Organisasi merupakan hal yang penting lagi bermanfaat. Baik itu kepada anggotanya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Semakin baik sebuah organisasi, maka akan semakin banyak dampak baik dan manfaat yang dirasakan oleh anggota hingga orang-orang di luar organisasi itu sendiri.
Bagi anggotanya, organisasi menjadi wadah untuk mempersatukan banyak orang. Dengan begitu, maka akan memiliki kekuatan yang lebih besar karena tidak hanya sendirian namun bersatu dengan banyak orang. Semakin banyaknya anggota sebuah organisasi, maka akan semakin kuat juga pengaruhnya.
Karena memiliki kekuatan dan kemampuan yang lebih, maka organisasi bisa menjadi sarana untuk mencapai sebuah tujuan dengan lebih mudah. Seperti makna organisasi itu sendiri yaitu perkumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Baca juga: Akses Live Streaming Prancis vs Denmark Piala Dunia 2022 Pukul 23.00 WIB, Ini Link-nya
Meski begitu, harus kita ketahui bahwa tidak semua organisasi itu baik. Banyak juga organisasi yang toxic baik kepada anggotanya sendiri maupun orang-orang yang bersinggungan dengannya. Kita harus mewaspadainya dan kalau bisa jangan bergabung dengan organisasi yang toxic karena bisa berdampak buruk pada kita.
Berikut ini adalah 5 ciri-ciri organisasi toxic yang perlu kita waspadai.
1. Ada diskriminasi
Saat ini masyarakat umum sudah menyadari bahkan menjunjung prinsip egaliter atau kesetaraan. Jadi hendaknya tidak ada orang atau pihak yang mendiskriminasi pihak lain. Terutama dalam berorganisasi, hendaknya dalam organisasi setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Meskipun mungkin ada jabatan tertentu yang lebih tinggi sehingga memiliki pengaruh yang lebih kuat, namun bukan berarti bisa mendiskriminasi anggota yang lain. Organisasi yang masih membiarkan ada diskriminasi di dalamnya perlu dibenahi karena sudah merupakan tanda-tanda toxic.
Baca juga: Link Live Streaming Argentina vs Meksiko Piala Dunia 2022, Posisi Lionel Messi Cs Terancam?
2. Perebutan jabatan
Dalam organisasi umumnya memiliki struktur kepengurusan sendiri. Ada jabatan-jabatan tertentu yang lebih tinggi dari yang lain, misalnya ketua atau pimpinan. Hal ini agar organisasi tersebut bisa bergerak dan terkoordinasi dengan baik dan rapi.
Namun seringkali jabatan yang ada justru menjadi perebutan banyak orang. Tidak masalah jika perebutan tersebut dilakukan dengan cara persaingan yang sehat. Namun akan menjadi toxic jika terjadi perebutan jabatan dengan menghalalkan segala cara.
3. Memberi doktrin manipulatif
Beberapa organisasi tertentu memiliki prinsip yang dipahami dan menjadi anutan bagi semua anggotanya. Bahkan ada pula yang memiliki ideologi atau doktrin tersendiri. Namun hendaknya doktrin tersebut menjadi motivasi yang baik bagi anggota.
Jangan sampai doktrin dalam organisasi menjadi manipulatif. Dalam artian doktrin tersebut ditanamkan pada anggota agar mau melakukan apa saja tanpa mendapat imbalan atau benefit yang pantas.
Baca juga: Enggan Dibungkam, Suporter Iran Tunjukkan Dukungan atas Kasus Mahsa Amini di Piala Dunia 2022
4. Membuat masalah dengan orang sekitar
Organisasi yang baik harus bisa memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Minimal, kehadiran organisasi tersebut di suatu tempat tidak mengganggu orang-orang yang ada di tempat itu. Jika organisasi justru menimbulkan masalah dengan orang lain, maka organisasi tersebut sudah toxic. Terlebih jika sering cari masalah dengan orang-orang lainnya.
5. Tidak memperkenankan anggotanya keluar
Organisasi hendaknya bersifat sukarela. Kecuali beberapa organisasi tertentu misalnya yang diatur oleh pemerintah atau lembaga. Maka harusnya anggota boleh keluar dari organisasi jika berkenan. Namun jika organisasi melarang anggotanya untuk keluar, mungkin organisasi tersebut sudah toxic.
Demikian 5 ciri-ciri organisasi toxic yang perlu kita waspadai. Bagaimana organisasimu?
Video yang mungkin kamu lewatkan.
Baca Juga
-
Bapak Presiden, Buzzer adalah Musuh Besar Pendidikan Kita
-
Juara eAsian Cup, Berikut ini Profil 3 Pemain Timnas eFootball Indonesia
-
Cetak Sejarah, Indonesia Sukses Jadi Juara AFC eAsian Cup Qatar!
-
4 Tips Menghadapi Tahun Politik bagi Generasi Muda, Jangan Asal Ngikut!
-
Profil Evan Soumilena, Pemain Black Steel Papua yang Juga Seorang Polisi
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel The Name of The Game: Membongkar Topeng Toxic Masculinity
-
Iran Desak Israel Dikeluarkan dari PBB dan Organisasi Internasional
-
MEOVV Terjebak dalam Hubungan 'Toxic' di Lagu Comeback Terbaru
-
IDI Kecam Dokter Promosi Produk Kecantikan di Medsos: Melanggar Etik!
-
Mengikuti Organisasi Kampus: Sekadar Hiburan atau Langkah Menuju Karier?
Lifestyle
-
Bikin Awet Muda! 3 Rekomendasi Sunscreen dengan Kandungan Anti-Aging
-
Tertahan di Zona Nyaman, Bagaimana Pengaruh Pertemanan Terhadap Masa Depan?
-
3 Sheet Mask yang Mengandung Ceramide, Ampuh Merawat Kesehatan Skin Barrier
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
Terkini
-
Ulasan Novel The Years of the Voiceless: Potret Kehidupan di Bawah Represi
-
Gagal Raih Juara Dunia 2024, Seperti Apa Nasib Pecco Bagnaia Musim Depan?
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Jung Woo-sung Konfirmasi Punya Anak dengan Model Moon Ga-bi
-
PSSI Rilis 27 Nama Pemain Timnas untuk AFF Cup 2024, Ada Alumni PD U-17