewirausahaan, dan membaca buku-buku referensi.
Selain memikirkan strategi mencapainya, pembentukan strategi ketika tujuan tersebut tidak tercapai juga tidak kalah penting. Hal ini tentunya agar terdapat pilihan lain atau plan b yang bisa untuk dicoba.
Jadi, quarter life crisis merupakan hal yang normal terjadi. Jangan lupa untuk mengaplikasikan cara menghadapinya, ya! Tetap semangat dan enjoy the life!
Video yang mungkin Anda suka
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Tips Menghindari Kesalahan karena Tidak Memperhatikan Detail Penting
-
Cek Ranking SKD CPNS 2024: 3 Cara Mudah & Cepat!
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cara Membuat Polling WhatsApp, Mudahkan Pengambilan Keputusan dalam Grup
-
Link Download Sertifikat SKD CPNS 2024 Resmi dari BKN!
Lifestyle
-
3 Cleanser Lokal Mengandung Chamomile, Cocok untuk Pemilik Kulit Sensitif
-
3 Produk The Originote Ukuran Jumbo, Ada Micellar Water dan Sunscreen Spray
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
4 Gaya Fashion Youthful ala Kim Hye-jun yang Ideal untuk Acara Mid-Forma
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Buah Nanas, Ampuh Cerahkan Kulit Kusam
Terkini
-
Usai Kualifikasi Piala Dunia, STY Langsung Dihadapkan Misi Juara AFF Cup?
-
Intip Keseruan Idola SM Entertainment di Teaser Program The Game Caterers 2
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda, Kisah Luka Seorang Anak
-
Erick Thohir Evaluasi Kinerja STY, Singgung Pemain Naturalisasi di Timnas
-
Regenerasi Terhambat: Dinasti Politik di Balik Layar Demokrasi